20

149 23 1
                                    

'Aku akan datang menjemputmu jam 6 nanti.'

Kai melirik ruang pesan dia dan Sehun, jarinya bergerak pelan di keyboard ponselnya mengetik balasan untuk pria pucat itu.

'Oke.'

Jawaban singkat yang membuat Oh Sehun di ujung sana mengeryitkan keningnya heran. Tapi setelah itu, tidak ada satupun percakapan lanjutan di antara mereka berdua, Sehun ragu-ragu sementara Kai mencampakkan begitu saja ponselnya setelah dia selesai memberikan jawaban.

"Apa yang harus aku kenakan hari ini." Kai sepenuhnya mengabaikan ponselnya dan memilih untuk memandangi lemari kayu besar didepannya.

"Yang ini? Ini? atau ini?"

Kai bergumam, tangan kirinya menggenggam kepala gantungan dari sebuah kemeja berwarna soft blue berbahan linen, sementara tangan kanannya memegang satu turtle neck berwarna coklat susu yang berbahan rajutan.

"Udara sedikit dingin, mungkin yang ini saja?" Kai mengambil satu long coat berwarna hijau tua. 

Kai masih kebingungan, tak lama kemudian dia termenung di depan lemari besarnya, sesungguhnya dia telah melakukan hal yang sangat tidak berguna, pikirannya saat ini sedang kacau, dia tidak mungkin bisa memutuskan pakaian terbaiknya, namun dia tetap mencoba melakukannya.

"Jika ini adalah hari terakhir, tentu saja pakaian ku harus yang terbaik bukan? Tapi, bagaimana aku memutuskan??"

"Aku bahkan tidak bisa berhenti memikirkan kata 'yang terakhir' itu! Hah!"

Kai menggerutu seorang diri, dia melempar begitu saja tiga potong pakaian di tangannya ke dalam lemari lalu menutup pintu lemari itu dengan ekspresi wajah kesal.

Mata Kai mengedar ke seluruh ruangan, ini adalah ruangan khusus pakaian, pakaian nya tak hanya berada di dalam lemari kayu itu, tetapi pakaiannya ada di seluruh ruangan, matanya memperhatikan deretan pakaian yang tergantung di bagian atas, dia tiba-tiba tertarik dengan salah satu pakaiannya yang berwarna merah gelap. Itu adalah sebuah sweater rajut, dia pernah memakai pakaian itu saat dia menemui Sehun di Club malam.

"Hari itu, kunjunganku berjalan mulus, baju itu adalah sebuah keberuntungan." Kai bergumam pelan, dia naik ke sebuah bangku pendek lalu tangannya terulur menjangkau pakaiannya yang tergantung di bagian atas.

"Baiklah, yang ini saja." Kai tersenyum kecil seraya memandangi pakaian itu.

Setelah puas memandangi pakaiannya sendiri, Kai meletakkan pakaian itu di atas lemari kaca yang berada di tengah ruangan. Itu adalah sebuah lemari khusus yang di buat untuk menyimpan seluruh perhiasan yang Kai punya.

Biasanya Kai tidak terlalu suka memakai aksesoris, namun hari ini dia ingin tampilan yang sedikit berbeda. Jadi, dia mulai memindai lemari kaca untuk mencari aksesoris apa yang akan dia kenakan hari ini. Pandangan matanya jatuh pada sebuah kalung berwarna putih yang liontinnya berbentuk semanggi berdaun empat. Sejujurnya Kai tidak terlalu percaya hal seperti ini, dulu dia membeli kalung ini hanya karna merasa liontinnya cantik. Tapi sekarang, entah kenapa dia sedikit punya harapan pada benda mati itu.

Kai merasa konyol, tapi dia tidak bisa menghentikan dirinya sendiri untuk menjatuhkan pilihannya pada kalung itu.

"Baiklah, kamu saja." Katanya senang.

++++++

Di saat Kai sibuk memilih pakaian, Sehun sendiri justru sibuk melamun, setelah dia mengirim pesan pada Kai, pria itu duduk di balkon kamarnya, duduk diam di sana selama 30 menit lebih. Pikirannya penuh dengan banyak pertimbangan, dia kebingungan, walau dia tau Kai kemungkinan besar sudah mengetahui identitas aslinya, namun itu bukan berarti dia bisa datang pada Kai dengan bebas kan?

LETS NOT FALL IN LOVE [HUNKAI] 🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang