9. Make Me Your Mine

201 11 0
                                    

"Dith, ayolah. Masa iya kau masih mendiamkan diriku?" Bujuk seorang pria kepada seorang wanita yang saat ini tengah merajuk. Siapa lagi kalau bukan Ethan, pria asal Amerika ini yang sedang membujuk Edith yang tengah merajuk perihal masalah kemarin.

Edith sendiri lebih memilih untuk diam. Sedari tadi dirinya ini tidak menghiraukan pria asal Amerika yang sedari tadi membujuk dirinya. Baginya dan prinsipnya itu, kalau pria ini bisa? Dirinya juga lebih bisa! Alhasil ia mendiamkan pria ini. Tidak menghiraukan keberadaannya dari awal pria ini menjemput dirinya, sampai kelas berakhir. Bahkan ketika didalam kelas, ia sama sekali tidak menoleh, menatap, mendengarkan serta membalas perkataan pria ini.

"Terima kasih, bibi." Ucapnya kepada bibi pembuat makanan kampusnya. Setelah mengambil makanannya, ia segera duduk dibangku yang ada. Ia tidak memilih bangku seperti biasanya. Memakan makanannya tanpa menghiraukan perkataan pria yang terus mengekorinya inu.

Ethan yang kesabarannya sudah diambang batas, ia pun segera merebut makanan wanita yang ada di sampingnya ini Berharap wanita inu menatap dirinya, memarahinya atau bahkan memukulnya. Asalkan wanita ini mau melihatnya, ia tidak mempermasalahkan itu. Tapi dugaannya salah! Wanita ini malah menaikan kedua alisnya, beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan pria asal Amerika ini.

Ethan menggeram, mengacak rambutnya frustasi, sebelum akhirnya menyusul wanita yang bermarga sama dengannya. Dicekal tangan wanita ini, lalu dipojokkan lah sang wanita oleh dirinya. Di rapatkan ke tembok kampus dengan salah satu tangannya yang berada disamping kepala sang wanita, mencegah wanita itu kabur.

"Aku minta maaf! Jadi, bisakah kau kembali normal? Kau bisa melakukan sesuatu pada diriku, asalkan kau mau memaafkan aku! Memarahi aku atau memukul aku juga tidak apa---- aw!" Ringisan diakhir kalimat, ketika wanita ini benar-benar menendang tulang kering serta alat vitalnya. Bukan hanya meringis, ia juga menahan sakitnya serta makiannya agar tidak meledak didepan wanita ini.

"Apa?! Mau marah?!" Sarkas Edith, dengan tatapan tajam menatap pria yang ada dihadapannya ini, yang saat ini tengah mengadu kesakitan karena ulahnya.

Ethan meringis, menggelengkan kepalanya. "Gak." Jawabnya dengan terbata, karena masih menahan sakit dibagian bawahnya.

"Bajingan! Brengsek!" Kalimat makian yang Edith keluarkan tepat di depan wajah pria ini.

Ethan membelalakan matanya, mendengar kalimat makian yang keluar dari mulut wanita manis ini untuk dirinya. Ia ingin sekali marah dan menghajar apabila ada orang yang memaki dan menyentuh tubuhnya. Namun karena orang itu adalah Edith, ia jadi mengurungkan niatnya. Ia tidak mau jika kucing kecil itu berubah menjadi maung yang menyeramkan seperti yang kemarin ia lihat di mall.

"Sudah?" Tanyanya, yang sukses membuat pria yang ada di hadapannya ini menatap dirinya dengan tatapan bingung.

"Apa?" Tanya balik Ethan, yang benar-benar tidak mengerti akan maksud dari pertanyaan yang wanita ini tanyakan untuk dirinya

"Aku sudah memaki dirimu, memukul dirimu serta menendang kamu seperti apa yang kau minta, kan?" Bukan menjawab, Edith malah memberikan sebuah pertanyaan, yang dibalas anggukan oleh pria yang ada di hadapannya ini.

"Oke! Aku pulang!" Pamitnya, yang langsung meninggalkan pria berzodiak Taurus ini, yang saat ini tengah menatap dirinya dengan tatapan tidak percaya.

Baru kali ini ada seorang perempuan yang berani memaki, menendangnya, bahkan meninggalkannya. Seumur hidupnya, dari ia embrio sampai sekarang? Tidak ada perempuan yang berani berbuat hal ini kepada dirinya.

Ia langsung menghilangkan lamunannya, dan segera menyusul wanita yang sudah lebih dulu pergi meninggalkan dirinya.
---

Dilain sisi, jika Edith yang tengah merajuk dengan pria asal Amerika itu. Berbeda dengan Guinevere yang harus membujuk pria jangkung bernama Gamaliel Nicholas ini dari acara merajuknya. "Gama, kenapa diam saja?!" Rutuknya yang kesal kepada pria ini, yang sedari tadi diam saja. Menutup mulutnya, seakan dirinya ini tengah berbicara dengan patung.

OUR MISSION - JENRINA, JAEMINJEONG, RENNING, HAESELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang