7- misi berbahaya

765 101 1
                                    

Kacau. Solar mencatat dalam hatinya kalau keadaan saat ini sungguh kacau.

Kali ini geng Kokotaim datang ke suatu misi dengan personil lengkap, hanya saja semuanya kacau.

"Solar, bagaimana dengan keadaan di depan?!" Ying berlari ke arahnya. Tangan gadis itu terluka. Solar menatapnya ngilu.

"Parah. Tapi aku akan cari solusi. Bilang ke yang lain untuk bersembunyi saat aku memberi intruksi," kata Solar cepat.

"Ap-apa yang mau kau lakukan?"

Solar meringis.

"Kita tidak punya pilihan lain selain menembak langsung pada pesawat musuh dengan senjata elemental. Aku yang akan melakukannya."

"GILA!"

Bukan Ying yang bilang seperti itu tapi Taufan. Dia kembali ke pesawat dengan Blaze yang terluka tapi malah mendengar rencana Solar.

"Santai dulu-"

"Matamu empat! Mana ada santai! Yang ada aku dibunuh Halilintar karena membiarkanmu keluar untuk hal semacam tadi!"

Solar paling malas bersilat lidah dengan perintis fusion Sopan ini.

"Rencananya begini..."

"Rencanamu itu terlalu nekad. Kau, bisa-bisa kau-"

Solar memegang bahu Taufan tegas.

"Haish, kalau begitu, begini saja deh."

Taufan merasa sesuatu yang tidak mengenakkan akan datang.

Jadi sekarang, saat ini, di sinilah Solar berada. Menang dari Taufan dan berdiri di atas kepala pesawat angkasa mereka.

Dari arahnya dia bisa melihat Taufan yang terbang secepat yang dia bisa ke arah pertempuran di depan untuk memperingati saudara dan temannya yang lain.

Dan Solar di tempatnya akan melakukan tugasnya.

Solar menarik nafas. Sudah lama dia tidak seperti ini. Seharusnya ini dilakukan dengan bantuan Halilintar (melakukan fusion Supra mungkin, hasilnya juga lebih bagus) tapi jauh sekali jarak mereka.

Solar malas untuk pergi ke sana. Terlalu lama untuk melakukan fusion dan memakan banyak usaha.

Jadi lebih baik, Solar menembakkan tembakan terbaik dan terbesar yang dia bisa dari arah sini saja.

"Ini mudah. Mudah sekali, hanya perlu mengumpulkan seluruh kekuatanmu dan tembak. Kau itu orang yang paling jenius, jadi ini sangat amatlah kecil," gumam Solar menyiapkan tangannya.

Di depannya mulai terkumpul partikel cahaya. Besar, lebih besar.

Solar membentuk sudut bulan sabit. Ah, ini sudah lama sekali.

"Tembakan Solar Gerhana," tapi sepertinya semangat yang dia miliki tidak seperti saat dia memberikan tembakan ini untuk pertama kali.

Tapi hasil yang diberikan malah lebih besar dari saat dia menembakkan hal ini di stasiun TAPOPS yang lama.

Bagus sekali, ini lebih besar. Maka dari itu Taufan, semangat memberi sinyal.

"SOLAR ASDFGHJKL!!!!"

Tidak perlu ditanyakan siapa yang mengumpati adik bungsunya dengan penuh cinta itu.

Tembakan Solar mengenai pesawat musuh. Menembus pesawat itu. Menembus atmosfer planet. Sampai di jarak tertentu baru berhenti dan membuat pesawat musuh meledak dengan suara yang luar biasa mengerikan.

Debu berterbangan dan pepohonan yang ada di sana terhempas. Bebatuan juga menghilang dari tempatnya hanya untuk bersatu menjadi debu yang mungkin nantinya akan membentuk dataran baru.

(Not so good) Solar's DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang