13. BINVS : STUPID ACADEMY

11.3K 1K 446
                                    

Hallo kita balik lagi.
Lama ya? Hehe
Komen yang banyak setiap paragraf ya biar nulisnya semangat dan rajin update.

Vote juga ya di pojok bawah itu yang ada gambar bintangnya di klik. Mode offline alias nggak nyalain data nggak apa-apa vote aja. Notifikasinya tetap masuk ke aku.

Share juga jangan lupa, mari ramaikan cerita ini pren...

Share juga jangan lupa, mari ramaikan cerita ini pren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13. BINVS : STUPID ACADEMY

Tiga anak kelas Stupid dengan jas almamater hijau milik MHS kini berdiri di depan kelas menatap teman-temannya yang lain yang masih duduk di bangku masing-masing. Air hujan di luar sana terus saja berjatuhan menyentuh bumi setelah sekian lama kemarau menerpa. Membuat bau tanah menguar harum ke mana-mana. Bu Puspa segera menutup pintu kelasnya, khawatir ada petir yang tiba-tiba menyala.

"Kalian bertiga, berdiri yang tegap!" tegur Bu Puspa cukup tegas suaranya. Guru wanita itu segera menabok pantat Dai, Tsana dan Wira yang terus saja cekikikan di depan kelas menggunakan penggaris kayu.

"Aduh, Bu. Salah saya apa?" tanya Wira memelas.

"Jangan ngobrol. Dainuri juga jangan ngupil terus. Kamu, Kai Tsana jangan joget-joget nggak jelas. Berdiri yang tegap," tegur Bu Puspa sekali lagi.

"Ampun dah, salah lagi," gumam Tsana yang langsung disenggol oleh Wira agar segera diam dan mematuhi Bu Puspa. Cewek tomboi ini memang tidak ada takut-takutnya. "Bu Puspa kalau marah ternyata nakutin, anjir. Matanya kayak mau copot natap gue terus, ngobrol dikit aja langsung disentak," bisiknya pada Wira.

Dekheman keras keluar dari tenggorokan Bu Puspa. Menandakan kalau semua murid harus mendengarkan apa yang akan ia ucapkan. "Kalian tau kenapa hanya kalian yang mendapat pin emas tersebut?" tanya Bu Puspa pada ketiga murid yang berdiri di depan kelas.

Baik Wira, Dai maupun Tsana sama-sama menggelengkan kepalanya.

Bu Puspa menudingkan penggaris kayu di tangannya ke hadapan muka Dai. Membuat si tukang mengupil itu meneguk ludahnya susah payah. "Ibu mendapat laporan dari kelas sepuluh sampai kelas sebelas, kamu tidak pernah fokus jika guru sedang mengajar. Selalu memilih duduk di pojok kelas dan tidur. Di kelas dua belas kamu memilih duduk di pojok belakang lagi, mau tidur lagi? Setelah saya perhatikan, selama dua Minggu kemarin saya mengajar di kelas ini pun saya benar-benar melihat ketidakseriusan kamu untuk belajar di tempat ini, Dainuri."

Dai malah nyengir tak berdosa di hadapan Bu Puspa, "Beli Pepaya di pasar Baru, maafin saya ya Bu," ucapnya sembari menampilkan deretan gigi kuningnya.

"Mulai serius belajar dari sekarang, Dainuri. Kamu sudah kelas dua belas," kata Bu Puspa memberitahu.

"Dunia ini tempatnya bercanda, buat apa terlalu serius? Serius itu nanti di akhirat," celetuk Tsana membuat anak-anak kelas Stupid melotot padanya, "Santai, bro. Lo semua kayak dendam banget sama gue," lanjutnya seraya mengangkat tangan.

BUT I'M NOT VERY SMART!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang