BAB 10

733 38 3
                                    

“Seorang pelacur harus diperlakukan seperti pelacur.”

Kata-kata Jimmy yang diucapkan dengan nada dingin dan ketenangan menakutkan itu seolah-olah bergaung di ruangan yang hening itu.

Lelaki itu sudah melepaskan kemejanya, dan membuka ikat pinggangnya lalu meletakkannya di ujung ranjang. Matanya begitu dingin, ekspresi wajahnya tenang, terlalu tenang, hingga membuat Sea gemetar cemas.

“Kau…Harus…Mendengarkan.” Sea masih mencoba, meskipun melihat ekspresi wajah Jimmy, ia tahu ia tidak akan berhasil.

Jimmy terlalu marah, dia terlalu dibutakan oleh kemurkaannya.

“Lepaskan kemejamu Sea.” gumam Jimmy datar.

“khun Jimmy…” wajah Sea langsung pucat pasi mendengar perintah yang diucapkan tanpa ekspresi.

“Lepaskan.”

Nada suara Jimmy begitu menakutkan. Mungkin Sea akan lebih berani menghadapi jika Jimmy berteriak-teriak marah dan membentaknya. Tetapi lelaki ini begitu tenang hingga menakutkan.

Dengan gemetar Sea melepas kancing demi kancing kemejanya. Menatap Jimmy dengan wajah memohon, tetapi lelaki itu tidak terpengaruh.

Setelah seluruh kancing kemeja Sea terlepas, dia berdiri sambil menggenggam kemejanya yang terbuka dengan kedua tangannya erat-erat, berlutut di ranjang itu, memohon belas kasihan kepada lelaki yang berdiri di tepi ranjang dan tampak kejam.

“Aku bilang lepaskan kemejamu, Sea,” suara Jimmy tetap lembut dan terkendali, tapi entah kenapa Sea makin gemetar mendengarnya, dengan sudah payah dia melepaskan kemejanya dan menjatuhkannya ke kasur, menatap Jimmy tanpa daya.

“Sekarang celana nya.” sambung Jimmy setelah mengamati tubuh Sea tanpa malu-malu, membuat seluruh wajah dan tubuh Sea merah padam.

“Tidak…!” Sea berusaha membantah, dia tidak mau dilecehkan seperti ini, dipaksa membuka baju dihadapan laki-laki yang sama sekali tidak menghargainya.

“Aku bilang celana nya!” suara Jimmy sedikit naik, tetapi tetap tenang. Matanya menatap tajam tak terbantahkan, hingga mau tak mau Sea bergerak melepaskan celana nya, air mata mulai mengalir di mata Sea.

Hening cukup lama, Jimmy terdiam sambil menatap Sea tajam. Dan Sea berlutut di ranjang itu dengan tubuh gemetaran, berusaha memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya yang kecil.

“Lepas pakaian dalammu.”

“Tidak!!” dengan was-was Sea berseru, tanpa sadar tubuhnya beringsut ke ujung ranjang, ketakutan.

Sikapnya itu malah menyalakan api kemarahan di wajah Jimmy, lelaki itu sudah tidak setenang tadi.

“Kenapa tidak Sea? Pelacur cilikku? sudah tak terhitung berapa kali aku melihatmu telanjang, dan kau melakukan semuanya dengan sukarela kan? Demi uang tiga ratus juta…“, Suara Jimmy terdengar jijik, dia melangkah maju mendekati ranjang dan secara otomatis Sea langsung beringsut mundur menjauh.

“Aku membeli tubuhmu seharga tiga ratus juta, seharusnya tubuhmu itu bisa kupergunakan semauku, tetapi aku terlalu baik padamu, memberimu kemewahan, tidak menyentuhmu di saat kamu sakit, merawatmu…itu semua terlalu baik untukmu,” Mata Jimmy tampak menyala, “Dan kau dasar pelacur cilik tak bermoral! bukannya mensyukuri kebaikan hatiku, kau malah merayu sahabatku…!!!”

A Romantic About SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang