Book 3

8.7K 385 5
                                    

Kenapa sih di wattpad kalau udah di save sering ga ke save? Udah sering banget kaya gini bener bener madamin semangat :(

Padahal ini harusnya dipost hari senin tapi tiba tiba ga ke save ngeselin abis :( dan sekarang udah senin lagi

Oiya, karena sebelumnya masih banyak yang nanya kenapa ada part yang tiba tiba ilang jadi akan dijelaskan lagi. Karena ini dalam masa revisi jadi setiap part akan ganti gantian di unpublish.

Kalau ada part yang ilang berarti itu dalam proses revisi okee! Selamat Idul Fitri bagi yang merayakan!

---

"Ini siapa?" Tanya Raihan membuat Syra menahan nafasnya untuk mendengar pasti siapa si penselfon.

"Alvin, ingetkan?"

Brak!

Raihan langsung diam seketika saat Syra melempar ponselnya ke kaki Raihan. Untungnya ia segera mengangkat guna menghindar. Ia menoleh pada Syra yang nampaknya masih panik ketakutan. Rautnya tak terbaca membuat Raihan merasa baru menemukan sisi Syra yang ini.

Kenapa? Alvin? Siapa?

Nafas Syra masih terengah engah karena kejadian tadi. Raihan hanya diam dan mengambil ponsel Syra dan menaruh di atas dashboard. Pandangannya masih berpusat pada Syra yang kini tengah mencengkram rambutnya kencang dan belum berhenti terengah engah.

Jujur saja, Raihan tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Kubu jari Syra memutih, tanda ia mencengkram rambutnya terlalu kuat.

"Syra." Panggil Raihan namun tak mendapat jawaban dari Syra. Matanya kini terpejam seperti sedang menghadapi sesuatu yang tak ingin ia temui. Syra frustasi.

Tangan Raihan terulur memegang tyangan Syra pelan dan menariknya dari rambut Syra. Mata Syra masih terbelalak namun ketika menatap Raihan pandangannya linglung.

Raihan bener bener ga tau harus apa dan mendadak da ngerasa bersalah udah menjawab panggilan tadi.

"Gue aja yang nyetir. Lo tidur aja." Ucap Raihan dan Syra mengangguk pelan. Kemudian mereka bertukar tempat danan segera mengemudi sebelum kedua teman mereka sadar mobil tak lagi bergerak.

"Di tas gue ada air. Minum dulu." Perintah Raihan yang langsung diikuti Syra. Ia mengambil tas Raihan yang berada di dekat kakinya dan mengambil air minum kemasan.

Raihan berusaha fokus menyetir dan sesekali menoleh Syra. Tatapannya kosong namun terlihat seperti memikirkan sesuatu. Sesuatu yang dalam dan menyakitkan. Alvin? Siapa Alvin?

---

Setelah Syra dan Raihan tukar tempat Syra masih saja diam menatap ke depam dingin dan tampak berfikir keras.

Alvin.

Syra tidak usah bohong, ia benci nama itu.

Raihan daritadi bertanya tanya tentang keadaan Syra. Kalau saja sekarang ia ada di apartemennya sendirian, mungkin ia akan kalut dan menenggak alkohol sebanyak yang ia bisa.

"Syr? Gue seriusan ga mau ikut campur. Tapi lo kalau butuh bantuan bilang aja sama gue." Ucap Raihan membuat Syra menoleh dan menatapnya bingung. Sejak kapan Raihan sebaik itu?

Namun daripada mempermasalahkan kebaikan hatinya, Syra hanya tersenyum berusaha meruntuhkan beban bebannya. Raihan membalas senyuman Syra walau tahu yang dilakukan perempuan itu hanyalah paksaan.

THS [2] Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang