GAME 20

59 4 21
                                    

-Menara Patung Anjing, Soraru side-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Menara Patung Anjing, Soraru side-

“Aku menemukannya.”

Menatap gadis-gadis dengan topeng kitsune menutupi wajah mereka saling bergerombol di pojok kurungan yang menguasai hampir dua per tiga ruangan tersembunyi yang ia temukan, Soraru mengamati lubang kunci di kurungan kayu yang sering dijumpai di zaman dulu itu.

“Aku tidak bisa membuka ini hanya dengan penjepit rambut Lon. Aku harus mencari kuncinya.”

“Hei, aku mengerti kalau kalian ketakutan tapi aku disini untuk menyelamatkan kalian semua. Jadi tolong beritahu aku apa ada dari kalian yang tahu dimana kunci kurungan ini disimpan?”

Soraru tidak tahu apa ia bisa berkomunikasi dan mendapatkan informasi dari mereka tapi tidak ada salahnya mencoba. Untungnya seorang gadis paling depan maju mendekati jeruji yang memisahkan keduanya.

“Gadis miko itu yang membawanya.”

“Maksudmu Rin?”

“Hai’.”

“Sepertinya cepat atau lambat kami memang harus berhadapan dengan mereka. Apanya yang cuma menyelamatkan gadis-gadis yang diculik, kucing sialan.”

“Aku mengerti. Kalian tunggu disini dan jangan buat banyak suara. Aku akan kembali.”

Setelah mendapat konfirmasi dari sang gadis, Soraru segera menaiki tangga menuju pintu tersembunyi yang ia temukan di pojok sebuah lorong yang lumayan terisolasi. Menutup pintu yang membaur dengan dinding seperti semula tanpa membuat suara, sang pemuda raven menusuri langkahnya kembali untuk berdiskusi dengan Urata dan Kashitarou tentang langkah mereka selanjutnya.

“Sekarang setelah kami sudah menemukan tempat kurungan para korban, sudah saatnya kami menjegal akar permasalahan utamanya. Kakek Kihachi dan si kembar bersaudara. Untuk mendapatkan kunci kurungan dari tangan Rin, si kembaran siscon dan kakek raksasa itu tentu tidak akan tinggal diam—”

Chills!

Seperti disengat listrik, Soraru merasakan bulu kuduk di belakang lehernya berdiri. Sebelum otaknya bisa memproses apa yang terjadi, instingnya yang meneriakkan ‘bahaya’ telah menggerakkan tubuhnya secara reflek menjauh dari posisinya sekarang!

Scratch!

Thud!

Berguling di lantai, Soraru bisa merasakan rasa perih di pipi kirinya. Cairan hangat berbau besi mengalir menuruni dagu sebelum jatuh ke lantai. Luka di pipinya sepertinya lumayan dalam. Menunjukkan kalau si penyerang tidak ragu melukai atau bahkan membunuhnya.

“Kalau aku telat menghindar sepersekian detik saja aku bisa celaka. Siapa yang tahu bagian mana yang dia incar sebelumnya.”

“Tsk! Seharusnya kau diam saja dan menuruti perintah, dasar manusia menjijikkan.”

Forgotten Promise|| The Ones Within~ Utaite ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang