Sebuah Pernyataan

893 129 31
                                    


Disclaimer: Naruto dkk milik Masashi Kishimoto

This story is mine.

***

Sasuke berdiri menjulang tinggi menghalangi pintu. Untung saja belum ada orang lain yg datang di pagi itu.

Kalau tidak Ino yang berdiri beberapa langkah di depannya bisa saja meneriakinya dengan suara cemprengnya yang memekakkan telinga.

"Kalian sebenarnya mau beli bunga yang bagaimana?"

Ino bertanya sabar dengan senyum yang dipaksakan sambil menatap ke arah duo bocah unik di depannya yang sedang memperhatikan bunga dengan begitu serius.

"Bunga mawar merah itu melambangkan
apa?" Daiki menunjuk kumpulan bunga segar berwarna merah yang ada di sana.

Ino ikut mengalihkan tatapannya kemudian ujung jarinya menyentuh bunga merah tersebut dengan lembut.

"Bunga mawar merah itu menandakan keromantisan, secara sederhana artinya cinta yang kuat."

Daiki mengangguk-anggukkan kepalanya, Ino yang melihatnya terkekeh geli.

Tetsu yang berdiri di sampingnya menggoyahkan ujung baju Daiki dan membuat lelaki yang lebih tua darinya itu menatap ke arahnya penasaran.

"Keromantisan itu apa?"

"Entahlah, hanya orang dewasa yang tahu." Jawabnya sambil mengangkat kedua bahunya.

Ino di dekat mereka menahan dirinya sekuat mungkin untuk tidak tergelak karena kepolosan dua bocah tersebut.

"Kalau bunga yang mau dikasih untuk orang yg paling kita sayangi itu bunga apa saja?" Daiki kembali bertanya, ia mengalihkan wajahnya dan menatap Ino dengan raut penasaran yang begitu jelas di mukanya.

"Kamu bisa memberikan bunga mawar merah, anggrek, lily putih, tulip merah," balas Ino sambil menunjuk satu persatu bunga yang ia sebutkan tadi dengan jari telunjuknya.

"Apakah orang ini begitu spesial?"Ino kembali bertanya.

Keduanya menganggukkan kepalanya semangat. Sementara netra keduanya masih menjelajahi ruangan dengan berbagai macam bunga itu.

Benar-benar mengabaikan Sasuke yang berada di dekat pintu.

Melihat kebingungan mereka berdua, Ino akhirnya mengambil mawar merah dan mendekatkannya kepada kedua bocah tersebut.

"Mawar memang terkesan klasik, namun banyak alasan mengapa mawar masih menjadi pilihan banyak orang," ucap Ino.

Wanita dengan rambut blonde itu berjongkok di hadapan kedua lelaki mungil tersebut sambil menyerahkan mawar ke depan wajah mereka.

Tetsu dan Daiki mendekatkan wajah mereka dan menghirup dalam-dalam aroma mawar, kemudian menampilkan senyuman cerah di wajah mereka berdua.

Sasuke yang berdiri jauh pun bisa melihat bagaimana pancaran mata keduanya yang terlihat sangat bahagia.

"Kita boleh membelinya, kan?" Daiki mengalihkan tatapannya tiba-tiba ke arah Sasuke.

Pria dewasa itu sempat terkejut, terdiam sebentar, bingung.

"Boleh kan?" Tetsu ikut bertanya. Menatapnya dengan kedua bola mata yang bersinar seperti biasanya.

Sasuke menganggukkan kepalanya. Ia memang tidak bisa menolak, tentu saja duo bocah itu melompat girang dengan sorakan kecil yang membuat sasuke dan Ino ikut tersenyum bahagia karena tingkah mereka.

"Jadi, bunga mawar merah ini untuk siapa?" Ino kembali bertanya sambil mengambil beberapa bunga mawar merah dan merangkainya.

Ia sempat melihat duo bocah itu saling melirik kemudian salah satunya menggelengkan kepala, larangan untuk memberikan jawaban.

Baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang