08

1.6K 84 0
                                    

Sepanjang hari ini dan beberapa hari lalu, Alvin sama sekali gak ketemu sama Dax. Bahkan Dax juga kadang mengabaikan chatan dia.

Alvin pikir mungkin saja Dax ada kesibukan tapi saat Alvin ekskul, Dax mengabaikan dia. Alvin hanya berpikir mungkin saja Dax memang tak ingin memberitahukan orang-orang atas dia dan juga Alvin, tapi rasanya sangat mengesalkan.

Diperjalanan pulang, Alvin sekarang berhadapan dengan Dax. Ini kesempatan, Alvin langsung ngehadang Dax dengan wajah kesalnya.

Dax ngerutin keningnya bingung sama tingkah Alvin tapi kemudian dia tersenyum tipis saat melihat wajah kesal Alvin.

"Kamu kenapa kayak menghindar?"

"Aku ada urusan, maaf ya. Sekarang mau pulang bareng?"

Dax ngusak rambut Alvin, Alvin gak peduli karna dia nyaman-nyaman aja digituin, apalagi sama Dax.

Alvin mikirin jawaban apa yang harus dia buat, masalahnya adalah hari ini dia membawa motor. Tapi saat sedang berpikir bagaimana caranya agar dia pulang bareng Dax, Zion yang keberadaannya tak pernah Alvin nantikan kini lewat dan membuat Alvin sangat amat senang.

Alvin memanggil Zion, dia memberikan kunci motornya pada Zion agar Zion memakainya. Kebetulan Zion emang beberapa hari ini gak bawa motor, katanya motornya disita sama bokapnya karna ketahuan balapan liar.

"Ayo pulang!" ucap Alvin dengan sangat semangat. Dax kembali mengusak rambut Alvin.

Rasanya lidah Dax ingin sekali mengucapkan kalau Alvin sangat lucu, tapi Dax mengurungkan niatnya untuk mengucapkan itu.

Mereka melaju ke luar dari lingkungan sekolah. Alvin memegang ujung baju Dax seperti biasanya saat dia diboncengin sama Dax.

"Emang kemarin-kemarin ada urusan apa? Kenapa sampe harus ngehindar?" tanya Alvin, jujur saja dia masih sangat penasaran dengan Alasan Dax.

Kalau sekarang Dax tidak membuat alasan yang masuk akal, mungkin aja Alvin bakalan nyubit pinggang Dax. Tangannya seperti akan melakukan itu.

"Vin, kita ini ..apa sebenarnya?" tanya Dax, suaranya samar karna suara kendaraan yang lewat tapi Alvin masih bisa mendengarnya.

Alvin diam, apa yang harus dia katakan? Dia pikir dia tak akan peduli jika Dax menjauh darinya, tapi perasaan ditinggalkan dan rasa kesal yang amat sangat itu ..kenapa? Kenapa Alvin merasakan hal seperti itu?

Selama ini Alvin belum pernah merasa suka pada seseorang, dia tak tau bagaimana rasa suka itu. Bagaimana caranya menyampaikan perasaan itu, Alvin juga tidak tau.

"Kita kan pacaran, seenggaknya sampe besok."

Alvin baru menyadari, bahwa besok adalah tepat satu bulan dari dare yang diberikan Javaid. Jika setelah itu, apakah semuanya akan berbeda?

Alvin tak tau bagaimana ekspresi Dax saat ini, Alvin tau kalau Dax tidak bodoh. Dia pasti mengerti apa yang dikatakan Alvin.

"Bener ya, aku ini cuma taruhan."

Ini kalau Javaid denger auto gak jadi dikasih coklat. Daripada memikirkan itu justru untuk pertama kalinya dalam hidup, Alvin lebih memikirkan rasa bersalahnya pada seseorang daripada matcha, dan seseorang itu adalah Dax.

"Itu ..maaf. Tapi aku beneran suka-"

Dax menghentikan motornya, tak terasa ternyata mereka sudah sampai di depan rumah Alvin.

"Turun."

Alvin turun. Dax tak melepas helmnya, wajahnya tak keliatan. Alvin takut, entah kenapa.

Sangat tak menyenangkan rasanya, sesak, dan mata Alvin sudah berkaca-kaca sekarang. Ia ingin menangis, tak tau kenapa.

DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang