Gong Hao melihat sisa makanan di piring dan membuangnya ke tempat sampah.
“Xi'er, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?”
"Tunggu." Fu Xi berkata dengan ringan. Dia bersandar malas di tempat tidur dan mengangkat alisnya untuk melihat ke luar.
Wanita berbaju merah itu mungkin tidak sendirian. Pasti ada konspirasi di belakangnya. Hanya saja Fu Xi tidak ingin membuat pihak lain khawatir kecuali dia yakin.
Jika wanita itu punya rencana yang lebih besar, dia pasti akan menyerang lagi.
"Aku juga memikirkan hal yang sama denganmu."
Jari-jari Gong Hao menyentuh pipi istrinya dengan lembut.
“Tunggu saja.”
————
Waktu berlalu, dan langit berangsur-angsur menjadi gelap. Kegelapan menyelimuti seluruh dek. Bayangan merah diam-diam menyelinap ke pintu kamar Gong Hao dan Fu Xi.
Kawat besi yang bengkok itu menembus lubang kunci di pintu. Setelah diputar dua kali, kunci pintu langsung mengeluarkan bunyi yang jelas.
Dalam kegelapan, suara ini sangat keras, tetapi bayangan merah itu tidak takut. Dia mengamati ruangan di bawah sinar bulan, menatap ke dua orang di tempat tidur, dan berjalan masuk dengan suara berisik.
Apa mereka benar-benar mengira makanannya enak?
Mereka berdua dibius dan tidak akan bangun sampai keesokan paginya. Mereka tidur lebih nyenyak daripada babi.
Hal yang bayang merah itu inginkan mungkin ada di kabinet.
Bayangan merah itu langsung menuju ke kabinet. Setelah membuka pintu kabinet, dia mulai mengobrak-abrik.
Brukk, klangg.
Benda itu jatuh ke lantai, tapi bayangan merah itu tidak peduli. Dia terus mencari.
Ketika Fu Xi dan Gong Hao pergi, bajak laut itu memberi mereka obat untuk Beruang Kecil. Dia melemparkannya ke lantai.
Fu Xi tidak tahan lagi. Dia berbalik dan duduk.
"Berhenti." Jika bayangan merah itu terus mencari, seluruh ruangan mungkin akan menjadi kandang babi yang berantakan!
Gong Hao menyalakan lampu di kamar.
Cahayanya terang benderang. Siapa lagi selain wanita berbaju merah yang berdiri di depan kabinet dengan wajah terkejut?
Wanita itu memandang mereka berdua dengan kaget dan mencoba lari keluar pintu.
Mereka jelas telah memakan makanan yang dia buat. Kenapa mereka masih bangun?
Melihat wanita itu hendak lari, Fu Xi mendengus.
"Kau ingin lari?"
Apa dia akan mengizinkannya?
Melihat Fu Xi menyusul, kilatan tajam melintas di mata wanita itu. Dia memutuskan untuk melawan Fu Xi saja. Gong Hao mengerutkan kening dan ingin membantu, tetapi pertempuran telah berakhir.
Wanita berbaju merah bukanlah tandingan Fu Xi. Tangannya dipelintir oleh Fu Xi dan wajahnya dipenuhi ingus dan air mata. Wanita berbaju merah itu mencoba terlihat menyedihkan sebisa mungkin.
"Uhukk."
Gong Hao memalingkan wajahnya dan mencari tisu untuk menyeka keringat Fu Xi akibat pertarungan.
"Pergi interogasi dia."
Fu Xi memelintir wanita berbaju merah itu dan membawanya ke kamar seolah sedang membawa barang.
Setelah pintu ditutup, wanita itu berlutut.
"Aku salah."
Air mata mengalir di wajahnya tak terkendali saat dia mengeluh kepada mereka, "Aku benar-benar dibutakan oleh keserakahan. Aku hanya berpikir kalian berdua kaya dan ingin datang ke kamar kalian untuk mencari sesuatu yang berharga untuk ditukar dengan biaya hidup setelah tiba di darat."
Huh.
Fu Xi mencibir, matanya dipenuhi rasa jijik.
Apa wanita itu pikir dia bisa membodohi mereka dengan kebohongan dan air mata palsu?
Obat yang wanita itu berikan kepada mereka bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh orang biasa.
"Katakan padaku yang sebenarnya."
Fu Xi mengeluarkan jarum perak yang memantulkan kilau dingin di bawah cahaya.
Wanita itu terkejut dan matanya dipenuhi kebencian saat dia melihat ke arah Fu Xi. Tidak mengherankan jika mereka bisa terbangun dari obat tersebut. Sepertinya itu karena jarumnya.
Namun, wanita itu dengan cepat menundukkan kepalanya dan merintih minta ampun.
"Aku mengatakan yang sebenarnya. Tolong, lepaskan aku. Aku tidak akan berani melakukannya lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crippled Mister Gong Is A Big Shot (21+)
RomanceTerjemahan! Bacaan pribadi! .... Dalam kehidupan terakhirnya, Fu Xi dibutakan oleh cinta, tidak merasa menyesal bahkan ketika dia memutuskan hubungan dengan keluarganya untuk menikahi seorang bajingan. Akhirnya dia terbaring di tempat tidur karena s...