3- kendali

798 98 2
                                    

Coba pikirkan kalau kalian adalah seorang ahli strategi yang selalu disalahkan saat strategi yang kalian beri gagal atau tidak mencapai tujuan.

Solar yang sering tidak tidur untuk memikirkan 1001 cara dalam pembuatan strateginya sering kali disemprot atasan karena hal itu.

Gagal sudah jadi makanannya sehari-hari tapi juga sudah kebiasaannya untuk menahan diri.

Gagal yang bikin lagi. Mudah, itu prinsip Solar.

Kalau gagal ya kaji ulang. Asal kegagalan yang dia dapat tidak memakan korban, Solar tidak akan putus asa. Dia mencari dokumen sampai ujung semesta untuk meyakinkan kalau strategi yang dia berikan itu kemungkinan besar berhasil dan aman.

Yah, kadang sedikit tidak aman. Tapi hey, apa bagusnya hidup tanpa tantangan kan? Solar sering menampar pipinya sendiri saat memikirkan pertanyaan tadi.

Kalau strategi gagal, akan ada korban. Baik yang terluka itu juga korban, tidak boleh berpikiran tidak ada korban sampai ada korban jiwa karena itu tidak bijak dan salah, Solar mencatat.

Tapi kadang memang korban jiwa tidak bisa dihindari.

Saat ini TAPOPS berkabung. Salah satu pesawat berawak yang mengemban misi tertembak oleh musuh dan meledak tanpa bisa pulang ke stasiun.

Titik koordinat terakhir mereka memberi pesan kalau musuh ada di sisi kanan pesawat.

Rudal.

Solar mencatat dalam otaknya. Rudal berkecepatan tinggi dan menghantam mereka lalu meledak seketika. Sementara pesawat musuh yang diberitahukan oleh mereka tidak terdeteksi oleh kapal induk TAPOPS. Mungkin memakai penyamaran khusus.

Solar memakai pakaian hitam. Kacamata visornya dia ganti dengan kacamata biasa berframe bundar.

Akhir-akhir ini dia sering tidak tidur dan membuat matanya bengkak. Jadi dia pakai kacamata hitam.

Akhir-akhir ini juga Solar lebih...menyalahkan diri sendiri. Semuanya berlalu secepat namanya (Cahaya) dan terkadang Solar kesusahan untuk mengimbangi.

Kadang Solar ingin berhenti.

.

.

.

Solar jarang berpapasan dengan saudaranya selama satu bulan ini. Berpapasan sekali, itu pun hanya satu-dua orang dan hanya melambaikan tangan.

Ah, Solar rindu dengan kembarannya.

Mungkin kalau mereka bisa berkumpul, Solar akan menangis detik itu juga. Lebay ya kayaknya, haha.

Orang-orang berlalu lalang dan sibuk dengan urusan mereka.

Solar juga sibuk, tentu saja. Banyak pekerjaan yang harus dia lakukan. Harus dia penuhi.

Setiap hari rasanya langkah Solar makin berat saat menuju ruang strategi. Bertemu dengan...siapa lagi namanya? Ram? Rem? Entahlah, siapapun itu. Selain karena mereka sering tidak sejalan, Solar juga malas bertemu mukanya.

Tapi Solar agak senang kali ini karena ada bantuan.

Fang....

Sebentar, ini termasuk bantuan atau malah bencana?

Solar tidak tahu lagi.

Tidak bisakah minggunya dia skip dan langsung liburan saja? Mungkin saat liburan dia bisa kembali ke Bumi kan? Jalan-jalan ke mana gitu dengan kakaknya. Atau piknik? Atau ke pantai? Atau piknik ke pantai?

Membayangkannya saja Solar sudah ngiler.

"Sol? Sol! Solar!"

"Hah? Apa?"

(Not so good) Solar's DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang