"Oi, Lik." Seketika, Malik pun menoleh menghadap sumber suara yang ia yakini sedang memanggil namanya tersebut.
Oh, itu Yuda. Pemuda dengan perawakan rambut berwarna hitam seling putih, dengan baju casual coklat dengan bawahan putih yang sering ia pakai sehari-hari
Lebih tepatnya, adalah adiknya sendiri.
"Ajarin gw Ekonomi, dong." Ujar Yuda, menunjukkan buku dengan berbagai catatan dengan tulisan tak terlalu rapi pada Malik.
"Ada tugas kwintansi, dan gw ga paham. Hehe." Malik melihat buku tugas milik Yuda, lalu memakai kacamata minus yang ia selipkan pada kerah bajunya.
Menurut Malik, ini soal yang cukup mudah. Itu wajar, karena dia memang memiliki bakat di bidang yang terkait dengan ilmu sosial, dan juga keterkaitan dengan matematika.
Hanya saja, Yuda sendiri masih bingung kenapa anak pintar seperti dirinya malah ikut geng motor yang sedikit tidak jelas di komplek sebelah Kurang lebih, apa gunanya cobaSementara itu, Yuda atau seringkali dipanggil Ledib memiliki sifat yang bertolak belakang dengan kakaknya itu.
Dia lebih suka berdiam diri di kamarnya, sembari memainkan game yang ada di komputernya. Entah itu Valorant, ataupun game kotak-kotak dengan skin karakter putih yang terlihat seperti hantu di mata Kevin."Oh, lu tinggal hitung nilai angka yang ada disini, terus total-in aja semuanya jadi satu. Terus, pake rumus ini, kelar deh." Ucap Malik, mengarahkan satu persatu cara yang ia ucapkan kepada Yuda secara perlahan agar dirinya paham.
"Gimana, paham nggak, Dib?" Tanyanya sekali lagi, dan hanya dibalas cengiran oleh sang pelaku. Seketika, membuat Malik reflek menepuk jidatnya.
Kevin yang kebetulan lewat dengan secangkir kopi pun hanya bisa tertawa, melihat sang bungsu dengan tingkah konyol yang sehari-hari membuat si sulung lelah lahir serta batin
Bukan hanya kepada Malik, sih. Terkadang, kelakuan Yuda membuat Cakra, anggota tertua kedua yang seringkali dipanggil Ayon, juga hampir membuatnya emosi ketika mengajarkan beberapa materi pelajarankarena nilai ujian Yuda yang sempat anjlok pada saat itu.
Untung saja, Cakra tipe orang yang masih bisa mengendalikan amarahnya dengan mudah. Meski, dia adalah anggota paling tegas diantara mereka bertiga.
"Tolol. Lu keknya harus buka les private, deh. Gw jamin, itu anak baru paham kalau lu ajarinnya secara berkala. Mumpung lu anak pinter kek si Ayon, kan?" Usul Kevin, duduk bersila sembari menyeruput kopi paginya itu.
Sekarang adalah hari libur. Jadi, mereka semua sedang berada di rumah karena tidak ada kegiatan. Ya, tidak semua sih. Cakra saat ini masih sibuk berkutat di kamarnya, karena ingin segera menyelesaikan seminar proposalnya. Pasalnya, sidang proposalnya akan diadakan beberapa hari lagi.
Malik merotasikan bola matanya, "Iya, kalau gw ada waktu. Lah, lu tahu sendiri kuliah gw lagi padat-padatnya sekarang. Sama kek Ayon juga, kan?" Ujarnya, dengan tangan kanan yang sibuk menulis step by step mengerjakan soal kwintansi milik Yuda.
"Yeu, giliran waktu sama ayang aja dijabanin. Pilih kasih lu, sat." Cibir Kevin, dengan raut sinisnya beserta Yuda hanya memandang mereka berdua secara bergantian dengan duduk di atas so
Karena, Malik dan Kevin duduk beralaskan karpet dengan motif polos dengan meja kecil disebelahnya. Kurang lebih, apartemen mereka bisa dibilang cukup minimalis untuk ditempati.
Ukurannya tak terlalu besar, namun tak terlalu kecil juga dengan nuansa yang kental akan warna abu-abu dengan sisi putih Kebetulan kamar mereka terbagi pula menjadi 4 bagian, dan masing-masing kamar memiliki suasana yang berbeda-beda Tapi, tetap saja sederhana karena mereka belum punya cukup bidget untuk mendekorasi apartemen ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Brother, tapi Bobrok | YTMCI AU
Fanfiction『ALTERNATE UNIVERSE OF YTMCI¡』 -------- Ketika 4 orang yang memiliki kehidupannya masing-masing menjadi saudara, akibat suatu peristiwa yang mengharuskan mereka menjadi satu keluarga. Malik, anggota tertua yang terkadang masih ceroboh dalam bertinda...