04 : Jangan Sampai Dia Tahu

265 53 5
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄️❄️❄️💙💙💙💙❄️❄️❄️

Joss tersenyum senang, "Eh, kenapa tadi aku tidak berkenalan terus minta nomor ponsel nya?" Dia memukul kepalanya sendiri, yah jatuh cinta membuat dia begok.

"Terima kasih banyak ya sudah mengamankan ranselku." Ucap Perth tulus pada Mac yang tersenyum kikuk seraya memperhatikan lingkungan sekitarnya. Semenjak Black Panther mengalahkan Lee dan kawan-kawan, Black Panther mengeluarkan sayembara. Sayembara itu berisi tentang pemberian hadiah bagi mereka yang membully Mac, atau mereka yang kini masih menjadi sasaran bullyan, akan dihapus dari daftar jika dia ikut membully Mac. Lalu bagi siapapun yang membantu Mac, maka dia juga menjadi sasaran bullyan.

Kini Mac menatap takut huluran tangan Perth, "Perth Tanapon, kamu siapa?" Perth memperkenalkan dirinya pada Mac, berharap Mac menjadi sahabat pertamanya.

Satu detik.

Lima detik.

Dan kini sudah 9 detik huluran tangan itu diudara.

"Non Ratchanon, tapi orang-orang memanggilku dengan nama Mac." Jelas dia grogi penuh kewaspadaan akan bahaya. Dia tidak mau lagi dipukuli. Tubuhnya penuh luka lebam di tempat yang tertutup oleh pakaian.

Bahkan dia belum makan siang dan dia juga tidak bisa mengikuti mata kuliah hari ini dengan tenang.

Reaksi Mac yang penuh kewaspadaan membuat Perth mengambil kesimpulan kalau Mac itu introvert.

Lantas Perth menggenggam erat tangan Mac dengan kedua tangannya yang membuat Mac kaget lalu dia tarik kuat tangannya dari Perth. Kaget dia, dia pikir Perth akan menyerangnya.

Perth tertegun, apalagi dia sempat melihat warna biru pada pergelangan tangan Mac yang kini dia tutupi secepat mungkin dengan menarik lengan bajunya yang panjang.

"Mungkin dia kekurangan zat besi." Monolog Perth dalam hati, dia sudah mencap kalau Mac itu mahasiswa yang masuk lewat jalur prestasi. Jadi semakin ingin berteman dia dengan Mac.

"Kau tahukan, kita satu kelas. Kalau begitu apa besok aku boleh duduk di sebelahmu? Apa kita bisa bertukar nomor ponsel?" Lihatlah betapa antusiasnya dia ingin menjalin hubungan persahabatan dengan seseorang.

Kini malah Mac yang tercenung, lalu detik berikutnya wajahnya memerah karena suara perutnya yang lumayan keras.

Mac menyentuh perutnya seraya memandang Perth yang kini melirik jam di tangannya. Ini sudah jam 4 sore.

"Karena kau sudah menyelamatkan tasku, ayo kita makan bersama. Aku yang traktir sekaligus untuk merayakan hubungan pertemanan kita." Putus dia sepihak kini sudah menarik lengan Mac. Sebenarnya Mac ingin menolak tapi tidak bisa terlebih kini sudah ada Joss dihadapan mereka. Seketika itu juga Mac ingin lari namun dia terlalu lelah untuk melarikan diri. Ditambah dia belum makan pagi dan siang plus dengan tubuh yang penuh luka lebam. Selain itu, cengkraman tangan Perth lumayan kuat, bukan apa-apa, dia hanya tidak mau Mac melarikan diri.

Beggin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang