</Bab 2>

112 63 46
                                    

haii happy reading Fluv

jangan lupa tekan tombol vote dan juga comment nya di setiap paragraf yaa, hargai penulis dengan hal sederhana tersebut

---------------

Naretta tipe orang yang tidak mengenal dirinya atau bahkan belum mengenal jati dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naretta tipe orang yang tidak mengenal dirinya atau bahkan belum mengenal jati dirinya. Ia cenderung memikirkan ucapan orang lain dan membenarkan ucapan itu di pemikirannya. Sama seperti saat orang-orang mengejeknya 'jelek', 'gendut', 'hitam', maka itu yang selalu ia pikirkan tentang dirinya. Gadis itu terlalu berfokus pada apa yang orang lain katakan tentangnya sehingga ia sendiri ketika ditanya 'siapa kamu?', ia akan kebingungan dengan jawabannya yang harus diberikan.

Kehilangan orang-orang disekitar nya dan pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya membuat gadis itu lebih cenderung menjauhi orang-orang sekitar. Ia takut akan kembali membuka luka lama sementara gadis itu kini harus berfokus pada tujuan akhirnya. Kuliah adalah pendidikan terakhir hingga menuju jenjang karir selanjutnya, tapi ia bahkan belum memutuskan ingin menjadi apa. Terakhir kali ia memiliki cita-cita adalah saat di bangku SMP karena banyak membaca buku mengenai kesehatan sehingga membuatnya tertarik dengan profesi kedokteran.

Sebenarnya, alasan ia dari dulu ingin menjadi seorang dokter adalah penyesalannya yang tak bisa berbuat apa-apa ketika Ibunda tercinta nya juga sang nenek menderita penyakit. Yang bisa ia lakukan hanyalah menangis pada saat itu menerima semua kata-kata penenang dari sang ibu dan nenek nya tanpa menyadari kata-kata itu bahkan hanya sebuah kepalsuan. Nyatanya mereka tidak ingin dirinya khawatir dan terus melanjutkan hidupnya.

Gadis itu tidak terlalu suka berada di keramaian. 15 tahun hidup membuatnya kadang merasa tak nyaman tatapan-tatapan yang memihak kearahnya. Pikirannya terlalu berisik untuk sekedar mengartikan tatapan itu adalah hal-hal buruk baginya.

Saat kecil ada banyak hal yang tidak bisa ia capai demi menahan dirinya tetap bertahan hidup, ia rela kehilangan banyak hal terutama dengan masa kanak-kanak nya. Semasa kecil ia tumbuh dengan prinsip 'bagaimana harus mencari uang' bukan 'bagaimana cara menghabiskan uang'. Ada beberapa hal yang sebenarnya sangat ia inginkan sedari kecil, tapi gadis itu tak pernah berani mengutarakannya. Sikapnya cukup pasif bahkan hanya untuk memberi tahu apa yang diinginkannya.

Di usia nya yang memasuki dewasa ini, keinginan-keinginan semasa kecil nya itu masih terbawa sampai sekarang. Saat memiliki sedikit kesempatan, ia akan selalu memanfaatkan kesempatan itu dengan baik karena ia tahu kesempatan-kesempatan lainnya tak akan terulang kembali.

Sama seperti ini ketika uang beasiswa nya baru saja cair, ia sempat melihat seorang mahasiswa yang keluar dari kantin sembari menenteng semangkuk bakso dengan aroma yang menggoda. Bakso berkuah bening ditaburi daun seledri dan bawang daun itu benar-benar tak bisa diabaikan. Mendadak perutnya mengidam semangkuk bakso

Dirinya sudah memperhitungkan, jika ia mengambil jatah makan nya besok maka di besok hari ia tak boleh makan siang. Jadi biarkan hari ini ia memaksa untuk memakan bakso.

LOVE PROGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang