06 : Memangnya Kau Tertarik Dengan Bekas Orang?

206 33 2
                                    

Begitu Joss sampai di rumah, dia langsung merebahkan tubuhnya di kasur.

Dia benar-benar kelelahan akibat pekerjaan yang diberikan oleh Nut. Saking lelahnya dia, dia sampai lupa mencharger ponselnya yang sudah kehabisan baterai. Sehingga dia tidak melihat GC Black Panther yang sudah ramai.

Terutama ketika Ja mengirimkan video Mac yang disiram dengan air pipis ketika dia tidur, bahkan video dia diburu pun membuat mereka tertawa.

*Joss mana sih, kok dia gak nongol-nongol. Chat Film merasa gc ini kurang ramai tanpa bacotan Joss.

*Iya nih, emang dia gak kau kasih tahu mengenai rencana tadi? Tanggap Phuwin setelah mengambil kesimpulan.

*Sepertinya ponsel dia kehabisan daya, soalnya tadi ketika aku telepon nomornya di luar jangkauan. Ini chat dari Mangkorn.

*Yah, gak asyik kalau gak ada Joss. Balas Piploy kecewa gak ada Joss.

*Ini betina masih saja memuja Joss, dia itu belok. Percuma! Gak doyan dia dengan buah dadamu yang gede! Respon Pawat gak di filter kata-katanya.

*Kek situ normal aja. Asalkan ada lubang, bobol terus... Dasar sasimo! Maki Film pada Pawat yang pernah one stand night dengan dia.

*Bangke, udah meluber kemana-mana nih obrolan, kalau begitu gua cabut! Sampai jumpa besok! Setelahnya Nani off dari segala macam sosmed yang ada di ponselnya. Meninggalkan orang-orang ini yang semakin malam malah semakin vulgar pembahasan mereka.

⏩⏩

Perth keluar dari kamarnya dengan seragam dan tas di gendongannya, dia melihat sekeliling tak mendapati keberadaan sang kepala keluarga. Lantas dia berfikir, mungkin papanya sudah berangkat ke kantor. Dia berdecak kesal.

"Tuan muda gak sarapan dulu?" Tanya kepala pelayan pada Perth yang sudah jelek raut wajahnya.

Perth menggeleng, lantas dia mengambil kotak bekal yang kepala pelayan berikan.

"Aku mau berangkat dengan busway aja. Aku gak mau diantar."

"Tapi tuan muda..."

"Tidak mau, titik!" Potong Perth seraya berlari kecil keluar dari mansion besar itu. Sulit untuk merubah keputusan Perth, dia itu keras kepala.

Kepala pelayan hanya bisa menghela nafas panjang yang berat. Tuan mudanya jinak-jinak merpati.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya bus datang. Penumpangnya lumayan, mungkin karena pagi makanya ramai.

30 menit kemudian, Perth sampai di depan gerbang kampusnya. Dia berjalan cepat menuju kelas. Sudah tidak sabar dia bertemu dengan sahabat pertamanya.

Sementara di sini Mac menghela nafas panjang dan berusaha tersenyum tuk menyemangati dirinya sendiri.

"Gapapa Mac, ini akan segera berlalu... Kamu yang kuat! Ingat kamu miskin gak punya orang tua. Jika pendidikan ini gak kamu tuntaskan, cari kerja susah... Emang kamu mau jadi kuli bangunan?" Gumam Mac sebenarnya ingin sekali dia menangis. Dia bahkan tidak yakin apakah dia diizinkan masuk mengikuti pelajaran mengingat dia tidak memakai seragam kampus. Semua pakaiannya ada di asrama, sudah terlalu telat jika dia kembali ke asrama. Selain itu tidak ada jaminan jika dia bisa keluar dari asrama jika dia masuk lagi.

Sesampai di depan kelas, dia kembali menyemangati dirinya sendiri, mengabaikan tatapan mata yang memandangnya seraya berbisik-bisik tentang dirinya. Dia berjalan takut menuju tempat duduknya, baru saja dia duduk sudah ada 3 orang pria menghampirinya dengan tersenyum miring.

"Hei, beliin gue jus mangga, cepat!" Ucap pria itu tak lain merupakan mahasiswa yang sekelas dengan dia. Ada Dunk diantara mereka.

"Mana uangnya?" Balas Mac seraya menadahkan tangannya meminta uang pada pria itu. Dia menurut saja supaya drama ini berakhir cepat.

Beggin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang