Sea masih tertidur di ruang perawatan. Namtan menungguinya. Sementara Jimmy yang baru terbangun, dua jam setelah kecelakaan itu berjalan pelan, menuju ruang tunggu, dia sudah mencuci muka dan agak segar, tapi mau tak mau nyeri di kepala dan bahunya membuatnya mengernyit ketika berjalan.
Mark sedang duduk membelakanginya di kursi roda. Menatap ke luar, ke arah jendela lebar yang ada di ruang duduk itu, hujan sedang turun deras di luar membuat suasana ruangan itu begitu suram.
“Bagaimana keadaan Sea?” Tanya Mark, menyadari kehadiran Jimmy tetapi tidak menoleh untuk menatapnya.
“Baik, namtan sudah mengatur perawatan dan obatnya, sekarang dia masih tertidur.” Jimmy berdiri, bersandar di tembok dekat Mark, ikut menatap hujan yang mengalir deras di luar yang gelap, hanya menyisakan tetes air yang berkilauan terkena cahaya lampu.
“Kau pasti tahu kenapa aku ingin berbicara denganmu.”
Jimmy mengangguk meski tahu Mark tidak menoleh untuk melihatnya.
Hening sejenak, terasa begitu lama sampai kemudian terdengar Mark menghela nafas panjang.
“Apakah kau mencintainya?” tanyanya pelan.
“Sangat.” jawab Jimmy cepat, tulus. Mark memejamkan mata ketika rasa perih menyengat di dadanya mendengar ketulusan Jimmy kepada Sea. Mengetahui bahwa ada lelaki lain yang mencintai Sea dengan intensitas begitu besar kepada Sea ternyata menyakitinya, membuatnya terasa terpuruk dan di kalahkan. Tapi Mark menguatkan hatinya, semua demi Sea, demi kebahagiaan Sea nya.
“Apakah kau akan membahagiakannya?”
“Kebahagiaannya akan menjadi tujuan hidupku.” gumam Jimmy jujur, dia lalu menoleh menatap Mark yang sedang menatapnya, dua laki-laki yang mencintai satu laki-laki yang sama saling bertatapan.
“Maafkan aku…” Jimmy mengehela nafas, “Aku tidak pernah bermaksud mencuri Sea darimu, aku tidak mengetahui keberadaanmu sampai saat terakhir, kau tahu.”
Mark mengernyit mendengar informasi yang baru didapatnya itu, namtan belum menceritakan semua ini padanya, mungkin namtan ingin Mark mendengar sendiri dari mulut Jimmy.
“Sea tidak menceritakan alasan kenapa dia menjual diri padamu?”
“Tidak, mungkin semua akan berbeda jika dia menceritakan semuanya dari awal,” gumam Jimmy penuh penyesalan, “aku memang jahat dan selalu mengambil apa yang kuinginkan tanpa tanggung-tanggung, tapi aku tidak pernah mengambil keuntungan dari penderitaan seseorang. Saat itu dia datang padaku, menjual dirinya padaku…kau tahu apa yang kupikirkan waktu itu?” Jimmy menatap Mark dengan sedih, “Kupikir dia pelacur penggemar barang-barang mahal yang putus asa membutuhkan uang untuk memenuhi hasratnya akan kemewahan.”
“Sea tidak seperti itu.” geram Mark marah.
“Ya, dia tidak seperti itu,” Jimmy setuju, “Tapi waktu itu apa yang bisa dipikirkan lelaki seperti aku? lelaki dengan kekayaan yang selalu mendapatkan wanita dan pria karena uang? aku memang salah waktu itu, aku menginginkan Sea dan aku punya uang yang diinginkannya, jadi kuterima tawarannya.”
“Tapi pada akhirnya kau tetap jatuh cinta padanya meskipun kau menganggap dia pelacur murahan.” Mark merenung.
Sekali lagi Jimmy menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic About Sea
RomanceCERITA INI SEPENUHNYA MILIK KAK SANTHY AGATHA sendirian, dan menghancurkan semua mimpi-mimpinya yang sebelumnya terbungkus dalam rencana masa depan yang telah tersusun rapi. Semuanya hancur. Dalam perjuangannya untuk bangkit itulah dia harus berhubu...