11. CYT

4 3 0
                                    

Hari ini lagi-lagi Mina ke bengkel diantar Erik. Dia benar benar sudah tidak di beri kesempatan untuk membawa mobil sendiri. Mungkin karena Mina sudah menghancurkan mobilnya dua kali.

Seperti yang kemarin dikatakan senior perempuan Mina yang menyuruhnya menggunakan baju biasa saja. Hari ini Mina menggunakan baju kemeja putih dan sepatu kets. Mina harap hari ini ia tidak kena tegur lagi karena penampilannya.

Mina berjalan memasuki bengkel. Ia melihat motor Farez yang sudah terparkir dengan rapih. Mata Mina kemudian mencari keberadaan pemilik motor itu.

"Mina? bagus kamu udah ubah penampilan kamu. Soalnya hari ini bos mau dateng buat ngecek bengkel tapi kamu nggak perlu terlalu khawatir soal itu, bos orangnya santai kok." Ucap senior perempuan Mina. Mina mengangguk paham lalu pergi menjauh.Mina menggagalkan rencananya untuk bertemu Farez dan memulai pekerjaannya.

Untuk saat ini dia harus fokus pada pekerjaannya dulu, jangan sampai dia dapat masalah ketika bosnya datang. Mina tidak ingin di usir dari bengkel ini dan semuanya akan berakhir begitu saja sebelum ia benar-benar memulainya.

Saat sedang bekerja Mina mendengar dari karyawan lain kalau bosnya sudah tiba. Karena dia sedang sibuk di gudang jadi hanya dapat berita itu dari pegawai lain.

Mendengar tanpa bertemu langsung saja sudah berhasil membuat Mina gugup apa lagi kalau bertemu secara langsung. Memikirkan apa yang akan Mina katakan pada bosnya membuatnya sangat haus. Padahal belum tentu ia akan di tanya pada bosnya soal pekerjaannya. Semoga saja tidak.

Mina keluar sebentar dari gudang untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Ia meneguk air yang dia bawah dari rumah. Lalu kembali ke gudang.

Tanpa Mina sadari, dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikannya dengan tatapan takjub dan kebingungan.

"Siapa wanita berbaju putih itu? Aku baru melihatnya." Tanya seorang yang melihat Mina dari kejauhan.

"Wanita itu? Dia Mina Mayumi pegawai baru. Dia baru beberapa hari kerja, sedang masa percobaan." Jawab pria yang ada di sampingnya.

"Panggil dia ke ruangan saya. Saya mau bicara dengannya. Hanya berdua." Pak Surya yang mendengar itu segera menghampiri Mina.

Mina tampak sibuk dengan kertas yang ia pegang. "Mina, apa kamu sedang sibuk?" Tanya Pak Surya.

"Enggak kok pak, ada apa pak?" Jawab Mina gugup. Setelah beberapa hari di sini, ini kali keduanya bertemu Surya. Ia harap kinerjanya bagus.

"Bos manggil kamu ke ruangannya. Katanya mau menyampaikan sesuatu." Kata Pak Surya.

"Bos? bukannya bapak bos saya?" Tanya Mina bingung.

"Oh enggak. Saya hanya bantu mengurus bengkel ini, pemilik bengkel ini ada di ruangannya. Nunggu kamu."

Mendengar penjelasan itu, Mina bergegas menuju lantai teratas bengkel menggunakan tangga. Ia segera berjalan ke ruangan satu-satunya dilantai itu.

Sebelum masuk Mina meminta izin terlebih dahulu pada seseorang yang ada di dalam. Setelah mendapat izin Mina segera masuk dan menemukan seseorang duduk di kursi empuk berwana hitam sedang membelakanginya.

"Bapak panggil saya? ada apa ya pak?" Mina membuka suara saat memasuki ruangan itu.

"Pegawai baru? Senang bertemu denganmu." Pria itu memutar kursinya, menatap wajah Mina. Senyumnya terukir saat melihat wajah bingung Mina.

"Maaf? apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Mina. Wajah pria itu tampak tidak asing baginya. Namun, ia tidak bisa mengingat di mana mereka pernah bertemu.

"Sepertinya tidak. Karena aku tidak mengingat wajahmu dan kau harus bersyukur karena aku cukup pelupa." Pria itu berdiri dari duduknya mendekati Mina.

Pria itu menyandarkan dirinya ke meja kantornya, menatap wajah Mina dekat. "Kamu pria itu kan? Cowo di club?" Tanya Mina memastikan.

Pria itu tersenyum, seperti membenarkan perkataan Mina. Gadis itu tidak percaya bosnya adalah pria menyebalkan itu.

"Sepertinya kamu minum terlalu banyak sampai tidak mengingat wajah ku, harusnya aku memukul mu agar kau bisa mengingatnya." Ucap Mina datar. Mina menyilangkan tangannya di depan dada.

"Jangan lupa kalau aku bos di sini. Jangan sampai aku menyeret mu keluar dan membuat mu sangat malu." Ucap Pria itu tak kalah dingin.

Bisa di bilang kini mereka sedang seri. Pria itu baru saja membalas Mina dengan perkataan yang sebelumnya ia ucapkan untuk Bosnya.

Mina tertawa kecil. Pria ini sangat kekanak-kanakan dan sangat pemarah.

"Kau memanggil ku hanya untuk mengatakan itu? Lupakan saja, ada banyak hal yang harus aku lakukan di bawah." Ucap Mina lalu berbalik keluar dari ruangan itu.

"Lain kali jangan memanggil ku untuk hal yang tidak penting." Lanjut Mina sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan. Ini membuatnya cukup kesal.

Ia benar-benar tidak mengira akan bertemu dengannya di sini. Pria menyebalkan itu adalah bosnya? bukan masalah besar, Mina tidak perduli kalau ia akan di pecat saat ini juga. Dari pada harus menurunkan harga dirinya.

"Masih tetap sombong setelah mengetahui siapa aku? Haha menarik." Gumam Revano saat Mina keluar dari ruangannya.

Pria itu seperti sudah gila dengan kesombongan Mina. Ia telah di hipnotis dengan kesombongan itu. Hal yang selalu ia lakukan ke orang lain, hari ini seorang gadis membuatnya merasakan itu.

Revano Absss pria idaman para gadis. Pria yang berkecukupan dan memiliki bisnis sendiri. Terlahir di keluarga kaya membuatnya tidak perlu usaha besar untuk bisa sukses. Menjadi idaman para wanita, membuat Revano sering berkencan dengan banyak wanita.

Mina turun dari tangga dengan wajah dongkolnya. Revano membuatnya semakin kesal saat Mina ingat ia harus menuruni tangga yang cukup banyak.

Farez melihat Mina turun dari tangga dengan wajah kesal, menghampirinya.

"Ada apa? Bos memarahi mu?" Tanya Farez membuat Mina sedikit terkejut.

"Tidak. Hanya menanyakan pekerjaan ku sebagai karyawan baru." Jawab Mina berbohong, tidak ingin Farez tau yang sebenarnya.

"Oh yaa? Aku baru pertama kali melihatnya seperti itu, biasanya dia cuek dan memberikan tanggung jawab penuh pada Pak Surya." Farez sebagai karyawan lama tentu sedikit terkejut dengan perubahan sikap bosnya itu. Apa itu hanya karena Mina cantik?

"Tapi baguslah, dia mulai peduli pada bisnisnya ini." Ucap Farez cukup senang.

"Iya." Jawab Mina singkat.

"Pulang kantor kamu sibuk nggak?" Tanya Mina sebelum Farez pergi.

"Enggak, ada apa?" Farez menatap Mina bingung.

"Kamu bisa temani aku ke toko buku nggak? Aku butuh sesuatu untuk di beli tapi." Mina menggantung kalimatnya, bingung ingin mengatakan apa. Sejujurnya, ini hanya alasan untuk bisa pergi bersama dan membicarakan sesuatu di luar pekerjaan.

"Boleh, kebetulan aku juga akan kesana. Tadinya aku pikir akan pergi di akhir pekan, tapi karena kau mengajak ku. Kita bisa pergi bersama." Ucap Farez tampak antusias.

Mendengar itu Mina tersenyum senang. Mina tersenyum pada Farez seperti orang bodoh. Ia membayangkan betapa menyenangkannya saat mereka berkeliling bersama.

"Yaa, udah aku lanjut kerja dulu. Nanti pelanggannya komplain kalau mobilnya nggak di benerin." Farez meninggalkan Mina yang masih tersenyum bodoh.

Gadis itu benar-benar tidak sabar menunggu waktu pulang kerja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Yang TersesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang