CL Part 17

1.8K 81 7
                                        

Caramel Love

{Trash's POV}

**************

Setelah kejadian tempo hari, aku sama Kon jadi deket. Nggak deket-deket banget sih. Gimana mau deket, sekolahnya aja beda.

Sedangkan sekarang, aku udah nggak ada niatan lagi buat jahatin Pop, apalagi ngerebut Kei dari Pop. Karena sekarang aku udah punya target baru, ya.. Kon.

Pagi ini aku lagi sarapan bareng ayah sama bunda nggak ketinggalan adek aku yang duduk samping aku. Kalo kalian pengen tau, nama adekku itu Wuxhan.

Dia umurnya nggak jauh-jauh dari aku kok, dia sekarang kelas 9. Adikku juga tampan, tapi aku lebih imut kok, karena aku menuruni bunda dia ayah. Tinggi badannya secara sekilas sama denganku, tapi secara merinci entahlah, mungkin faktor tingginya karena gen ayah.

"Ayah... Aku boleh minta sesuatu nggak?" tanyaku.

"Pagi-pagi gini kamu mau minta apaan sih Trash?" balas ayahku.

"Ehm... Ayah jangan terkejut yah. Bunda juga yah, jangan kaget."

"Emang apa sih Trash?" sambung bundaku.

"A-aku... Pengen pindah sekolah lagi." ucapku.

Ayah dan bundaku tidak begitu terkejut, mereka hanya melihatku heran. Itu karena ini udah ke 5 kalinya aku minta pindah kesekolah lain lago, setelah aku minta pindah kesekolah yang sekarang ini.

"Kamu ini, apa kamu sudah bosan dengan sekolah yang sekarang? Atau kamu ada masalah disekolah? Atau apa? Coba berikan alasanmu!" suruh ayahku.

"Palingan kakak lagi suka seseorang lagi, cuma disekolah lain." sela adikku.

"Apa benar Trash?" tanya bundaku.

"I-iya." jawabku terus nyengir nggak jelas.

"Entahlah ayah belakangan ini masih sibuk. Sepertinya ayah tidak sempat untuk mengurusi permintaanmu. Mungkin bunda saja yah yang mengurusi."

"Kok bunda sih yah. Bundakan paling nggak suka kalo berurusan dengan guru. Ayah aja ah." jawab bunda dengan berakhir cemberut.

"Iya, iya. Tapi nanti kamu pindahnya habis ujian saja biar sekalian nggak ribet."

"Oke. Makasih ayah." ucapku.

"Orang yang aneh. Ingin sekali menganggapnya bukan kakakku." ucap adikku lirih, namun aku masih bisa mendengarnya.

"Apa yang kau bilang Xhan?" tanyaku memastikan.

"Ehm.. Tidak, tidak ada apa-apa." balasnya terus melanjutkan makannya.

"Oh iya, Xhan. Kebetulan hari ini libur kan, kau mau nggak nganterin kakak buat beli sesuatu?" tawarku pada Xhan.

"Apa untungnya bagiku?" jawab Xhan. Dasar adik yang jahat.

"Baiklah. Nanti kamu bisa beli barang yang kamu suka deh, tapi hanya satu benda saja yah." ucapku agak berbisik pada adikku agar tidak terdengar ayah dan bunda.

"Ehm... Baiklah, tapi nanti kakak jangan lama-lama."

"Siap." balasku. Dasar, harusnya disodok dulu baru mau.
*disogok Trash...
*terserah aku dong, kan situ cuma author tinggal tulis aja.

*****

Sekarang aku sama adikku lagi naik angkutan umum, sebenarnya adikku protes, tapi aku memaksanya biar dia juga terbiasa nggak bikin kota ini semakin macet.

Sayangnya entah mengapa dugaan adikku selalu benar. Aku dan adikku tidak mendapat tempat duduk. Sekarang kita berdua berdiri, sedangkan gantungan tangan (entahlah apa itu namaya, author nggak tau, kalo ada yang tau tolong komen biar authornya nggak kampungan) buat penumpang yang berdiri tinggal satu.

Caramel LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang