Sudah 3 hari Arshaka masih terus mencoba untuk menjelaskan hal yang waktu itu Altheia lihat, tapi hasilnya tetap nihil.
Altheia tetap tidak mau mendengarkan nya, sampai dimana hari ini tepat di hari sabtu ia meminta temannya yang bernama Kenzo untuk membantu dirinya.
"Ayo lah ken, bantuin gue". Ucap Arshaka yang sedari tadi sedang membujuk Kenzo.
"Salah sendiri anying, ntar yang ada gue kena mental sama omongan neneng teyaa". Balas Kenzo yang sedang menulis.
"Bantuin aja Ken, bukannya lo lagi deket sama temennya ya?". Ucap Jaegar yang tiba-tiba datang bak jailangkung.
"Dih, iya sih tapi masa-". Ucapan Kenzo terputus.
"Gue bakal kasih apapun yang lo mau, soalnya si Kristi susah bet". Potong Arshaka, setelah mengatakan itu ia pun pergi ke kelasnya karena sebentar lagi bel masuk akan segera di bunyikan.
"Dari mana?". Tanya Farez yang sedari tadi duduk membaca buku.
"Abis dari kamar mandi, nanti pulangnya temenin aku dulu ya meu beli novel bentar". Jawab Christie dan langsung duduk di bangku nya.
Farez pun mengangguk sebagai jawaban, tak berselang lama Arshaka pun datang bersama Gaby.
Davian menatap heran ke arah mereka, bukan kah Arshaka akan mencoba untuk melupakan Gaby? Pikir nya.
Bel masuk pun mulai dibunyikan, para guru yang mengajar di jam pertama pun masuk sesuai jadwalnya.
"Selamat pagi anak-anak". Sapa guru yang mengajar di kelas Arshaka.
"Pagi bu". Jawab murid kelas itu.
"Pertemuan minggu lalu ibu ngasih tugas tidak?". Guru itu sangat to the point. "Ada bu, halaman 167". Jawab Nalen.
Nalen anjg, mentang-mentang udah ngerjain main jawab aje. Umpat Arshaka di dalam hatinya.
"Yasudah, kumpulkan sekarang". Siswa dan siswi yang ada di kelas itu pun pergi ke meja guru untuk mengumpulkan tugasnya.
"Shaka dan Gaby?, apakah kalian belum mengerjakannya?". Tanya bu Silva.
"Belum bu". Ucapnya berbarengan.
"Lari 10 keliling lapangan upacara". Ucap guru itu. "Tidak menerima protes". Lanjutnya saat melihat Arshaka akan berbicara.
"Christie, awasin mereka". Ucapnya lagi.
"Iya bu". Christie pun berdiri dari duduknya dan pergi menuju lapangan upacara.
"Cepetan lari". Ucapnya dengan muka flat yang datar.
"Yaelah Kris, gitu amat lo sama sepupu sendirii". Protes Arshaka.
"Hukuman tetap hukuman". Jawab Christie dan langsung duduk di pinggir.
Arshaka pun mulai berlari dan di ikuti oleh Gaby, saat hukuman sudah selesai Arshaka dan Gaby pun pergi menghampiri Christie yang sedang duduk di pinggir dan membaca buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Daylight
Teen Fiction"jangan ngemis-ngemis sama cowo yg gabisa ngehargain kita." Alexandre Christie Marvellyn