Book 6

5.9K 301 8
                                    

Was written since July 17th 2015
Was edited since January 5th 2018

Hai! Maaf ya udah tiga bulan ga update dan selamat tahun baru 2018! Jadi ini sempet ketunda tunda terus karena seenggaknya ada lima cerita yang numpuk di works jadi bawaannya kayak 'ah yang ini dulu ah' 'hehehe. Karena ngedit itu lebih capek daripada nulis lagi.

Book sekiannya kemana ya? Jadi ketika dalam proses editting book sesudah enam wich is tujuh bakal di unpublish. Pas tujuh udah selesai delapan, begitu terus sampai selesai semua. Pokoknya intinya gitu hehehe.

Happy new year from Raihan and Syra!!

...

Syra berdiri tegang dengan senyum kakunya dan tangannya terasa gemetar. Seluruh pasang mata di ruangan yang cukup besar itu menoleh padanya membuat Syra gugup.

Padahal kalau dipikir mereka saja belum pernah jalan berdua, tapi sekarang ini ia tengah berdiri di depan hadapan keluarga besar Raihan.

"Ini siapa nih? Pacarnya Raihan?" Tanya seseorang yang Syra tebak neneknya Raihan. Instingnya bergerak dan ia menyalami orang yang menurutnya lebih tua.

Bahkan mamanya aja gue ga tau yang mana.

"Katanya sih temen ma." Ucap tante Hanna menyenggol Syra pelan. Syra juga ga tau kenapa tapi kepalanya tertunduk dan dia benar benar malu saat ini.

Mata Syra memuncing melirik Raihan yang mengumpat sebal. Tapi entah kenapa ia menemukan semburat merah di pipi laki laki di sebelahnya itu.

"Baru kali ini loh Raihan bawa temen ke keluarganya." Ucap seorang lagi yang duduk di sebelah Mady. Melihat kedekatannya dengan Mady ia berasumsi bahwa wajahnya memiliki kemiripan dengan Raihan.

Ini mamanya?

"Tante mamanya Raihan."

Binggo!

Benerkan gue.

Setelah setengah jam menanyakan segala hal tentang Syra keluarga yang sedang berkumpul itu melanjutkan
acara makannya.

Syra duduk merebahkan dirinya bersandar dan menegak cola yang ada di tangannya. Ia masih menyumpah serapah Raihan dalam hatinya.

Raihan tai kodok! Main ninggalin gue aja malah nyiram tanaman yang udah di siram lagi! Dasar bekantan!

Keliatannya semua orang di krluarga Raihan menerima keberadaan Syra. Ya seenggaknya Mady bisa dibuat menjadi pengecualian.

"Syra, boleh bantuin tante ke sini?" Panggil mamanya Raihan dari arah dapur membuat Syra berjalan menuju dapur dan melihat mamanya Raihan sedang masak mi ayam.

"Ini nanti dibagi bagi buat yang mau. Kamu bisa bantuin tante ngeracik bumbunya?"

Syra langsung mematung di tempat dan ga bergerak sama sekali. Dia benar benar ga ada pikiran tentang mi ayam kecuali rasanya enak.Gue langsung melongo ditempat.

Melihat ekspresi perempuan di depannya, Mamanya Raihan tertawa yang membuat Syra jadi berpikir. Awalnya sih agak beda tapi pas ketawa mirip banget gila,

"Tenang sini tante ajarin."

Syra terkekeh pelan ketika tersadar betapa amat sangat memalukan dirinya. Ia memperhatikan mamanya Raihan menuang minyak yang kayaknya minyak ayam, kecap asin, lada, dan sesuatu yang Sura tebak adalah mecin.

THS [2] Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang