9.🦋Hukuman🦋

21 5 0
                                    

✧happy reading✧
-----
Selamat membaca semuanya.
___

"Hari sialnya gue dimulai!"
✯Lyana Fyresa Fernandez ✯
.
.
.

"Lalu?" Tanya nya lagi.

"Sudah itu saja pak," sahutnya cepat.

"Yakin tidak ada lagi?" Pancing Reyhan.

Mendengar hal tersebut sontak Lyana memikirkan kesalahan apa yang ia perbuat kepada lelaki gesrek yang dihadapan nya ini, dan tak berselang waktu lama raut wajah menegang kala mengingat kesalahan yang dia perbuat.

Melihat perubahan mimik wajah Lyana langsung saja Reyhan menyeringai karena merasa jika Lyana sudah mengingat kesalahan apa yang dilakukan nya pada Reyhan.

"Bagaimana Lyana, sudah ingat?" Tanya nya.

Lyana hanya melihat saja tanpa berani menjawab, melihat keterdiaman Lyana langsung saja Reyhan terkekeh.

"Lyana Lyana, setua apa kamu sampai bisa lupa hm?, Apa perlu saya bantu ingatkan?"

"Tidak perlu Rey," jawabnya cepat dan jangan lupakan kepala nya yang ikut bergoyang ke kanan dan kiri.

Astagaaaaa setelah mendengar apa yang dikatakan nya, reflek Lyana langsung menutup mulutnya.

"Rey? Wahhh hebat kamu Lyana. Kamu orang pertama disekolah ini yang memanggil saya tanpa embel-embel pak," Ucap Reyhan.

"Maaf pak," ucapnya tertunduk.

"Oke untuk kesalahan kamu yang ini saya maafkan, tapi tidak yang lainnya. Gimana sudah ingat?"

"Sudah pak."

"Apa kesalahannya hm?"

"Saya sudah mendorong bapak kelantai, saya juga menertawakan bapak bukannya membantu," Ucap nya cepat tanpa berani menatap mata tajam Reyhan.

Kalian ingatkan waktu Lyana mendorong Reyhan saat ingin mengejar nya? Saat itu Lyana tidak memikirkan bagaimana jika Reyhan ini orang penting disekolah ini, yang dia pikirkan ialah bagaimana caranya melampiaskan kekesalannya kepada Rey mengingat dia pernah menculik Lyana!!!.

Prok-prok

Setalah menepuk tangan nya sebanyak dua kali Reyhan tersenyum "bagus kamu berani mengakui nya, jika saja kamu hanya mengatai saya maling saya bisa maafkan, ini kamu malah mendorong saya dan menertawakan saya."

Mendengar hal itu Lyana langsung saja tertunduk.

"Oke, saya tidak suka basa-basi Lyana, kamu tau kan Lyana setiap kesalahan pasti ada konsekuensinya?"

"Saya tahu pak," cicitnya.

"Bagus, jadi jika kamu tau setiap kesalahan ada konsekuensinya maka kamu harus memilih konsekuensi yang akan saya berikan."

Mendengar itu langsung saja wajah Lyana menjadi pucat pasi "apa pak konsekuensinya?"

Reyhan terkekeh melihat raut wajah Lyana "Panggilan orang tua atau memenuhi hukuman yang saya berikan nanti?"

Skakmat!!!

Mendengar hal itu Lyana pusing sendiri, bagaimana ini? Jika ia memilih panggilan orang tua pasti dia akan kena marah atau paling parahnya ATM nya disita, sedangkan kalau dia menuruti hukuman yang diberikan lelaki gesrek yang sialnya tampan ini, dia takut kalau hukuman nya aneh-aneh.

Setelah menimang pilihan yang diberikan, akhirnya dia mendapatkan pilihan yang tepat.

"Kalau boleh tau pak, apa hukuman yang akan bapak berikan kepada saya?" Tanya nya, ya ini lah yang diinginkan nya. Menanyakan terlebih dahulu hukuman yang akan diberikan kepadanya.

LYLITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang