GAME 02

394 61 14
                                    

BUM

Badump

BUM

Badump

BUM

Badump

BUM

Badump

Di dalam semak, dua orang pemuda tengah menahan napas akan datangnya musuh(?) yang masih mereka belum ketahui ‘apa’ itu— atau lebih tepatnya hanya si surai raven karena makhluk albino di pelukannya saat ini tengah panik pada hal lain.

“Huwaaahhh... Terlalu dekat! Terlalu dekat! Dan jangan berbisik dengan deep voice-mu ke telingaku Soraru-sannnnn!”

Ya. Saat ini pemuda bersurai albino itu, Mafu, tengah dalam posisi dipeluk dari belakang oleh Soraru dengan tangan kiri membekap mulutnya dan tangan kanan melingkar di pinggang pemuda albino yang saat ini tidak bisa dikatakan albino lagi karena rona merah yang menjalar dari pipi ke telinganya.

Soraru sendiri sepertinya tidak sadar akan posisi mereka saat ini ataupun keadaan Mafu karena ia tengah fokus pada suara dentuman keras yang semakin mendekat, yang membuat Mafu bersyukur karena dalam posisi ini juga Soraru tidak akan bisa melihat wajahnya sekarang.

*gasp*

Mafu langsung menaikkan pandangannya yang secara tidak sadar ia turunkan karena menahan rasa malunya saat mendengar suara terkejut orang di belakangnya. Dan yang ia lihat—

.

.

.

.

“Apa-apaan...”

Soraru mengutuk dalam hati saat matanya menangkap sosok makhluk hitam-putih yang saat ini tengah berjalan santai di depan matanya. Sebenarnya makhluk hitam-putih itu akan terlihat menggemaskan kalau bukan karena—

“Panda.. raksasa?”

—ukurannya yang segede TITAN!

Sesaat pikiran Soraru blank dan ia menjadi speechless seketika, namun itu tak berlangsung lama karena ia segera sadar oleh getaran yang menggema bersamaan dengan setiap langkah panda raksasa itu.

“Bagaimana sekarang? Kalau panda itu sampai menemukan kita berakhir sudah, tapi tetap saja apa-apaan ukurannya itu?! Makan apa sampai bisa jadi sebesar itu HAH?!”

Mencoba menekan berbagai macam protesnya jauh ke belakang pikiran, Soraru membangun kembali kewarasannya yang sempat terguncang dan mulai berpikir logis. Prioritas utamanya saat ini adalah keselamatan mereka berdua dan keluar dari hutan ini untuk mencari bantuan.

“Kita tunggu makhluk itu lewat sebelum kita bergerak.”

Soraru setengah berbisik pada Mafu yang sekarang tampak sudah lebih tenang dari sebelumnya. Tak lama Soraru bisa merasakan kepala pemuda albino itu mengangguk tanda bahwa ia mengerti.

BUM.. BUM.. BUM.. BUM.. BUM..

Hening kembali jatuh bersamaan dengan suara dentu— *cough* langkah panda raksasa yang semakin samar terdengar. Menunggu beberapa menit untuk memastikan panda itu sudah benar-benar pergi, Soraru akhirnya mengeluarkan napas yang secara tidak sadar ia tahan selama ini.

“Huft.. Untuk sekarang kurasa kita sudah aman. Hm? Mafu?”

Soraru menautkan alisnya saat ia tidak mendapat respon dari pemuda albino di depannya. Saat ia akan mencondongkan wajahnya ke depan untuk melihat wajah Mafu, Soraru merasakan tepukan ringan di tangannya yang ia tidak sadar masih membekap sebagian wajah pemuda albino itu. Dengan segera dan agak panik Soraru langsung melepas kedua tangannya dari sang pemuda albino.

Forgotten Promise|| The Ones Within~ Utaite ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang