Chapter 5

215 22 4
                                    

Senja dengan jingganya yang indah dan cahaya yang menyinari nyiur sungguh suasana elok nan mesra, Radjar menatap mata Tuan Camlo yang mengarah ke matahari tenggelam namun perlahan Radjar pun juga  mulai tenggelam dalam genangan jingga di pantulan mata Tuan Camlo. Sudah 3 bulan berlalu tetap saja Radjar masih bingung apakah Tuan Camlo memiliki perasaan padanya? Terkadang dia bersikap manis dan sisi lainnya dia sungguh menyeramkan ketika kita dalam kecanggungan. 

 Villa keluarga De Groot ini sungguh sangat terpencil di Utara Pulau Jawa, di sini kita hanya berdua dengan berbekal cukup. 

"Saya ingin bertanya sesuatu" 

"Apa itu tuan?"

"Pernahkah kamu kehilangan orang yang kamu cintai?"

"Saya pernah kehilangan kakak saya!"

"Terus tentang kekasihmu?"

"Saya tidak pernah punya kekasih Tuan!"

Dengan antusias Radjar bertanya,

"Bagaimana dengan Tuan, apakah tuan punya kekasih?"

-Masih hening-

"Oh maaf Tuan, saya lancang mempertanyakan perihal tersebut " tersadarnya Radjar,

Ketika Radjar dilanda kecemasan akan hal yang ia tanyakan tadi namun beberapa saat Tuan Camlo mejelaskan bahwa dia memiliki kekasih di Amsterdam namun sedang berpisah karena jarak yang sangat jauh Bahkan untuk menemuinya butuh 6 bulan perjalanan untuk sampai ke Amsterdam dan sungguh bukan waktu yang singkat,

"Aku ingin menikahinya!" Akhiran katanya,

Radjar merasa sedih menerima kenyataan bahwa ternyata Tuan Camlo sudah memiliki kekasih yang sekaligus sebangsa dengannya, jadi usaha selama ini cuman tong kosong? Radjar meminta izin untuk berjalan-jalan ke sekitar pantai. Tanpa terasa sudah malam dan dia masih bermain dengan pikirannya, tiba-tiba ada yang mengetuk jidatnya dan Tuan Radjar di depannya,

"Pulang!" Pinta Tuan Radjar,

Sesampainya di ruang tengah Tuan Camlo memeluk Radjar dengan hangat dan berbicara,

"Ik ben geïnteresseerd in je! " Kata Tuan Camlo

Radjar kaget akan hal ini dan dia menengok ke belakang bertanya kenapa Tuan Camlo melakukan hal ini, di saat tengah Radjar berbicara tanpa aba-aba Tuan Camlo menciumnya dengan lembut. Radjar perlahan menikmati dan di gendongnya Radjar oleh Tuan Camlo ke kamar.

POV TUAN CAMLO

dimanakah anak itu kenapa malam-malam seperti ini belum balik dan apakah dia tersesat? Semua kekacauan itu memutar di otaknya, setelahnya Tuan Camlo pergi keluar dengan membawa lentera di tangan, padahal cuaca malam itu dingin dan sedikit gerimis kecil.

1889 : War and Love (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang