7

736 67 1
                                    

        Suasana penuh ketegangan merayap di langit, ketika pesawat yang seharusnya menjadi pembawa kedamaian berubah menjadi arena tragedi yang mencekam. Tiba-tiba, sunyi senyap tergantikan oleh derap mesin yang bergemuruh, memecah keheningan malam dengan getaran yang mengejutkan.

Pesawat itu, sekonyong-konyong, kehilangan kestabilan dan mulai merintih di udara. Penumpang yang tadinya duduk dengan tenang, sekarang terperangah, wajah-wajah penuh ketakutan. Angin malam bertiup keras di ketinggian, seolah menyaksikan dengan dingin bencana yang tak terelakkan.

Dalam kekacauan yang melanda, penumpang mencari pegangan dan penjelasan yang tak kunjung datang. Suara pilot yang mencoba meredakan kepanikan terdengar lemah, terputus-putus di antara suara-suara darurat yang mengisi kabin. Momen-momen terasa berkecamuk, menciptakan ketidakpastian yang menggelayuti setiap jiwa yang berada di dalam pesawat.

Saat pesawat semakin merosot, kilatan api dan serpihan-serpihan metal menjadi pemandangan menyeramkan. Setiap orang berdoa agar pesawat dapat menciptakan keajaiban dan menghindari nasib tragis. Namun, takdir tampaknya telah ditulis dengan pena kelam di langit malam tersebut. Kejadian tragis yang tak terbayangkan menjadi kenyataan, meninggalkan luka dan duka yang mendalam di hati setiap orang yang terlibat.

 Kejadian tragis yang tak terbayangkan menjadi kenyataan, meninggalkan luka dan duka yang mendalam di hati setiap orang yang terlibat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Menurut laporan awal, pesawat tersebut kehilangan kendali saat berusaha mendarat dan menghantam tanah dengan kecepatan tinggi.'

      Pagi itu, sekitar setengah 10. Dew duduk di sofa apartemen Sena. Duduk santai, hari Sabtu— Sena ada di dapur yang terhubung langsung dengan ruang tamu. Membuat camilan.

Tengah asyik dengan acara variety, berita sekilas muncul tanpa di duga dengan headline 'Kecelakaan Pesawat X Tujuan S-B'—Dew tak mengira bahwa foto Nani dan Joong akan terpampang di layar televisi sebagai daftar penumpang.

Dew  yang sebelumnya tidak mengetahui bahwa Nani sedang dalam penerbangan yang malang itu, tampak terkejut dan terpukul oleh berita yang mengguncang ini. Ekspresinya mencerminkan kebingungan, sementara ia mencoba memproses kenyataan yang sulit dipahami.

Hatinya berdebar keras ketika suara berita menyampaikan kenyataan yang tak terduga. Keterkejutan melumpuhkannya, dan detak jantungnya seolah berhenti sejenak. Dalam sekejap, dunianya runtuh, digantikan oleh gelombang ketidakpastian dan kekhawatiran yang mendalam.

Tangannya gemetar saat mencoba menghubungi orang-orang terdekat, berharap ada informasi lebih lanjut. Bayangan ketidakpastian merayap di wajahnya, menciptakan ekspresi yang mencerminkan kecemasan dan ketakutan. Setiap detik terasa seperti sebuah abad, dan pikirannya dipenuhi oleh gambaran-gambar yang mencekam tentang nasib Nani.

Dalam kepanikan, ia berusaha memahami skala kecelakaan dan mencari tahu apakah Nani aman. Meskipun dihantui oleh ketidakpastian, ia merangkul harapan sekecil apa pun. Kecemasan dan rasa tak berdaya menyatu dalam dirinya, menciptakan lapisan emosi yang sulit diurai.

Sena yang berada di belakang konter dapur juga agak terkejut, ada kebingungan di wajahnya ada juga kelegaan.

Dalam paradoks kehidupan selingkuhan, kelegaan mungkin terasa sebagai pelarian sementara, namun kesadaran akan dampak negatifnya terhadap orang-orang yang terlibat dapat tetap menjadi bayang-bayang yang menghantui. Pilihan untuk melanjutkan atau mengakhiri hubungan terlarang akan terus memainkan peran dalam perjalanan emosional selingkuhan tersebut.

"Dew," Sena menghampiri Dew yang berusaha menghubungi seseorang, tak digubris sedikitpun oleh Dew.

"Dew—"

"Diamlah, Sena." Suara Dew keras, membuat Sena kaget. Dia tidak pernah melihat wajah Dew sepanik ini.

Pikiran Dew kacau, dia pergi dari apartemen. Menghentikan taksi yang melintas.

      Dengan langkah-langkah gemetar, Dew mencoba menyejukkan pikirannya yang dipenuhi kegelisahan. Ia berusaha menghubungi pihak berwenang dan rumah sakit untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang keadaan Nani. Sementara menunggu, suasana di sekitarnya terasa hampa, seperti waktu berhenti berputar.

Ponselnya terus berdering, dan setiap panggilan atau pesan memberikan harapan namun juga kekhawatiran baru. Ia melibatkan diri dalam sejumlah percakapan yang mencoba meredam ketegangan di dadanya, tetapi bayangan kecelakaan itu terus membayanginya. Dalam keheningan malam yang gelap, ia merenungkan kenangan bersama Nani, berharap bahwa cerita pernikahan mereka belum berakhir di sini. Ada rasa penyesalan di sudut hatinya.

Waktu terasa melambat, dan setiap detik menjadi ujian kesabaran. Dew merasa terombang-ambing antara keinginan untuk tetap kuat dan kecemasan yang meluap-luap. Ia menarik nafas dalam-dalam, berusaha menemukan ketenangan dalam kekacauan yang melanda.

Di dalam kegelapan yang memayungi hatinya, Dew berdoa dengan harapan agar Nani selamat. Rasa cemasnya dicampur dengan harapan akan keajaiban keselamatan. Meskipun kisah ini masih terlalu dini untuk diakhiri, ia memikul beban emosi yang menghujani seperti badai, mencoba tetap tegar dalam menantikan berita lebih lanjut.

Ketika berita akhirnya tiba, Dew tidak merasa lega sedikitpun. Pihak berwenang masih belum menemukan Nani dan Joong. Kemungkinan-kemungkinan tragis bisa saja terjadi.

Pada akhirnya, Dew duduk diam di rumah. Di temani ibu, ayah dan ayah mertuanya—Ayah Nani.

Dalam ruang tamu yang dipenuhi keheningan, keluarga berkumpul di sekeliling meja, menunggu dengan perasaan tegang dan khawatir. Suasana yang seharusnya penuh kehangatan keluarga, kini dipenuhi oleh gelombang kekhawatiran yang tak terucapkan. Mata-mata yang penuh ketegangan saling bertatapan, mencari kepastian di antara ketidakpastian yang menyelimuti.

Suara jam dinding menjadi pengingat yang tak terduga, menambah ketidaknyamanan di ruangan. Setiap detik terasa seperti perjalanan yang panjang, membawa kecemasan dan ketidakpastian yang semakin terasa. Percakapan menjadi seremoni bisu, hanya terputus-putus oleh desiran angin luar yang menambah dinginnya suasana.

Ponsel di tengah meja menjadi sumber harapan dan kecemasan. Setiap deringnya mengejutkan, menciptakan lonjakan detak jantung dan tatapan yang memohon untuk mendengar kabar baik. Wajah-wajah yang biasanya ceria, kini terlihat tegang dan penuh kekhawatiran, mencerminkan betapa besar arti pentingnya kabar yang mereka tunggu.

Dering ponsel Ayah Nani seperti pemicu bom, ragu-ragu dia mengangkat panggilan.

"Ya."

"Benar, atas nama Nani Hirunkit dan Joong Archen."

Dalam ketegangan yang mendalam, Ibu Dew menguatkan Dew. Meskipun kata-kata hampir tak terucap, setiap pandangan mata, setiap tarikan nafas, menjadi ungkapan perasaan yang sulit diutarakan. Mereka bersatu dalam menunggu, menyatukan harapan mereka untuk mendengar kabar baik yang akan meruntuhkan beban kekhawatiran yang ada di hati masing-masing.

"Baik, terimakasih." Ayah Nani menutup panggilan. Dia menatap satu persatu orang yang ada di sekelilingnya. Menghela nafas kasar.

"Nani dan Joong..."

Keheningan menyelimuti ruangan seperti tirai yang menutup rapat setiap getaran suara. Setiap kata yang di ucapkan Ayah Nani terdapat ketegangan yang mencekam, seolah-olah udara sendiri menahan napas untuk mengantisipasi ledakan yang akan datang. Setiap detik terasa seperti beban yang semakin berat, menciptakan atmosfer yang penuh dengan ketidakpastian dan tegangan yang menggantung di udara.

Suasana yang tegang menciptakan ruang yang terisi oleh energi yang tidak terucapkan. Pandangan mata yang saling beradu. Kedua belah pihak merasa beku dalam waktu yang seolah-olah berhenti berputar. Keheningan dan ketegangan menjadi mitra yang tak terpisahkan.

Setiap gerakan kecil pun terasa seperti gempa bumi kecil yang mengguncang keheningan. Napas yang ditarik dalam-dalam mencerminkan upaya untuk menahan diri agar tidak meledak. Tapi, di balik ketegangan yang menyelimuti, terdapat keinginan untuk menemukan kata-kata yang tepat atau tindakan yang mampu meredakan ketidaknyamanan.[]

[BL] Little Husband-Short story✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang