4- tepian

782 106 19
                                    

Solar memuntahkan isi perutnya ke toilet dengan tidak elit. Hm, bau, tapi ugh.

Ini dia sakit kah? Atau makanan yang dia makan sebelumnya basi? Tapi mana mungkin basi? Kafetaria TAPOPS itu sudah dijamin bersih dan selalu baru. Apalagi kakaknya Gempa yang juga merupakan salah satu bagian dari pengurus di sana.

Kalau basi mungkin dari roti kemasan yang dia makan, eh.... Kapan ya terakhir dia makan?

Solar pusing.

Tapi tidak ambil pusing sakitnya dan bangkit setelah merasa sudah cukup baikan.

Apa sih? Makan obat sebiji juga pasti sembuh sendiri.

Dia ada banyak hal yang antri dikerjakan, tidak punya waktu untuk sekedar sakit karena —lagipula— dia sudah besar.

Solar keluar toilet sambil sedikit sempoyongan. Andai saja ada libur sakit untuknya, haha.

.

.

.

Solar pusing.

Ada suara lebah lagi di telinganya. Tapi bukan lagi pusing karena sakit. Dia pusing karena perdebatan yang tidak tahu kapan akan berhenti di depannya ini makin memanas.

Solar tidak bicara. Bukan tempatnya untuk bicara. Karena ini sudah ranah petinggi dan Solar hanya bagian yang membacakan rekap misi.

Benar, evaluasi hasil data.

Ah, evaluasi strategi juga. Solar akan kebagian nanti setelah rekap misi selesai. Tapi seperti tidak akan selesai ya.

Solar melirik ke arah temannya, Gopal.

Pfft-- bocah gendeng.

Bisa-bisanya dia malah curi-curi makan di saat para petinggi sedang hampir adu lempar tablet di depan sana.

Hal tadi membuat Solar tersenyum sedikit di tengah semua kegilaan ini. Yah, semoga saja anak itu tidak ketahuan-

"GOPAL!"

Solar menarik doanya.

"BISA-BISANYA KAU MAKAN DI TENGAH RAPAT!"

Yang bersangkutan tersedak. Panik mencari air. Saat menemukan (entah punya siapa pula itu) langsung diteguk tanpa ampun.

"M-m-m-maaf Komandan!"

"Ulangi rekap misi yang sebelumnya kau kerjakan!"

Gopal gelagapan. Dia menoleh ke sana-sini untuk mencari pertolongan dan bertemu Solar.

Sayangnya Solar menggeleng.

'Aku kan tidak semisi denganmu,' matanya mengatakan itu. Gopal berkaca-kaca.

Ah, sayang sekali ya Gopal.

.

.

.

Kali ini Solar dalam masalah. Masalah besar.

Wajahnya dia pasang setegas dan senetral mungkin menatap alien di depannya yang tengah kalap. Misi mereka gagal. Karena strategi Solar.

Dan ada korban jiwa.

"Kau bajingan! Bisa-bisanya—! Bagaimana kau mau bertanggung jawab hah?!"

Solar diam di tempat. Tidak patut menjawab. Dia akan membiarkan dirinya menjadi samsak karena yah, memang salahnya.

"JAWAB!"

Teman-teman alien yang mencengkram kerah Solar mencoba untuk memisahkan mereka.

Sial kenapa dia harus bertemu dengan mereka di kafetaria?

(Not so good) Solar's DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang