Pelayan Pribadi

67 6 2
                                    

Seorang pemuda bernama Satria Balin Ekawira datang ke situs trowulan.

Dia datang sendirian disore hari, disaat orang orang pulang untuk beristirahat, dia berjalan jalan di situs Trowulan sendirian.

Situs pertama yang didatanginya adalah situs Gapura Wringin Lawang, yang dipercaya sebagai Pintu masuk nya kompleks kedaton majapahit.

Ia ingin Gapura Wringin Lawang ini sebagai titik awal perjalanan nya menyusuri situs situs Trowulan.

.

Satria Balin Ekawira atau biasa dipanggil Wira adalah seorang pelajar SMA berumur 18 tahun, dia duduk di kelas 2 SMA, dia sangat menyukai Sejarah dan Kebudayaan.

Tak heran kalau kamar nya dipenuhi gambar gambar dan sketsa candi, keraton, ataupun gambar gambar lukisan kerajaan, bahkan rak buku nya pun dipenuhi buku buku tentang sejarah dan kebudayaan Nusantara.

Sekarang dia sedang menelaah cerita cinta seorang Pangeran Majapahit dengan seorang Putri dari Benua seberang, yang didapat nya dari cerita turun temurun keluarga ayah nya, dan juga dari satu buku tua peninggalan kakek buyut nya.

.

Disinilah dia berdiri dihadapan Gapura Wringin Lawang, perjalanan nya dimulai dari Gapura Wringin Lawang untuk menyusuri situs situs Trowulan demi mengungkap cerita cinta sang Pangeran Majapahit yang dikisahkan turun temurun oleh keluarga nya.

"Emm... Kayaknya aku memulai perjalanan ini di situs Trowulan dari Gapura Wringin Lawang aja deh yah, biar pas kek fungsi asli nya Gapura Wringin Lawang, gapura masuk kompleks kedaton".

Eh.. perasaan gapura nya seperti bagus lagi deh, warna batu bata yang merah kek baru lagi, susunan dan batu bata nya juga seperti baru, atau mungkin perasaan ku aja yah?, Ah... Mungkin perasaan ku saja karena terlalu bersemangat dalam perjalanan kali ini.

Wira berbicara sendiri dalam hati nya.

Dia berjalan dan mulai memasuki gapura Wringin Lawang, saat menaiki anak tangga gapura, wira mencium bau wewangian yang khas, dia seperti sering mencium aroma ini.

Ah ya aroma wewangian yang sering dipakai Almarhum Kakek nya, ayah dari ayah nya, dia tidak tau wewangian dari apa yang sering almarhum kakek nya pakai itu.

"BALIIINNN......" Seorang pria menepuk pundak wira.

Tunggu?!, Kenapa ada orang memanggil nya dengan nama Balin, panggilan Balin hanya dari Almarhum kakek nya saja yang pernah memanggil nya dengan nama itu, sedangkan orang lain yang kenal dengan nya hanya memanggil nya dengan nama belakang nya saja yaitu Wira, bahkan dikeluarganya selain almarhum kakek nya memanggil nya dengan sebutan Mas Wira.

Wira menoleh ke belakang, seketika pengelihatan nya memburam dan wira langsung pingsan.

.

Wira membuka matanya setelah mencium wewangian yang menusuk hidung nya.

Dia melihat seorang pria sedang duduk di kasur seberang kasur nya menatap nya dengan khawatir.

Pria itu berpakaian seperti pakaian kuno yang di baca dan dilihat nya dibuku, memakai kain batik sebagai penutup bawah tubuh nya dan tidak memakai atasan hanya tertutup oleh selendang di bahu saja, memakai penutup kepala dari kain batik.

Sangat tampan wajah nya, cerah seperti cerahnya matahari yang menyinari bumi, kulit nya yang sedikit lebih terang dari orang orang khalayak ramai dikota nya.

Dan... Pakaian yang dipakai wira berubah?!, Wira saat ini memakai kain batik sebagai bawahan nya dan baju tanpa lengan dari kain yang dipakai nya saat ini, dikaki nya pun ada sebuah gelang kaki dari benang hitam yang entah apa itu.

TimeTravel : Pangeran Surya MajapahitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang