03. CYT

7 5 0
                                        

Matanya baru saja menangkap sesuatu yang membuat gadis itu sedikit terkejut. Mina menatap pria di hadapannya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Mina berjalan menghampiri Kevin mantannya dengan raut yang kesal campur aduk. Melihat Kevin yang penuh senyum bahagia dan tampak sangat asik berdansa dengan wanita seksi membuat Mina menghentikan langkahnya dan berbalik badan. Ia tidak ingin pria  itu beranggapan yang tidak tidak jika dia menghampirinya dengan rasa kesal begini.

Dengan keadaan sedikit mabuk Mina terpaksa keluar dari bar tidak ingin melihat Kevin lebih lama lagi. Mina berjalan menuju parkiran mobil yang berada di depan gedung bar itu. Langkah Mina terhenti ketika ia melihat mobil Kevin terparkir rapi. Mina menatap mobil itu cukup lama memastikan itu benar mobil milik Kevin.

"Dasar cowok brengsek nggak tau diri!" Mina menendang bumper mobil depan dengan sepatu hak tingginya setelah mengetahui itu benar mobil milik Kevin. "Gimana aku bisa lupa sama mobil ini, aku yang udah lunasin mobil ini tapi si Brengsek itu malah membawa cewek lain kesana kemari dan sedangkan aku dia campakkan." Ucap Mina kesal dan sedikit tertawa kecil

Merasa tidak puas dengan hanya menendang   mobil itu Mina melepas sepatu hak tingginya lalu memukuli salah satu jendela kaca mobil toyota putih itu sampai pecah dan berbunyi. Mina sedikit terkejut dan Panik karena mobil itu mengeluarkan bunyi alarmnya.

"Cowok sialan! brengsek! berani- beraninya selingkuhi aku nggak tahu diri. Bener-bener nyebelin. Aku kasih kamu semua yang kamu mau tapi kamu malah nyakitin aku. Bajingan! nggak punya perasaan!" Karena melihat sekitar tampak sepi dan belum ada satpam yang datang, Mina melanjutkan kegiatan memukulnya. Sekarang giliran kaca depan mobil yang Mina pukuli dengan brutal.

Setelah kaca depannya retak barulah Mina merasa sedikit puas sudah menghancurkan dua kaca mobil itu. Mina kembali menatap sekitar dan melihat dua satpam yang berjalan dengan langkah terburu buru kearahnya. dengan cepat Mina melarikan diri dari tempat itu sebelum satpam melihatnya.

Dampak dari perbuatan Mina langsung terlihat membuat dua satpam itu panik.  Luapan kekesalan yang baru saja ia lakukan membuat perasaannya senang. Walaupun sudah satu bulan putus dengan Kevin, tetapi Mina masih tidak bisa melupakan saat Kevin tertangkap basah berduaan dengan wanita lain di Apartment miliknya. Membuat mina tidak habis pikir dengan perbuatannya dan langsung memutuskan hubungannya saat itu juga.

****************


Mina merebahkan tubuhnya di ranjang menatap langit langit kamarnya yang kosong. Pikirannya masih di isi dengan kejadian tadi di bengkel. Apa dia kurang cantik sampai pria itu tidak bisa mengingatnya seperti Mina mengingat pria itu. Ini sangat tidak adil baginya.

Merasa kesal mina bangkit dari tidurnya dan mendudukkan pantatnya di ujung kasur. Matanya kini tertuju pada bintang bintang di langit yang berkerlap kerlip. Mina terpesona pada bintang itu, ia berjalan ke arah balkon kamarnya ingin menatap bintang itu lebih jelas.

"Ada apa? Kenapa sekarang semua yang aku harapkan nggak ada yang terjadi? Apa ini kutukan? Kenapa harus aku yang di kutuk?" Mina  menatap bintang seraya meluapkan ke kesalnya.

"Kamu udah nggak mau berteman sama aku?" Mina menatap bintang bintang itu dengan cemberut. Ia membuang nafas kasar memalingkan pandangannya. Mina mengerutkan dahinya melihat apa yang sedang ia lihat di bawah.

"Itu maling?" Seseorang dengan wajah tertutup dengan sarung bermotif kotak kotak sedang memanjati dinding samping rumah Mina. Dia menyaksikan orang itu lompat dari tembok rumah Mina ke halaman rumahnya.

Melihat itu membuat mood Mina semakin berantakan. Dengan kesal Mina kembali masuk ke kamarnya lalu membuka laptopnya. Posisinya kini sedang duduk di headboard tempat tidurnya dengan laptop di pangkuannya yang di lapisi oleh bantal. Mina membuka aplikasi pemutar musiknya lalu memutar musik favoritnya. Lagu yang berinstrumentalkan biola menggema di kamarnya.

Mila menutup matanya menikmati lagu yang ia putar. Hatinya mulai tenang mendengar lagu yang ia mutar, lagu ini memang sangat mampu membuat suasana hatinya tenang. Mina membuka matanya, ia merasa seseorang membuka pintu kamarnya. Ya, benar pria yang tadi ia lihat sedang memanjat kini ada dihadapannya.

Mereka saling menatap beberapa detik sebelum maling itu menyodorkan pisau dari jauh pada Mina. "Astagaa!! kamu kenapa bisa sanpai disini, kan di bawah banyak benda yang lebih berharga." Ucap Mina seraya memutar matanya malas.

"Di ruang tengah ada TV, ambil aja itu mahal loh keluaran terbaru." Mina kembali menutup matanya dan bersandar nyaman di pinggir kasurnya. Sedangkan maling itu membeku menatap Mina yang santai.

"Oh iyaa, kamar utama ada di deket situ juga, pintu sebelah kiri, ada vas bunga gede yang berdiri di samping pintunya. Berangkas ada di dalam lemari pakaian gantung, kuncinya 9076." Kata Mina menjelaskan lalu kembali menutup matanya nyaman. Tanpa curiga akan di tipu Maling itu segera mengikuti instruksi dari Mina.

Setelah beberapa menit maling itu pergi Mina mendengar teriakan dari bawah memanggil namanya. Ia beranjak dari duduknya segera keluar dari kamar. Ternyata ayahnya -- Erik yang memanggilnya di lantai bawah, Mina berjalan bermalas malasan menuruni tangga.

"Ada apa ribut ribut?"

"Syukurlah kamu nggak kenapa kenapa. Ada maling masuk rumah, untungnya mama liat dia kalau nggak dia udah bawa isi brangkas pergi dan beberapa perabotan juga." Ucap Santi bersyukur dan menghampiri anaknya.

"Aku tau, aku yang kasih tau dia di mana brangkas papa. Nggak ada salahnyakan dia bawa salah satu brangkas papa." Ucap Mina tampak santai.

"Apa maksud kamu? Kamu gila ya?!" Erik membalikkan badannya menatap Mina serius. Ia mencari kebohongan di wajah putrinya tapi Erik tidak menemukannya. Entah apa yang membuat Mina melakukan itu Erik yakin putrinya sudah hilang akal. Sepertinya kasih sayangnya selama ini membuatnya hilang akal.

"Kamu biarin dia masuk sampe ke kamar? Mina di mana otak kamu?!" Ucap Erik tampak geram. Amarah yang terpancarkan di wajahnya tak membuat Mina merasa takut sedikitpun.

"Bukan salah aku biarin dia masuk. Rumah kita besar, mewah udah pasti sasaran dia rumah kitakan? Papa harusnya lebih Dermawan dan ngerti." Mendengar itu Erik terdiam. Mina dengan cuek kembali menuju kamarnya. Melihat kelakuan Mina membuat kepala Erik terasa pening. Ia mendudukkan pantatnya di sofa dan memijit mijit kepalanya sendiri.

Santi menatap Mina khawatir. Sikap Mina yang seperti menjadikan keluarganya sebagai musuh membuat Santi kembali mengingat kesalahannya dimasa lalu.

Cinta Yang TersesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang