"Jadi apa jawaban lo?". Tanya Farez kepada Christie.
Mereka berdua saat ini sedang berada di taman belakang sekolah, pagi ini menunjukkan pukul 06:45.
Christie tampak bingung, ia sedang bergelut dengan pikirannya sendiri.
Padahal sudah jelas kalau ia menyukai Farez, tapi kenapa rasanya sangat susah sekali untuk mengatakan iya?.
"Chris?". Ucap Farez yang membuyarkan lamunan Christie.
"Ah iya?." Balas Christie.
"So, how is it?". Tanya Farez sekali lagi. Lalu Christie pun mengangguk sebagai jawaban.
"Jawab nya pake mulut Alexandre Christie, kebiasaan". Ucap Farez yang sudah geram menunggu jawaban dari perempuan yang ia cinta itu.
"Yes, I want to". Jawaban Christie sontak membuat Farez berteriak.
"AKHIRNYA GA JOMBLO LAGII!!". Untung saja di taman belakang itu sepi, jadinya tidak ada yang melihat adegan itu.
"Berisik Farez, ntar ada yang denger". Ucap Christie yang sudah malu karena kelakuan Farez.
"Udah ayo ah ke kelas, bentar lagi bel". Setelah mengucapkan itu Christie pun berdiri dari duduknya dan mulai berjalan untuk menuju ke kelasnya.
"Ehh tungguu". Teriak Farez dan sedikit berlari agar bisa menyeimbangkan langkahnya dengan Christie.
Saat sudah berada di samping Christie tiba-tiba saja tangan Farez bergerak untuk menggenggam tangan perempuannya itu.
"Farez malu, diliatin anak-anak". Karena saat Farez menggenggam tangan Christie banyak siswa siswi yang melihat itu.
"kenapa malu?, now you are mine". Farez tidak menggubris perkataan Christie.
Jantung Christie? sudah lah tidak usah ditanya lagi, hampir copot rasanya.
"Weh weh, apaan tuh". Heboh Davian saat melihat tangan Farez dan Christie.
"Omoo omoo, udah jadi nih??". Teriak Argian yang tak kalah heboh.
"Waktu itu aja so soan nolak, akhirnya jadi juga kan lo kris". Sambung Arshaka yang sedari tadi tertawa melihat kehebohan teman-temannya.
"Apasih lo semua, alay tau ga". Setelah mengucapkan itu Christie pun duduk di bangkunya.
"Lo salting Chris?". Tanya Grace teman sebangkunya.
"Ngga lah njirr, masa gitu doang salting". Elak Christie padahal muka ia sudah benar benar merah seperti kepiting rebus.
Bel masuk pun mulai berbunyi, yang menandakan jam pelajaran pertama akan segera dimulai.
Guru Bahasa Inggris yang tak lain adalah bu Silva pun masuk kedalam kelas 11 IPS 2.
Tapi ia tidak sendiri melainkan bersama murid baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Daylight
Teen Fiction"jangan ngemis-ngemis sama cowo yg gabisa ngehargain kita." Alexandre Christie Marvellyn