09 : Pertama Kali

316 47 9
                                    

Ketika Mac membuka matanya, hal pertama kali dia lihat adalah Bible Wichapas Sumettikul. Pemimpin  kerajaan bisnis gabungan dari beberapa perusahaan dalam naungan King Sky Corporation yang bergerak dalam beberapa bidang. Mulai dari pertambangan, ekspor impor alat berat, perhotelan, pariwisata, makanan, kosmetik, entertainment dan sebagainya.

Tampan, tinggi, ideal dengan alis mata tebal, rahang kotak yang kokoh. Mata  sipit namun tajam, membuat tatapannya dapat menghujam jantung siapapun wanita yang melihatnya. Manusia mana yang tak bertekuk lutut dihadapannya. Tinggal menjentikkan jari, manusia seperti apapun bisa dia dapatkan. Mau seperti model, artis, atau bahkan sesama pengusaha pun dengan mudah bisa dia dapatkan.

Tapi sayang, walaupun dia pandai mengelola bisnis bukan berarti dia suka bermain cinta. Dia itu tipe setia, jika sudah satu maka hanya akan ada satu dalam hidupnya.

Mac sempat tertegun, tidak mungkin dia tidak kenal dengan Bible yang sering muncul di televisi, sosmed serta media lainnya.

Dan yang membuat dia terkejut adalah, Perth tidur dengan menjadikan paha Bible sebagai bantalnya. Bible masih bekerja dengan tablet yang ada di tangannya.

Melihat Mac sudah bangun, lantas Bible bertanya. "Apa kau haus?" Nada bicaranya dalam dengan wajah yang minim ekspresi.

Mac mengangguk pelan. Kemudian salah satu pria yang berjaga di pintu segera bergerak mengambilkan air minum untuk Mac, sementara yang satunya lagi membantu Mac untuk duduk.

Sembari minum, Mac memperhatikan lingkungan sekitarnya, ini rumah sakit dengan kamar inap VVIP.

Sedangkan dua orang tadi sudah kembali ke posisi semula.

Mac langsung mencoba beranjak dari tempat duduknya, uang darimana untuk membayar biaya rumah sakit.

"Aku akan memotong kakimu jika kau turun dari sana." Ancam Bible tidak main-main. Sekarang sudah jam 6 pagi.

Bible segera pergi ke rumah sakit begitu pekerjaannya selesai. Dia belum lama ini bangun tidur.

Mac membeku, sebentar lalu dia kembali duduk baik-baik di ranjang. Setelahnya pintu terbuka, itu dokter yang datang bersama dua orang perawat.

Dia datang untuk memeriksa Mac yang sudah dikabarkan bangun.

"Apa dia bisa rawat jalan. Aku tidak suka putraku berlama-lama di rumah sakit karena menunggui dia?" Titah Bible membuat dokter itu terpaksa mengatakan iya dengan catatan, Mac belum boleh bekerja, dia harus istirahat total.

Kini Bible memandangi lelaki yang sedang menunduk itu. Bulu mata lentik, hidung bangir yang pas dengan porsi wajahnya membuat Mac tampak manis walaupun dia hanya bisa mengamati Mac dari samping.

Tentu Mac berbeda dari manusia yang sering dia temui. Dia tidak modis dan sangat sederhana lemah. Hanya saja… rupa wajahnya yang dia miliki berbeda dengan yang lain, itu teduh dan syahdu.

Tiba- tiba Mac mendongak, sehingga pandangan mata mereka bertemu. Untuk beberapa detik, Mac seperti terhipnotis. Pria yang dia tatap itu memang sangat tampan dengan mata coklatnya yang tajam. Ketampanannya seperti menggambarkan pesona seorang dewa dari Romawi. Dewa kematian maksudnya.

Reaksi Mac tak luput dari pandangan Bible. Lelaki yang sudah berumur 40 itu tersenyum miring yang tipis. Dia mendapati Mac tertarik dengan dirinya, layaknya manusia lainnya.

"Aku memang rupawan, tapi jangan lupa berkedip."

Ucapan itu membuat Mac gelagapan. Untuk menutupinya, di membuang pandang sembarang tempat lalu menggaruk tengkuk yang sama sekali tidak gatal.

"Jangan menyukaiku, karena aku tidak akan pernah bisa membalasnya." Tambah Bible selalu memberi warning pada setiap orang yang menyukainya.

Seketika Mac menunduk, dia tak bisa menutupi hal itu, wajah tampan Bible juga membuat dadanya berdesir.

Beggin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang