06

246 45 0
                                    

Kai mendudukkan dirinya kembali ke atas sofa, sudah jam 12 lewat tapi Sean belum juga datang menemuinya, apakah Daniel gagal meminta Sean untuk datang ke ruangannya?

Suara musik berganti, Kai yakin Sean sudah naik ke atas panggung, hah, apakah kali ini dia lagi-lagi membuang uang dengan percuma?

"Kim Kai oh Kim Kai, banyak sekali modal mu untuk mendapatkan Sean William."

Kai menatap Wine di dalam gelasnya dengan ekspresi wajah kesal, dia tau Sean tidak mudah, tapi kalau dia terus begini dia bisa bangkrut!

"Sean sialan."

"Siapa yang baru saja kamu katai."

Kai menoleh ke arah pintu, wajahnya yang semula kesal langsung berubah cerah, namun Kai segera menutupi rasa senangnya itu dengan melirik ke arah jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, pukul 12.18.

"Ku pikir kamu sudah di atas panggung dan melupakan aku yang kesepian di sini."

Sehun menggelengkan kepalanya melihat akting payah Kai.

"Lain kali jangan buang-buang uang lagi."

Sehun duduk didepan Kai lalu menyerahkan sebuah amplop berwarna putih yang tentu saja Kai kenali.

"Kenapa kamu mengambilnya lagi?"

"Memang tidak seharusnya kamu berikan padanya."

"Kenapa tidak? Dia perantara di antara kita."

"Uang nya terlalu banyak."

"Uang hanya masalah kecil."

"Oh ya? Aku baru saja mendengar seseorang yang mengeluh kalau dia akan segera bangkrut."

Kai diam, kenapa Sehun bisa mendengar perkataannya yang menyedihkan itu?! Rasa malu memenuhi hati Kai namun dengan sekuat tenaga dia abaikan perasaan itu.

"Kamu layak."

"Layak untuk menguras kamu sampai bangkrut?"

"Aku tidak akan bangkrut semudah itu."

Kai meletakkan satu gelas baru berisi Wine ke depan Sehun.

"Tidak, aku harus segera naik panggung." Sehun menolak anggur dari Kai.

"Kalau begitu kabulkan satu permintaan ku."

"Apa setelah aku memenuhi satu permintaan mu ini, kamu akan berhenti menemui ku?"

"Tidak janji."

"Kalau begitu aku juga tidak janji akan membantumu."

Kai tersenyum miring, dia berdiri mendekati Sehun yang duduk di sofa yang ada didepannya.

"Sean, kenapa harus buru-buru menolak."

Jemari lentik dengan hiasan cincin permata di jari manisnya itu mengusap pundak Sehun secara perlahan, Sehun menoleh dengan mata yang berkilat tajam memperingati, namun kai tidak peduli, pria itu kini berdiri di belakang Sehun, kedua tangannya perlahan melingkari pundak Sehun, memeluk pria tampan itu dari belakang.

"Temani aku ke pesta pertunangan mantan ku, aku janji setelah itu tidak akan menemui mu selama tiga hari."

Kai berbisik pelan di sisi kanan telinga Sehun yang kini tampak memerah.

"Aku tidak mau."

"Ayolah, bagaimana mungkin pria tampan seperti ku ini datang kesana sendirian."

"Kalau begitu ajak saja yang lain."

"Tidak, pria yang menemaniku pergi kesana tidak boleh berpenampilan biasa saja, dan di sekitar ku tidak ada yang sebaik kamu."

"Kamu begitu yakin kalau aku tampan?"

LETS NOT FALL IN LOVE [HUNKAI] 🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang