00 : Before U Go

735 55 4
                                    

Sorry For Typo & Kata Yang Hilang🙏

❄️❄️❄️💙💙💙💙❄️❄️❄️

Ketika Joss Wayar Sangangern hendak menjemput sahabatnya di bandara. Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk kaca mobilnya. Remaja laki-laki berusia 15 tahun, dan dia mengira Joss sebagai pengemudi taksi online yang dia pesan.

Dia tadinya hendak berkata apa adanya kalau dia bukanlah pengemudi taksi online yang dimaksud.

Namun, saat melihat remaja laki-laki itu, wajah manisnya langsung menghipnotis dirinya. Matanya yang berbinar-binar dan senyumnya yang indah seakan menyihirnya.

Secara otomatis, Joss pun mengangguk. Itu semua dia lakukan dengan reflek. Dan, sekarang dia mengantar remaja laki-laki itu ke tempat tujuannya. Selama perjalanan Joss sesekali Joss memperhatikan remaja laki-laki itu dari kaca spion. Mata indah remaja laki-laki itu sibuk menatap layar ponselnya. Sepertinya dia membalas chat seseorang. Joss tidak bicara, hanya dia perhatikan dan sekarang dia menunggu remaja laki-laki itu membayar 'Jasanya'. Sungguh, itu lucu sekali! Kenapa seorang Joss Wayar Sangangern melakukan hal konyol ini?

Setelah dia menerima bayaran, dia melihat remaja laki-laki itu keluar dari mobilnya sambil menangis. Joss kaget sekali. Apa yang terjadi? Joss jadi bingung, tapi melihat remaja laki-laki itu menangis, entah hatinya ikut merasa sedih. Ada apa ini?

Tapi sayang, itu pertemuan pertamanya dan setelah itu mereka tidak pernah lagi bertemu.

⏩⏩

Perth menyelesaikan ujian sekolah terakhir dengan terburu-buru. Dia tidak tahu apakah jawabannya benar atau tidak, yang jelas ujiannya selesai dia isi.

"Perth, ibuk sudah memesan taksi untukmu, mungkin dia sudah di depan."

Perth mengangguk sambil mengemasi barang-barangnya.

"Yakin tidak mau ibuk temani pulang?" Dia pengawas ujian sekaligus wali kelas Perth.

Perth kembali menggeleng, setelah itu berlari cepat keluar. Begitu dia keluar dari gerbang sekolah, dia melihat mobil hitam SUV. Tanpa pikir panjang segera dia dekati kemudian dia ketuk kaca mobilnya.

"Jalan Mawar no 9A bang?" Tanya dia berusaha setenang mungkin pada pria yang kini mengangguk begitu saja tanpa bicara.

Perth segera masuk lantas dia ambil ponselnya dalam tas. Sebenarnya dia ingin menangis tapi dia tahan. Kali ini, jalanan menuju rumahnya entah kenapa terasa sangat lama.

Setelah membaca pesan dari bibinya, sahabat dari mamanya. Pesan itu segera dia balas.

21 menit kemudian mobil hitam yang dia naiki sampai di depan rumahnya. Segera dia bayar kemudian dia turun, namun begitu dia melihat pagar rumahnya, air matanya langsung jatuh begitu saja setelah berjam-jam dia tahan.

Di rumahnya sudah ada beberapa orang sahabat dari mamanya.

"Mama bilang, jika dia meninggal nanti, dia ingin dikuburkan di samping makam orang tuanya." Jelas dia pada Perth yang masih terpaku melihat mamanya dalam peti. Mamanya meninggal setelah dirawat di rumah sakit selama 3 tahun.

Leukemia.
Penyakit mematikan itu membunuh dia secara perlahan-lahan.

Air mata Perth terus jatuh berderai, padahal tadi pagi dia masih melihat mamanya tersenyum pada dia yang pamitan pergi ke sekolah.

Kemudian, tahu-tahunya dia mendapatkan kabar kalau mamanya sudah meninggal tepat sebelum ujian kedua berlangsung.

"Mamamu menitipkan ini pada bibi." Katanya seraya memberikan Perth surat.

Beggin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang