selamat membaca!
——
"pengumuman kepada anggota MPK SMA Bina Bangsa diharap berkumpul di sekretariat MPK setelah bel pulang karena akan diadakan rapat rutinan."
Raki langsung menoleh ke arah Juan yang sedang menikmati indomie kuahnya. tentu saja karena Juan adalah anggota MPK sekolah. merasa ditatap Juan balas tatap Raki dengan raut bertanya.
"kenapa?"
dibalas Raki kedikkan bahu, lanjut menikmati katsu miliknya.
"balik nanti bareng gue apa, Ki?" tawar Athalla.
Raki spontan menoleh dengan pipi yang penuh makanan. Dania sampai tidak tahan untuk tidak tersenyum gemas. sedangkan Devan sudah berdiri, membuka kantong celananya lebar-lebar.
"Ki, masuk kantong gue, Ki! gue culik aja daripada sama Juan!"
Gigi tertawa, "jangan mau, Ki! mending sama gue! yang penting enggak sama Juan!"
mendengar namanya disangkutpautkan, Juan menimbrung obrolan mereka. lalu pandangannya jatuh pada Raki yang tertawa kecil sambil mencoba menelan makanannya.
"dari dulu sampai sekarang juga nggak ganti ya, kalian! Raki tuh punya gue!"
lalu tawa mereka pecah.
Dania menghapus air matanya setelah tertawa begitu keras, "be serious, Juan. Raki belum jadi punya siapa-siapa apalagi lo kalo nembak aja belum."
"give him a label lah minimal."
Juan menyingkirkan mangkuknya yang telah tandas.
"label cuma buat mereka yang enggak percaya diri."lalu semuanya kembali tertawa. Devan sampai memukul Athalla berkali-kali karena bagi mereka ucapan Juan sangat lucu. Juan sendiri hanya lanjut menghabiskan estehnya.
sedang Raki memilih melanjutkan makannya meskipun sedikit tidaknya ucapan Juan masuk ke tempat di mana fungsi perasaannya bekerja.
—
"take care, kalo Athalla nakal pukul aja kepalanya." pesan Juan sambil memakaikan Raki helm.
sudah lelah menjadi nyamuk bagi keduanya, sekarang Athalla pun jadi kambing hitam.
"gue gondol Raki, nyaho lo!"Juan tertawa lalu merapikan anak rambut Raki yang menghalangi matanya.
"coba aja kalo berani, Thal. kalo sekolah enggak wajib juga udah gue gatekeep nih si lucu." ucapnya sambil mengelus pipi Raki.blush
"udah ah! panas nih! buruan Thal." ucap Raki lalu menghadap ke sisi berlawanan dengan Juan agar ia tidak melihat semburat merah di pipinya.
"bentar woy!" henti Juan saat Athalla sudah akan menyalakan mesin motornya.
tangan Juan bergerak ke dagu Raki untuk membawa wajah Raki menghadapnya. alis Raki menyatu pertanda kesal, wajahnya memerah— dugaan Juan masih karena panas. kulit Raki sangat sensitif anyways. dia akan mudah memerah saat terkena cahaya matahari terlalu lama, atau saat bergesekan dengan sesuatu dengan keras. seperti bayi.
"nanti dinner di luar mau nggak?" ajaknya.
Raki semakin mengerutkan keningnya hingga semakin terlihat lucu di mata Juan.
"bukannya kalo rapat MPK bisa sampe malem?""I'll make it for us."
Raki mengangguk, "promise?"
Juan gapai kelingking Raki lalu ia kaitkan dengan miliknya.
"promise."
KAMU SEDANG MEMBACA
drop of the clouds, wonki!
FanfictionJuan terlalu sibuk buat berpikir kenapa dia ada di sini, di depan pintu putih. Menyandar pada dinding di sampingnya dengan harap yang tak pasti. sejak kapan dia menjadi sebegini terikatnya dengan Meraki Halmahera, teman masa kecilnya. [sub! ni-ki] a...