Bab 9 : My Dream Come True

13.5K 809 5
                                    

 "happy mother day, Bunda, jika sudah besar Ziva ingin seperti Bunda. I love you Bunda"

Ziva bicara diatas panggung dengan menggunakan microphone lalu turun dan memberikan bucket bunga mawar putih pada Syd. Syd mencium bibir Ziva dan memeluknya.

"thank you so much sweetie" 

Ziva kembali ke barisan bersama teman-temannya. Mereka menyanyikan lagu-lagu tentang Ibu. Syd jadi teringat Mami dan Mama. Syd lalu mengirimkan pesan singkat untuk mereka. Ini pertama kalinya Syd melakukan itu. Mama membalas pesan singkatnya

"terima kasih sayang, I love you too"

Syd tersenyum simpul, ponselnya tiba-tiba bergetar lagi. Mami.

"love you too, tumben kamu ucapkan ini sama Mami. Kapan beri Ziva adik laki-laki?"

Syd mendengus. Mami nya memang menyebalkan, tidak selembut Mama mertuanya. Huh !! Ponsel Syd bergetar, ada chat dari Kean.

"happy mother day sayang, be a good mom for our daughter. Love you my Sydney"

Oh My God !! Syd sangat ingin bertemu Kean, memeluknya dan menciumnya. Mata Syd berkaca-kaca menatap ponselnya. Kebahagiaan meletup di hatinya. Syd dengan cepat membalas chat Kean, jarinya menari diatas layar ponsel.

"thanks sayang, love you too. DAZELLO KEANU...I MISS YOU SO MUCH !!"

Syd tersenyum manis setelah membalas chat Kean. Matanya beralih ke atas panggung. Syd menyaksikan Ziva, Nerra dan beberapa teman sekelasnya menari balet. Firna sibuk mengambil gambar Nerra. Syd memutuskan untuk merekam video Ziva dan mengirimkannya pada Kean, pasti Kean senang. Setelah selesai, Syd melirik Firna yang sedang menggendong bayinya.

"kamu ga kerepotan merawat Nerra lalu memiliki bayi?"

Syd bertanya pelan pada Firna, Firna menggelengkan kepalanya.

"Nerra bantu aku rawat Farrel"

"oh ya?"

"hmmm hmmm, kapan kamu beri Ziva adik?"

"I don't know, next time"

"oh ya kenalkan ini Banyu, suami aku"

"hai Sydney"

"Banyu"

"Ayah Ziva kemana?"

"dia ada uji coba praktek di salah satu rumah sakit di Perth, baru hari ini akan pulang Fir"

Firna tersenyum mendengar penjelasan Syd. Ternyata Firna ini adalah sahabat Naurra saat SMA, sehingga Syd dan Firna merasa lebih akrab.

Ziva menghampiri Syd sambil menggendong tas nya. Dia bersahabat dekat dengan Nerra, sehingga mereka selalu berdua. Syd berpamitan pada keluarga Firna dan meluncur pulang.

"Ziva you okay?" 

wajah Ziva memerah, nafasnya memburu.

"Ziva pusing Bunda"

Syd menjadi panik. Dirinya tidak bisa menghubungi Kean karena Kean sedang di pesawat. Oh my God !!!

"kamu istirahat ya"

Syd membaringkan Ziva di ranjangnya. Inah dengan sigap membawakan Ziva minum. Syd mengukur suhu Ziva, 38 derajat.

"aku akan telepon dokter Vita dulu ya"

"no Bunda jangan tinggalkan Ziva"

"aku hanya mau ambil handphone sayang"

"no Bunda..."

The Break PrincipleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang