Di dalam sebuah ruangan lain di Istana Element tersebut, terdapat sosok pemuda bermanik Ruby yang kini terlihat sedang mengerjakan beberapa dokumen di meja kerja-nya dengan serius.
Yah...pemuda tersebut merupakan Putra Mahkota Kerajaan Element, yakni Halilintar. Pemuda yang terkenal dingin dan kejam tersebut merupakan anak tertua dari para saudaranya yang lain.
Tok..Tok..Tok...
Manik Ruby yang awalnya menatap intens deretan kalimat di kertas yang ada di tangannya kini mengalihkan pandangan-nya kearah pintu ruangan yang baru saja diketuk.
"Masuk." Ucap Hali dengan nada datar yang terkesan dingin.
Kriieett...
"Kak Hali?"
Dari balik pintu ruangan tersebut muncul sosok seorang pemuda yang memiliki manik Emerald, yakni Thorn yang kini berjalan mendekat ke arah Halilintar berada.
Sementara Halilintar tentu saja mantap bingung ke arah adiknya tersebut, karena tidak biasa-nya dia datang untuk menemuinya seperti saat ini.
"Ada apa?" Tanya Halilintar yang menatap kearah Thorn yang kini berdiri di depan meja kerja-nya.
"Bisa Kakak ikut dengan-ku sebentar?" Tanya Thorn yang mana membuat Halilintar menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Kemana?" Tanya Halilintar dengan nada datar biasa-nya.
Yah...untung-nya Thorn dan para saudaranya yang lain sudah terbiasa dengan nada bicara Kakak sulung mereka ini yang selalu datar sama seperti Kakak es-nya.
"Ke ruang rawat, Kak Taufan memintaku untuk membawa-mu kesana." Ujar Thorn yang mana membuat dahi Halilintar sedikit mengkerut.
"Bilang pada-nya aku sedang sibuk." Ujar Halilintar yang hendak kembali melanjutkan pekerjaan-nya.
"Eehhh...tapi sepertinya itu hal penting walaupun Thorn tidak terlalu paham, tapi ekspresi wajah Kak Taufan tadi terlihat sangat serius." Ujar Thorn yang mana membuat Halilintar terdiam.
Yah...jarang ada orang yang berani membantah perkataan Halilintar seperti itu, karena berhadapan dengan Halilintar saja sudah membuat mereka ketakutan hingga tidak bisa berdiri dengan berat akibat aura Alpha Dominan yang Halilintar keluarkan.
Namun Thorn merupakan pengecualian dari hal tersebut, karena pemuda bermanik Emerald itu merupakan saudara yang lumayan Halilintar sayangi dibandingkan dengan yang lain.
"Huh...baiklah aku akan kesana." Ucap Halilintar yang bangun dari duduknya dan menghela nafas berat.
"Tapi kalau tidak penting akan ku hajar si muson itu karena sudah membuang waktu-ku." Desis Halilintar yang kemudian melangkah pergi, di ikuti oleh Thorn yang langsung menyamakan langkah-nya dengan sang Kakak Sulung.
•
•
•Setelah berjalan selama beberapa menit akhirnya Halilintar sampai ke ruang rawat yang Thorn maksud.
Halilintar lalu membuka pintu ruangan tersebut, sementara Thorn sontak mengikutinya dari arah belakang.
"Kenapa kau memintaku kem—" Perkataan Halilintar sontak terhenti saat hidung-nya dihantam oleh aroma manis dari Vanila bercampur Lavender yang tidak ia kenal, serta aroma Mint samar yang tentunya milik adik segklek-nya itu.
Manik Ruby miliknya seketika dibuat sedikit terbelalak dengan tubuh yang menegang, saat melihat apa yang ada di hadapannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Omega?!
RandomShaka Saputra Wijawa, seorang mahasiswa di sebuah sekolah terkenal di kotanya. Orang yang pintar, ramah, pekerja keras dan agak licik... Dia hidup sendirian di sebuah rumah peninggalan orang tua-nya yang sudah lama pergi meninggalkan-nya seorang dir...