—
Mr. Halmahera:
I bet you don't know about this, yet.
His mom is insufferable, hpnya disita.
Me:
He's so damn cute.
Sedang ngapain itu om?Mr. Halmahera:
I know.
Raki mengeluh badannya pegal pegal, dibawakan ahli massage.Me:
I see.
Miss him too bad I might die this second time.Mr. Halmahera:
Lebay.
For your mental note, Juan, kamu belum loh 'minta' Raki secara resmi sama om.
Beberapa teman om sudah gatel mau minta Raki buat mempererat hubungan perusahaan tapi Om sudah sangat percaya sama kamu makanya om tanya kamu dulu.Me:
:)
Om.... We're both highschooler yang bener aja.Mr. Halmahera:
Apa salahnya diikat dulu, tunangan enggak seburuk itu loh. Ayah bundamu sudah setuju by the way.
Me:
Mereka?
They should've told me. Ttyl, om.Mr. Halmahera:
Ya, Juan.
Me:
Don't forget to tell him I miss him, susu cashew di kulkas enggak ada yang minum dan bakal expired dua hari lagi. I expect him to drink that milk.
Juan menutup ponselnya kala Sheva menyenggol lengan atasnya, ketua OSIS di depan sana meminta perhatian pada seluruh siswa yang hadir di forum. Rapat yang berjalan ini mulai membahas event tahunan sekolah yang akan diadakan bulan depan. Jobdesk Juan sudah selesai, ia hanya perlu hadir di rapat sebagai tanda partisipasi.
Setelah beberapa kali mengobrol dengan Sheva, Juan tidak ragu saat ia melangkah mendekat ke arah Sheva setelah lelaki itu memanggilnya ketika Juan berdiri di ambang pintu—kebingungan akan duduk dengan siapa.
"Takut ada eval, kak. Lihat hp terus lagi chattan sama siapa, sih?" Nadanya jelas tidak senang, Juan lempar kernyitan di dahi.
Ponselnya segera ia kantongi, "bukan urusan lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
drop of the clouds, wonki!
FanfictionJuan terlalu sibuk buat berpikir kenapa dia ada di sini, di depan pintu putih. Menyandar pada dinding di sampingnya dengan harap yang tak pasti. sejak kapan dia menjadi sebegini terikatnya dengan Meraki Halmahera, teman masa kecilnya. [sub! ni-ki] a...