01. CYT

17 6 4
                                    

Mina Mayumi Puspita gadis yang dikenal cerdas dan sangat cantik oleh orang orang. Pikirannya penuh ide-ide gila dan kreatif sangat-sangat kreatif, dulu semasa sekolah dia selalu menjadi seksi acara atau seksi dekorasi dalam setiap kegiatan karena keaktifannya. Entah kenapa dia memilih kuliah di jurusan teknik dan industri. Selain dikenal sebagai gadis cantik nan elegan Mina juga dikenal sebagai Ratu Bar atau Ratu party semasa ia kuliah dulu, bahkan sampai sekarangpun Mina hampir tiap hari ke Bar. Walaupun dikenal sedikit liar tetapi dengan mudah Mina berhasil lulus cum laude.

Hari ini Mina ada janji bertemu dengan Violet teman semasa kuliahnya, di food counter gedung dekat tempat temannya bekerja. Hari ini dia mengenakan turtleneck putih tulang dipadu dengan setelan cardigan rajut dan rok warna Hitam. Sepatu bot berhak. Rambut ikalnya tingkat satu ke atas dengan menyisakan beberapa helai rambut di dekat telinga .Cantik dan segar.

Jam setengah tiga berarti sudah lima belas menit mobil Mina stuck di tempat yang sama, harusnya ia sudah menduga ini dari awal jakarta tanpa kemacetan? hal yang sangat langka. Akhirnya antrian maju juga.

Brukk!

Astaga ngapain angkot di depanku ini berhenti tiba-tiba, keterlaluan! Dia menurunkan penumpang sembarangan berhenti tiba-tiba dan membuat mobilku menabrak punggung mobilnya.

"Kalau nyetir yang bener dong, Mbak!! SIM tembak ya?" Suara si sopir angkot terdengar keras ketika dia menjulurkan kepalanya lewat jendela dan membalik ke arah Mina. Teriakannya memancing orang-orang di sekitar ikut tertawa.

Dia memang sopir angkot, butuh uang buat setoran dan mungkin salah penumpangnya juga minta turun tiba-tiba. Tapi jelas dia yang salah, dan sekarang dia berani beraninya membuat semua orang menatapnya dan dengan pandangan menyalahkan. Ini tidak bisa dibenarkan. Mina bergegas turun dari mobilnya. Emosinya naik sampai ke ubun-ubun

"Turun!!" Bentak Mina sambil mengendor pintu angkot itu. "Kamu tadi berhenti tiba-tiba, tahu! Seenaknya aja nyalahin orang. Kamu tahu dong itu jalur tengah, jalur mobil jalan, bukan buat nurunin penumpang seenaknya. Pakai ngata ngatain aku nyetir nggak bener lagi. Kamu tuh yang nyetirnya nggak bener!!" Darahnya tampak mendidih

Si sopir angkot bertampang preman Itu tampak terkejut. "Enak aja! situ yang nabrak mobil saya..."

"Gara gara kamu berhenti tiba-tiba kan?" Si preman itu mau menantang Mina silat lidah? oke Mina juga tidak mau kalah. "Kamu yang pakai SIM tembak! Nggak tau aturan. Lihat tuh mobil aku penyok depannya gara gara kamu" Ucapnya sangat garang

"Ini cewek galak amat sih kalau bukan cewek udah gue tindas" Gumam Si sopir angkot itu namun terdengar oleh telinga Mina.

"Emangnya aku nggak berani sama kamu? Turun! Aku karate kamu sampai ampun-ampun baru tahu rasa" Wajah si preman tampak pucat, melihat ekspresi wajahnya Mina tahu dia tengah ragu melihat keberaniannya.

"Kenapa?!" Teriak Mina Tambah garang "Apa mau diberesin polisi? itu ada polisi ke sini. Ayo kita selesain" Tadi si preman ini yang menantang Mina maka Mina tidak akan berhenti sampai si preman itu mampus.

"Ya maaf deh Mbak" Si preman semakin pucat dan tiba-tiba dia menancap gas mobilnya menjauh.

"Ehh kok malah kabur. Mobil aku penyok kamu kabur doang bisanya. Otaknya di dengkul ya?!" Mina menyentakan kaki kesal tidak puas rasanya. Padahal tadi itu baru pemanasan.

"Udah, relain aja Mbak. Susah kalau mengharap mobil Mbak rusak gitu diganti sama sopir angkot. Mereka dapat uang dari mana."

Degg

Seraut wajah tipe cowok ideal Mina muncul dari balik helm pengemudi motor di jalur kiri. Membuatnya tersadar bahwa dirinya telah menambah kemacetan ibukota. Mina tersenyum gugup pada pria itu, bukan gugup karena ditonton orang ramai tapi gugup melihat kegantengan pria itu.

Sungguh sulit melepaskan pandangan dari wajahnya. Ada perasaan aneh yang sulit di jabarkan dalam hati. Tingkah Mina yang seperti kebingungan ingin berbuat apa membuat si cowok itu tersenyum. Aduhh... manis sekali, kok persis timothée chalamet pandangan mata dan senyumnya terlihat simpatik.

Ini bukan kali pertamanya melihat pria tampan tetapi dia pria paling menarik yang pernah Mina lihat. Kenapa aku harus bertemu cowok seperti dia di sini.

Mina segera berjalan cepat masuk ke mobil dan segera menjalankan mobilnya pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang campur aduk.

Oh Tuhan akhirnya, aku bertemu cowok sempurna, tapi kisah ku berakhir dalam hitungan menit. Aku dan cowok itu memang sekedar bertemu, namanya saja tidak tahu tapi aku merasa aku akan bertemu kembali lagi dengannya, mungkin dalam waktu dekat.

Saat ini Mina merasa bodoh sekali. Sangat disayangkan dia tidak berusaha sedikitpun untuk berkenalan dengannya padahal jarang sekali bertemu cowok seganteng tadi.

Sial, kenapa tadi aku tidak berpikir sejauh itu. Kalau soal begini aku menyerah, benar-benar tidak ada harapan.

Brukk! Teeeeeeeeeeeeeeeeeeet!

Astaga, apa lagi yang aku tabrak? trotoar? Kok bisa?!

""Hei kalau nyetir jangan sambil tidur dong!!" Teriak sopir yang melewati ku.

"Siapa juga yang tid-" balasannya berhenti ketika Mina ingat ia tadi memang sedang melamun. Mina dengan Sigap langsung memundurkan mobilnya dan segera menuju food count tempat janjiannya.

****************


Mina berjalan memasuki food counter tempatnya berdiri dengan langkah cepat ia menuju meja yang sudah Iya pesan. Oh astaga ini kali pertamanya terlambat. Terlihat Violet yang sedang menunggu Mina dengan wajah agak kesal.

"Kamu udah pesan makan?" tanya Mina pada Violet berusaha mengabaikan keterlambatannya

"Ya seperti yang kamu lihat. Alasan apa yang membuat seorang Mina Mayumi tidak tepat waktu?"

"Jangan tanyakan itu aku merasa kesal kalau disuruh mengingatnya. Kita bicarakan yang lain saja oke." Ucap mina terus terang.

"Kamu udah bosan nganggur belum? Aku punya tawaran pekerjaan bagus dan cocok untukmu." Violet mulai mengangkat sendoknya menuju makanannya entah sejak kapan ia menahan laparnya.

"Kerja apa? Perusahaannya Berani bayar aku sepuluh juta nggak?"

"Yang bener aja, nggak akan ada perusahaan yang mau gaji kamu sepuluh juta kecuali perusahaan ayahmu." Kata Violet tampak judes. Isi kepala Mina memang selalu di luar nalar.

"Karena itu lebih baik aku menganggur aja lagian aku butuh banyak waktu luang untuk memanjakan diri."

"Kamu yakin nggak mau bantu papa kamu buat ngurus perusahaannya? dari pada nanti kamu nangis-nangis kalau perusahaan papa kamu diwarisi ke orang lain." Violet sebenarnya tau alasan Mina tidak ingin ikut campur tangan dengan perusahaan Ayahnya tapi tetap saja hanya Mina harapan satu satunya.

"Enggak, kamu kira ngurus perusahaan itu gampang? Aku nggak mau pusing pusing ngurus perusahaan besar gitu. Salah papa punya perusahaan besar dan cabang banyak tapi anaknya cuman satu."

Violet memutar matanya malas mendengar candaan sahabatnya. Ia merasa yakin suatu hari nanti Mina akan menyesal dan terpaksa mau tidak mau mengurus perusahaan milik ayahnya.

Cinta Yang TersesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang