٢٤

635 17 0
                                        

"Nah gitu dong" Ucap Rifad

Mereka melanjutkan cerita yang lain. Mulai mereka lulus MA sampai sekarang. Waktu mendekati adzan Maghrib. Ada sang gadis yang mencemaskan Hubbynya karena ia belum balik ke ndalem juga. Siapa lagi kalau bukan Hafidzah

"Hubby kemana sih, katanya mau cerita tapi kok sampai mau menjelang adzan Maghrib sih. Apa aku susul di aula aja ya?" Hafidzah berjalan mondar-mandir kesana-kemari demi menghilangkan rasa cemasnya dan berpikir untuk mencari Fatih

Ah, bodoh amat. Hafidzah terpaksa menyusul Fatih ke aula walaupun waktu sudah mendekati adzan Maghrib

Hafidzah menyusul Fatih ke aula. Ternyata Hafidzah tidak menemukan Fatih yang berada di aula

Santriwati itu mengambil tangan Hafidzah untuk salim "Assalamualaikum Ning Afwan, Ning Hafidzah mencari siapa kelihatannya kebingungan"

"Wa'alaikumsalam ana mencari Gus Fatih. Apakah anti lihat Gus Fatih kemana?"

"Na'am Ning, ana tadi melihat Gus Fatih ke arah asrama putra"

"Syukron katsir na'am"

"Wa iyakk Ning" santriwati itu langsung pergi dari hadapan Hafidzah tanpa mengucap salam

Astaghfirullah halladzim..
Kalau mau pergi dari hadapan seseorang, usahakan salam dahulu kecuali non muslim

"Duh gimana ya Hubby aja di asrama putra. Kalau aku kesana nanti takutnya banyak santri yang ngira aku mau ngapain, arggh pokoknya ga wajar banget gitu lho kalau aku ke asrama putra. Ya boleh sih kesana aja tapi bolehnya cuma lewat depan asrama aja ga boleh masuk-masuk. Aku yang menjadi Ning aja belum tentu boleh kesana apalagi santriwati hee-hhh ntar kena hukuman tuh. Terus sekarang gimana? Aku telepon Hubby ya gitu lah pulsaku habis. Jalan dulu aja lah nanti kalau ketemu siapa atau siapa kan bisa minta bantuan" batin Hafidzah yang berpikir sangat panjang

Dalam perjalanan menuju ndalem, Hafidzah tidak sengaja bertemu dengan teman SD nya. Dia seorang laki-laki. Hafidzah yang tidak sadar bahwa itu temannya dulu. Akhirnya dia lah yang memulai pembicaraan

"Assalamualaikum zah" Ucap Dafin

Hafidzah mengkerut kan keningnya melihat santriwan dihadapannya yang tak asing bagi Hafidzah "Wa'alaikumsalam Afwan ada apa ya?"

"Anti ga ingat sama ana?" Ucap Dafin

Dari pertanyaan Hafidzah saja sudah jelas bahwa Hafidzah tidak sama sekali mengingat Dafin, tapi wajah Dafin tak asing bagi Hafidzah

"Memang anta siapa? Bukannya santri disini ya? Ana juga baru aja kesini 3 hari lalu"

"Na'am, ana memang santri disini. Huff ana adalah teman SD anti. Apakah anti lupa?"

Hafidzah mulai berpikir "Bentar, kamu kok mirip.. Dafin?"

Dafin mengangguk dengan tersenyum "Na'am"

"Afwan na'am, ana lupa dengan anta. Soalnya semua teman SD ga pernah ngajak reonian. Dan aku juga jarang aktif wa"

"Ga papa zah. Oh ya kamu kenal sama keluarga ndalem ya? Soalnya ana lihat kamu deket sama kyai dan Gus Fatih"

"Na'am. Ana kenal kyai itu dari Gus Fatih, dan Gus Fatih itu adalah-" Ucapan Hafidzah terpotong dengan pembicaraan Dafin

"Jangan bilang kalau suamimu?"

"Kalau iya kenapa?" Hafidzah mengangkat sebelah alisnya

Bener dugaan Dafin bahwa Hafidzah istri dari Gus Fatih

"Nah bener kan, zah kamu beruntung banget tau gak punya suami spek kayak Gus Fatih"

"Mang kenapa?" Dari sini Hafidzah sudah bisa menebak ucapan Dafin tapi ia harus menanyakan lebih jelas lagi

Seorang Gus Dan Ning (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang