Chapter 8 (Bab Baru)

78 8 1
                                    

Pada akhirnya hati yang semulanya sembuh mulai rapuh lagi seiring dengan kesadaran bahwa diri ini bukanlah seseorang yang pantas untuk berdiri di sampingnya dan menegaskan untuk kembali lagi menguatkan niat dari tujuan awal dia ke sini, Mencari tahu siapa saja orang dibalik kematian kakak laki-lakinya.

   Pagi ini Tuan Camlo menemui ibunya di rumah sebelah,
 
"Mam! Ik wil je iets vragen."
   (Bunda! Aku ingin mengajukan sesuatu.)

"Wat is er met mijn zoon?"
   (Ada apa putraku?)

"Ik wil dat Radjar de butler in mijn huis wordt!"
(Aku ingin Radjar menjadi majordomo di rumah ku!"

"Waarom weet je dat zeker?"
(Apa yang membuatmu yakin?)

"Hij is iemand die vasthoudend is in zijn werk en een goed emotioneel gedrag heeft."
(Dia seseorang yang rajin dan mampu menjaga emosionalnya)

"Dat is voorlopig prima, maar de uiteindelijke beslissing ligt in vaders handen en hij komt volgende week thuis van zijn werk."
(baiklah untuk sementara, tetapi keputusan akhir ada ditangan ayah dan juga Minggu depan akan pulang dari dinas.)

Ibunya mulai menanyakan perihal hubungan Tuan Camlo dengan nona Anneliese namun dijawab dengan hati-hati agar semuanya baik-baik saja.

--
Radjar pun sekarang sedang berdiri di depan Tuan Camlo karena si mbok memberitahunya bahwa ia di panggil. Tuan Camlo pun memeluk Radjar dan memberitahu bahwa dia akan di menjadikannya Majordomo agar selalu bisa di sampingnya.Radjar pun menolaknya dengan halus namun apa daya Tuan Camlo tetap bersikukuh, tatapan kosong Radjar membuatnya bingung.

"Kau kenapa?"

"Tidak ada Tuan, saya izin untuk kembali mengurus kebun di belakang!" Celetuk Radjar.

Dia tak faham akan sifat Radjar bagaimana sekarang terlihat seperti orang yang berbeda? Apa aku ada salahkah?, semua pertanyaan memutar-mutar di otaknya.
Telunjuk Tuan Camlo menekan-nekan lirih pinggang Radjar hingga ia terkejut dan didapati Tuan Camlo memasang wajah layaknya anak kucing yang polos, Radjar bingung sedikit geli hingga menabok perut Tuan Camlo dan sontak matanya melotot.

"Kenapa Tuan ?" Sambil menaikkan alis kiri

" Tidak ada... Aku hanya ingin melihatmu saja"

"Bukankah Tuan Setiap hari melihat saya?"

"Bagaimana kau tahu kalau aku melihatmu setiap hari?" Balik tanya

~Pipinya kini merona~

"Maksud saya, kenapa Tuan ingin melihat saya sekarang kan saya juga setiap hari bekerja disini", berbicaranya dalam gugup

Kedua tangan Tuan Camlo memegang kepala Radjar dan bilang,
"Aku merindukanmu"

--

Laki - laki berjambang dengan para centengnya datang ke rumah, Radjar kaget siapakah mereka?
Tiba-tiba si mbok nyeletuk bahwa itu adalah Tuan Carlie De Groot, Si Tuan besar Belanda penguasa di wilayah ini dan ialah ayah dari Tuan Muda Camlo. Dan si mbok juga cerita dia juga yang memegang mandor-mandor di wilayah selatan pulau Jawa bahkan koneksi beliau juga sangat kuat kepada para penguasa keraton, kemudian Radjar Sejenak berfikir ini lah waktunya.


Maafin Mamas yah🥺 soalnya  Hiatus lama banget🙂 tapi habis ini bakal rajin update kok:)
(18 Agustus 2024)

1889 : War and Love (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang