PSYCHIC DETECTIVE PARTNERS • 07

141 22 2
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

ABSEN DONG KALIAN TAU CERITA INI DARI MANA?

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️

••••

"ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴛᴇʀᴛɪᴘᴜ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴋᴀᴜ ʟɪʜᴀᴛ!"

Dengan tatapan tajam dan wajah datar, Sanda berdiri dengan kedua tangan bersilang dada. Tatapannya tertuju pada dua remaja laki-laki yang saat ini berdiri didepannya. Sedangkan Lia duduk santai di sofa dan asyik mengunyah snack dipangkuannya. Lia terlihat tidak peduli dengan kedatangan Bian, berbeda dengan Sanda.

"Anak siapa yang lo pungut?" tanya Sanda pada Arhan yang sedari tadi terus diam dengan kepala menunduk. Sedangkan Bian langsung mengangkat pandangannya pada Sanda ketika mendengar Sanda menyebutnya anak pungut.

Arhan yang menyadari Bian hendak membalas perkataan Sanda menahan cowok itu dan memberikan pelototan pada Bian lalu berucap pelan, "Jangan. Buat. Ulah," peringat Arhan menekan setiap katanya.

Bian mendengus dan tetap diam menuruti perkataan Arhan.

"Maaf, Nona. Saya tadi bertemu dengannya di jalan. Saat melihat keadaannya saya membawanya kesini. Paling tidak mengobati lukanya."

Bian tercengang mendengar perkataan Arhan yang lebih formal dan sopan pada perempuan di depan mereka ini. Sangat berbeda ketika Arhan berbicara dengannya ataupun saat di sekolah. Di tambah tadi Arhan juga memanggil kedua perempuan itu dengan sebutan Nona? Apa Bian tidak salah dengar?

Sanda menggaruk pelipisnya. Ternyata firasat aneh yang dia rasakan beberapa saat lalu adalah ini? "Baiklah. Dia boleh di sini."

"Terima kasih, Nona." Arhan menyenggol lengan Bian untuk mengucapkan terima kasih juga pada Sanda dan Lia.

"T-terima kasih, Kak."

Sanda, Lia, dan Arhan sama-sama tersentak. Bahkan Lia yang sedari tadi terus mengunyah tiba-tiba berhenti dan menatap Bian dengan kedua mata membulat.

"Apa? Lo manggil gue dan Sanda apa tadi?" tanya Lia memastikan.

"Kak. Emang kenapa?" Bian menjawab polos seraya memperhatikan Arhan yang raut wajahnya langsung berubah pias.

PSYCHIC DETECTIVE PARTNERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang