PSYCHIC DETECTIVE PARTNERS • 05

119 19 3
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

ABSEN DONG KALIAN TAU CERITA INI DARI MANA?

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️

••••

"ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴛᴇʀᴛɪᴘᴜ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴋᴀᴜ ʟɪʜᴀᴛ!"

Pukul 14.25 WIB bel pulang akhirnya berbunyi nyaring di GIHS. Para murid langsung membereskan buku-buku di atas meja dan memasukkannya ke tas masing-masing. Satu persatu para murid keluar dari kelas. Bagi murid yang masih ada jadwal ekskul hari ini tetap berada di sekolah sedangkan yang tidak memilih bergegas untuk pulang, sama halnya seperti Arhan.

Mobil-mobil mewah yang sudah datang menjemput berbaris dengan rapi di luar area sekolah. Mobil-mobil yang sudah menunggu majikan mereka masing-masing.

"Selamat sore, Tuan Muda." Seorang pria berpakaian jas rapi memberikan salam dengan sopan pada Bian yang menghampiri.

"Sore," jawab Bian tidak bersemangat seraya memberikan tas ranselnya pada Pak Jaya—supir pribadinya.

"Bagaimana sekolahnya hari ini, Tuan?"

"Hahh... nggak ada yang spesial. Sama seperti biasa." Bian mengacak rambutnya.

Pak Jaya lalu membuka pintu mobil bagian belakang, Bian pun masuk ke dalam mobil. Bian bersandar di kursi dengan kedua tangan bersedekap dada sedangkan matanya melihat murid-murid GIHS berjalan melewati gerbang utama sekolah. Tanpa sengaja mata Bian menangkap sosok Arhan yang barusan melewati gerbang. Tubuh Bian langsung tegap dan terus melihat Arhan yang berjalan ke halte bus yang tidak jauh dari sekolah. Arhan bersama beberapa murid terlihat menunggu di sana.

"Dia bukan dari kalangan atas?" gumam Bian baru menyadari bahwa Arhan tidak sama seperti dirinya.

"Maaf, Tuan? Maksud Tuan Muda siapa?" Pak Jaya tiba-tiba menyahut. Dia sudah duduk di kursi kemudi.

"Bukan siapa-siapa." Bian kembali bersandar di kursi. "Langsung pulang, Pak," perintahnya.

"Baik, Tuan." Pak Jaya mulai menjalankan mobil. Dari lirikan matanya, Bian masih bisa melihat Arhan saat melewati cowok itu.

PSYCHIC DETECTIVE PARTNERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang