08 : Apa Yang Terjadi

222 40 5
                                    


Operasi selesai beberapa jam yang lalu, tetapi Perth masih belum boleh masuk ruang rawat inap Mac. Dia hanya menunggu di luar sampai akhirnya dia tertidur sembari duduk. Joss masih membuka mata, pria itu menemani Perth hingga matahari terbit.

"Minumlah," Ujar Joong yang terlihat sudah menyodorkan air mineral untuk Joss, lalu tatapannya beralih pada sosok asing yang tampak menyedihkan. Siapa lagi kalau bukan Dunk.

Jaket Denim Joss menutupi tubuh Perth yang hanya memakai celana pendek. Tadi siang dia menggendong tubuh Mac yang bau busuk karena telur. Sehingga hal itu membuat Perth mandi berulang kali untuk menghilangkan bau busuk yang menempel pada tubuhnya. Sementara celana pendek itu dia dapatkan dari Dunk yang memang merupakan anggota dari klub basket.

Joss menghela napas meski belum menemukan jawaban tepat untuk kejadian ini. Bagaimana bisa semuanya bisa berakhir seperti ini? Selain itu, dia juga penasaran tentang semua hal.

Sebab, tak biasanya dia terlibat dengan urusan orang lain. Ada apa dengan dia ini? Joss berpikir keras untuk menemukan jawaban yang tepat. Mungkin dia melakukan ini karena dia tertarik dengan Perth, pikirnya.

"Siapa mereka?" Tanya Joss saat pria itu mulai memutar tutup botol dan meneguknya perlahan.

Perth masih tidur dengan posisi duduk, dia sudah terbiasa seperti itu. Mengingat dia sering menjaga mamanya ketika sakit.

Joong mengendikkan bahunya, lantas dibelakang dua orang itu ada orang tua Joss.

"Joss Wayar Sangangern, kali ini kau apakan lagi anak orang?!" Maki Pavel keras membuat Perth terbangun dari tidurnya.

Joss menyemburkan air yang hanya tertelan sedikit, lalu dia tatap kesal kedua orang tuanya. Dia heran, kenapa orang tuanya suka sekali menyimpulkan sesuatu secara sepihak?

Sementara dua orang tadi ternyata hanya sekedar lewat, mungkin keluarga dari pasien lain.

"Aku tidak melakukan apapun, justru Abang membatu..." Belum selesai Joss berkata, kepalanya sudah dijitak oleh Pavel dengan. "Ini yang kau katakan tidak melakukan apapun. Teman-teman mu masuk kantor polisi atas pencemaran nama baik. Mereka bilang itu, itu semua mereka lakukan atas perintahmu!"

Joss kaget.
Jelas dia kaget, dia tidak tahu apapun tapi kenapa semua kesalahan malah dihibahkan kepada dia? Memang benar dia pemimpin Black Panther, tapi mereka kan melakukan tanpa konfirmasi dengan Joss.

"Bagaimana mungkin itu kesalahan Abang? Sumpah, kali ini Abang tidak terlibat dengan kasus pencemaran nama baik ini. Bahkan Abang tidak pernah memukul Mac sampai dia masuk rumah sakit." Jelas Joss membela dirinya.

"Maaf, kami terlalu berisik ya." Joss mengucapkannya dengan lembut saat menyadari Perth sudah bangun. Perth mengerjap, lantas dia mendapati dirinya memakai jaket denim. Padahal tadi dia hanya memakai baju olahraga basket punya Dunk.

"Itu punyaku, aku tidak mau kamu masuk angin." Jelas Joss benar-benar 180 derajat perbedaan sikapnya pada Perth. Dia memperlakukan Perth itu bak putra mahkota yang amat dia puja.

Perth hanya tersenyum samar, dia menoleh pada pintu yang masih tertutup. Dokter mengatakan jika wali diperbolehkan masuk setelah tiga jam pasca operasi.

Mac harus menjalani operasi karena ada beberapa luka dalam pada tubuhnya.

Dan dari sini, Perth menjadi tahu kalau Mac itu sebatang kara. Sehingga dia dengan senang hati mengajukan diri untuk menjadi wali Perth.

Karena pihak rumah sakit sudah kenal dengan Perth, maka mereka tidak mempermasalahkan hal itu.

"Apa waktunya sudah habis? Apakah aku sudah boleh masuk?" Gumam Perth dalam hati.

Beggin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang