Bab 20 : The Biggest Surprise !

15.7K 830 3
                                    

2 hari yang lalu, Kean membawa Ziva pulang. Total, Kean berada 15 hari di Singapore. Kean sengaja meminta Ziva tinggal dengan Mama sampai ulang tahun Syd. Kean ingin menjadikan Ziva sebagai hadiah ulang tahunnya.
Malam ini Kean menjemput Ziva di rumah Mama. Kean meminta Inah untuk memastikan Syd berada di kamar. Ternyata Syd sudah berada di kamar sejak pukul 8 malam.
"besok Bunda ulang tahun, kita akan beri Bunda surprise"
"Ziva tidak sabar ingin memeluk Bunda dan adik Ziva" Kean mengangguk mendengar Ziva yang begitu excited. Perjalanan yang macet dan sedikit jauh membuat Ziva tertidur. Saat sampai, Kean dengan perlahan menggendong Ziva hingga kamarnya. Kean menyelimuti Ziva lalu mengecup keningnya. Kean sudah menyiapkan birthday cake untuk Syd. Inah sudah mengamankannya di dalam kulkas.
"late again Mr. Keanu?" Syd berkata manja pada Kean, Syd memberengut. Kean naik ke ke ranjang dan mengecup pipi Syd, lalu mengusap perutnya.
"sorry"
"aku sudah siapkan air hangat untuk kamu, let's take a bath"
"thanks" Kean mengecup dahi Syd. Kean melangkah ke toilet. Syd menunggunya sambil menonton tv. Sesekali Syd mendapatkan sapaan dari jagoannya.
"kenapa kamu sering tiba-tiba tersenyum seperti itu Syd?" Kean yang sudah tampak lebih segar mendekati Syd.
"ya, jagoan kamu semakin lincah di dalam, dia sudah ingin mengajak kamu bermain bola"
"oh hai son, apa yang kamu lakukan hari ini selain menendang dan meninju Bunda?"  Kean mengusap perut Syd sambil mengecup bibir Syd.
"mungkin dia berenang atau sibuk berputar-putar di dalam" Syd menjawab asal, Kean menarik hidungnya.
"well, terimakasih telah bersusah payah mengandung anak aku"
"you're welcome, terimakasih telah membuat aku merasakan menjadi wanita sempurna"
"love you so much my Sydney"
"love you too my Keanu, oke aku ingin tidur"
"go ahead" Kean membantu menurunkan bantal Syd. Syd sudah merasa agak sesak nafas karena perutnya. Syd selalu tertidur miring dan Kean mengusap punggungnya hingga Syd tertidur pulas. Kean tidak sabar menunggu besok pagi. Kean ingin tahu reaksi Syd saat tahu ada Ziva di rumah ini.
                                                                                    ***
"happy birthday amare, semoga kamu menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Terimakasih sudah menjadi pacar terbaik selama 2 tahun dan menjadi istri terhebat selama 4 tahun ini. Terimakasih telah menjadi Bunda luar biasa untuk anak-anak aku, terimakasih sudah menyempurnakan hidup seorang Dazello Keanu. I love you my Sydneyssa Mikhailla"
Kean berbisik di telinga Syd saat Syd baru saja membuka matanya pagi itu. Kean memeluk Syd dari belakang dan mengecup tengkuknya.
"love you so much Sydney" Syd seketika menangis mendengar ucapan Kean. Dadanya sesak. Haru dan bahagia menjadi satu. Kini di usianya yang menginjak 28 tahun, Syd sudah menjadi wanita yang berbeda. Kean dan Ziva mengubah Syd, meskipun Ziva sekarang entah dimana, bisiknya lirih. Syd membalikkan tubuhnya menghadap Kean.
"love you too sayang, terimakasih sudah menjadi segalanya untuk aku. Kamu, tidak pernah bisa aku gambarkan dengan kata-kata, kamu sahabat terbaik, pacar terbaik, suami tersempurna dan Ayah terhebat untuk anak-anak kita" Syd meneteskan air matanya. Kean mengecup kening Syd. Memeluknya erat, meredakan tangisnya.
"sebelumnya kamu tidak pernah menangis seperti ini saat berulang tahun" Kean bicara sambil tersenyum. Syd memberengut. Kean menyapu rambut Syd dan menyelipkan di balik telinga Syd. Kean berkali-kali mengecup kening Syd dan mengecup bibirnya.
"I just happy..." Syd berkata lirih. Kean mengusap sisa air mata di pipi Syd.
"aku merasa memiliki segalanya sekarang, kamu, Ziva, dia. Meskipun Ziva tidak ada di sini, tapi aku selalu merasa dia dekat Kean" Kean kembali mengusap air mata Syd yang menetes. Kean tersenyum simpul mendengar Syd. Ziva memang sudah sangat dekat dengan kita Syd, dia berada di kamarnya, hanya beberapa langkah dari kamar kita, teriak Kean dalam hati. Kean mengecup punggung tangan Syd. Mereka saling berpelukan dengan eratnya.
"wait, aku punya sesuatu untuk kamu. Aku ingin kamu menutup mata dengan ini"
"oh, ini terlalu drama. Kamu tidak pernah lakukan ini sebelumnya" Syd mengerutkan keningnya. Kean hanya mengangkat bahunya.
"karena apa yang akan kamu dapatkan, akan menjadi sebuah drama" Syd mengulum senyumnya sambil menilik Kean. Kean menutup mata Syd dengan syal. Kejutan apa? Kean tidak pernah meminta Syd seperti ini sebelumnya.
Kean beranjak keluar kamar, berjalan menuju kamar Ziva. Ziva sedang duduk di pinggiran ranjang dengan Inah yang memegang kue. Kean memang sudah meminta Inah untuk menyiapkan kue dan membangunkan Ziva. Inah menyalakan lilinnya dan menyerahkan kue pada Kean.
"terimakasih Inah"
"sama-sama Pa" Inah keluar kamar Ziva. Ziva tersenyum memeluk leher Kean.
"are you ready?"
"sangat Ayah"
"come on, wait...apa itu?" Kean melihat Ziva memeluk sebuah kertas. Ziva memperlihatkan sebuah gambar hasil karyanya sendiri.
"ini hadiah untuk Bunda"
"good girl" Kean mengecup bibir Ziva lalu menggendong Ziva dengan sebelah tangannya, tangannya yang lain memegang kue berlilin angka 2 dan 8. Kean menempelkan telunjuknya di bibir Ziva, memberi kode pada Ziva untuk tidak bersuara. Kean menutup pintu kamar perlahan dan menurunkan Ziva dari pangkuannya.
"caro?"
"ya, wait amare" Kean perlahan mendekati ranjang bersama Ziva. Ziva bersembunyi di balik ranjang. Kean membantu Syd melepaskan ikatan penutup matanya. Syd merasakan sesuatu yang hangat di hadapannya. Pasti sebuah kue dan lilin. Syd membuka matanya perlahan lalu melihat kue dan lilin di hadapan matanya.
"happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday happy birthday Sydney. Oke, make a wish" Kean berkata lembut. Syd tersenyum sambil memejamkan matanya. Syd hanya berdoa untuk kebahagiaan hubungannya dengan Kean, Syd ingin Ziva kembali dan Syd ingin dirinya serta bayi nya selalu sehat.
"done?"
"hmmmm" Syd mengangguk. Kean meminta Syd meniup lilinnya.
"apa wish kamu?"
"aku hanya ingin selalu bahagia dengan kamu, aku ingin Ziva kembali, aku juga ingin aku dan dia selalu sehat hingga nanti dia siap bertemu kita" Kean langsung memeluk Syd erat. Mengecup kepalanya. Betapa bahagianya Kean memiliki Syd. Syd berubah menjadi lebih dewasa semenjak ada Ziva dan semenjak Syd menginginkan anak. Kean melepaskan pelukannya dan beranjak menyimpan kue di meja depan sofa. Kean membuka lengannya lalu kembali memeluk Syd.
"well, apa kamu siap dengan kejutannya?"
"sure sayang, wait..." Syd melepaskan pelukan Kean dengan cepat, menutup mulut dengan tangannya. Ekspresinya sangat terkejut sambil menunjuk ke bawah ranjang. Kean melihat ke arah Syd menunjuk. Kean tersenyum. Ternyata persembunyian Ziva terlihat oleh Syd. Ziva menengokkan kepalanya ke arah Syd dan Kean. Ziva melihat Kean dan Syd memperhatikannya. Syd masih sangat shock dan terkejut. Ziva berdiri lalu tersenyum sambil memamerkan gambarannya pada Syd dan Kean.
"happy birthday Bunda" Ziva berkata dengan ceria. Syd ternganga dan masih tidak percaya melihat Ziva ada di hadapannya.
"Kean, apa ini mimpi???" mata Syd berkaca-kaca. Syd menutup mulutnya, masih tidak percaya.
"no sayang, Ziva memang ada disini" Ziva naik ke ranjang mendekati Syd. Ziva tidak langsung melompat ke pangkuan Syd. Ziva tahu kini perut Syd sudah jauh lebih besar dari sebelumnya. Syd sibuk meraba Ziva. Memegang tangannya, pipinya, membelai rambutnya. Syd meneteskan air matanya. Ziva??? Dia kembali? Ini mimpi? Tapi Kean mengatakan ini kenyataan.
"Zivarra" hanya itu yang bisa Syd ucapkan. Syd menggigit bibir bawahnya. Memandangi Ziva takjub.
"iya Bunda, ini Ziva. Apa Bunda tidak mau peluk Ziva?" Syd langsung terisak memeluk Ziva, Ziva seperti biasa menghujani Syd dengan kecupan. Kean memeluk mereka berdua. Kean merasakan kebahagiaan mendalam. Keluarganya kini berada di dekapannya. Istri dan anak-anak Kean. Kean sangat bahagia dengan keluarganya yang utuh. Cukup lama Syd memeluk Ziva, memang butuh waktu yang lama untuk meyakinkan Syd. Setelah puas, Syd melepaskan Ziva. Syd menghujani Ziva dengan kecupan.
"ini untuk Bunda" Ziva menyerahkan gambarannya pada Syd. Syd tersenyum simpul lalu mengecup kening Ziva.
"thank you sweetie"
"sepertinya kado ini lebih berharga dari apapun" Kean melirik Syd. Syd tersenyum dan mencium pipi Kean.
"sure, thank you Kean. Ini surprise paling berhasil selama bertahun-tahun aku melewati ulang tahun bersama kamu"
"anything for you, wife" Kean merangkul Syd. Ziva menatap Syd dan Kean bergantian.
"hai adik Ziva sudah besar, kapan Ziva bisa bertemu dia Bunda?" Ziva memegang perut Syd dan mengecupnya berkali-kali.
"beberapa minggu lagi sayang, you will stay here?"
"sure Bunda" Ziva kembali memeluk Syd. Syd melirik Kean, Kean mengangguk mengiyakan kata-kata Ziva.
"kamu harus ceritakan ini Kean"
"sure" Kean mengusap kepala Syd dan mengecup keningnya. Oh thank God !! Bisik Syd dalam hati. Syd merasa kebahagiaannya lengkap. Seorang suami, anak dan calon anak Syd yang menghiasi ulang tahunnya ke 28. Tuhan begitu baik pada Syd. Doanya selama ini terkabul. Please God, jangan ambil kebahagiaan ini lagi dari kami. Kean, Ziva dan calon anak mereka, kini hidup Syd sempurna.
                                                                                        ***
"jadi Ziva sakit dan......KOMA??"
Syd terkejut mendengar pernyataan Kean, Kean hanya mengangguk. Syd ternganga tidak percaya. Malam itu Syd berbaring di ranjang bersama Kean. Kean mengistirahatkan kepalanya di bahu Syd sambil mengusap perutnya. Ziva sudah di tidurkan di kamarnya, sehingga Syd dan Kean bebas bicara. Syd tidak menyangka bahwa anak perempuannya terbaring sakit bahkan koma. Sulit di percaya.
"kamu tidak akan pernah kuat melihat keadaan dia kemarin, aku sampai meneteskan air mata di hadapan Ziva yang terbaring lemah. Ini penyebab kenapa aku tidak mau mengatakan ini sama kamu. Tapi yang terpenting, Ziva sudah kembali sama kita. Aku sudah menandatangani surat perjanjian bahwa tante Davina tidak akan menuntut Ziva kembali dan kita tidak akan menuntut apapun dari mereka"
"apa yang sebenarnya terjadi pada Ziva?"
"Ziva terguncang, merasa tertekan. Ziva mogok sekolah hingga mogok makan. Ziva hanya ingin pulang pada kita tapi dia enggan mengatakan itu pada tante Davina. Hingga pada akhirnya Ziva sakit dan tante Davina meminta kita untuk menjenguk Ziva. Tapi aku tidak mau mengambil resiko dengan menceritakan ini pada kamu sayang, sehingga aku dan Mama memutuskan untuk merahasiakan ini dari kamu"
"oh my God Kean, kamu merahasiakan informasi sepenting ini dari aku?" Syd melirik Kean sambil mengerutkan keningnya. Kean menengadahkan kepalanya dan mengecup bibir Syd, Syd memberengut.
"maaf sayang, dokter Indah mengingatkan aku bahwa kamu itu tidak boleh stress dan terlalu over thinking. So, aku memilih diam dna merahasiakan ini" Kean tersenyum sambil menatap Syd penuh maaf. Kean lalu membawa Syd ke pelukannya.
"kapan sebenarnya Ziva kembali dari Singapore?"
"3 hari yang lalu, aku biarkan Ziva tinggal bersama Mama sampai tadi malam. Aku meminta Inah mengabari aku jika kamu sudah berada di kamar. Jadi aku bebas membawa Ziva ke kamarnya tanpa perlu kamu melihat"
"Kean !! entah aku harus marah atau kesal sama kamu"
"dan maaf aku membohongi kamu. Sebenarnya, aku tidak ada kunjungan ke Malaysia. Aku ke Singapore untuk menjenguk Ziva selama 15 hari kemarin"
"seriously???"
"iya sayang"
"Kean !! Aku tidak menyangka kamu bisa membohongi aku seperti ini !! Kamu jahat !!" Syd memberengut, Kean semakin mengeratkan pelukannya, menempelkan hidung mancungnya di pipi Syd.
"aku hanya tidak mau kamu memikirkan ini. Yang terpenting, aku berhasil memberi kamu surprise terindah, terhebat dan paling luar biasa diantara surprise yang pernah ada"
"well, thank you sayang. Tapi please, jangan pernah bohongi aku lagi"
"ini pertama dan terakhir. Aku janji !!" Kean tersenyum lalu mengecup bibir Syd dan melumatnya dengan lembut. Kean mencium Syd lebih dalam. Menggigit pelan bibir bawah Syd dan  membuat Syd menggelenyar. Syd mengerang dan meremas bahu Kean. Kean selalu senang jika Syd meremas bahunya saat mereka sedang berciuman. Ciuman ini terasa begitu intim dan lembut. Kean dan Syd selalu menyukai gaya berciuman seperti ini.
Malam ini, adalah malam yang berbeda dari malam-malam sebelumnya selama 4 bulan terakhir. Kini, kegundahan hati Syd telah sirna, keresahan hati Kean sudah pudar. Akhirnya, Kean benar-benar menebus dosanya dan rasa bersalahnya pada Syd dengan membawa Ziva kembali ke hadapannya..
                                                                                         ***

The Break PrincipleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang