HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!
ABSEN DONG KALIAN TAU CERITA INI DARI MANA?
TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️
PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️
••••
"ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴛᴇʀᴛɪᴘᴜ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴋᴀᴜ ʟɪʜᴀᴛ!"
—
Selesai mencuci piring bekas sarapannya, Arhan langsung menyandang tas ranselnya dan memakai sepatu di depan pintu. Sekarang masih jam 06:37 WIB, Lia sepertinya masih tidur dan Sanda juga belum keluar dari kamarnya. Arhan sudah membuatkan sarapan untuk Lia dan Sanda, jadi nanti mereka tinggal memakan sarapannya, tidak perlu susah-susah lagi.
Arhan memang berencana untuk pergi lebih pagi karena jarak dari rumahnya ke sekolah memang lumayan jauh. Dia harus berjalan keluar dari perumahan tempat tinggalnya untuk menemukan jalan raya kemudian berjalan lagi ke halte bus yang tidak terlalu jauh dari gerbang perumahan tempat tinggalnya.
"Pagi banget berangkatnya."
Arhan menoleh pada Sanda yang menghampiri. Sanda kemudian mengulurkan sebuah paper bag pada Arhan. "Buat lo."
"Apa ini, Kak?"
"Buka dan lihat aja sendiri," jawab Sanda.
Arhan pun membukanya dan terdiam ketika melihat sesuatu didalamnya, sebuah kotak ponsel dengan merek terbaru. "Kak, ini...."
"Temen lo yang kemarin ngejek gue dan Lia. Katanya kami nggak punya hati sampai nggak kasih lo hp. Tuh anak mulutnya emang nyebelin banget."
Arhan masih diam memeperhatikan kotak ponsel ditangannya itu. Melihat reaksi Arhan yang hanya diam saja membuat Sanda menghela napas. Dia kemudian mengambil kotak ponsel itu dan membukanya. Memperlihatkan benda pipih dengan warna hitam itu tepat di depan mata Arhan.
"Sebenarnya gue udah siapin ini dari lama. Tapi lupa aja ngasihnya ke lo," kata Sanda membuat Arhan langsung menatapnya. Sanda juga mengangkat pandangannya hingga tatapannya dan Arhan saling bertemu.
"Gue tahu lo nggak akan pernah meminta sesuatu sama gue ataupun Lia. Lo pasti akan tetap diam. Jadi gue sengaja beliin ini karena benda ini sangat berguna apalagi di zaman sekarang." Sanda meletakkan ponsel tersebut di telapak tangan Arhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHIC DETECTIVE PARTNERS
Misterio / Suspenso"Jangan tertipu dengan apa yang kau lihat." -PDP •••• Arhan Batara, remaja 17 tahun yang pendiam dan penyendiri. Tidak terlalu suka bersosialisasi namun bersekolah di sebuah sekolah unggulan di ibu kota yaitu Genius International High School (GIHS)...