》Terbongkar

218 22 1
                                    

Bacalah dengan tenang dan teliti. Mohon dibantu apabila terdapat typo mohon diberitahukan 🙏 Book, ini memiliki unsur BxB dan Shipper dari Naruto. Kim hanya meminjam karakter dari Anime tersebut. Karakter tetaplah milik Kishimoto - san seorang. Berikan Vote dan Comment kalian. Biar Kim semangat nulisnya. So, lechugo!

••••••••••■■■■■■■■■■••••••••••

Uzumaki Naruto, siapa yang tak kenal dengan pahlawan sekaligus hokage dari desa Konoha yang jasanya begitu besar bagi dunia. Seorang ninja yang berani dan tak takut dengan kekalahan membuatnya kini menjadi salah satu dari orang terpenting yang membawa kedamaian bagi dunia ninja.

Matanya membaca isi tulisan dari surat yang diberikan oleh Sasuke padanya lewat burung yang dikirim oleh pria itu. Uchiha Sasuke, pria dengan masa lalu yang kelam tidak bisa terpisahkan dari Uzumaki Naruto. Pria yang dijuluki sebagai Hokage Bayangan itu kini sedang menjalankan misi di luar.

Beberapa temannya bahkan kini ada di dalam ruang kerjanya membahas beberapa hal yang penting demi kedepannya bagi seluruh desa. Ada Gaara, Sai, Chojuro, Kurotsuchi, dan Darui yang kini sedang berdiskusi.

"Naruto, ada yang ingin aku bicarakan denganmu," ucap Shino yang masuk ke dalam ruang kerjanya. Naruto mendongakkan kepalanya beraamaan dengan yang lainnya. Baru saja hendak berbicara, orang lainnya masuk ke dalam ruang kerjanya. Pria dengan jubah hitam itu menatap keduanya.

"Tepat sekali, kalian ada disini. Ini ada kaitannya dengan kalian," ucap Shino pada keduanya. Shikamaru yang membawa beberapa kertas lagi seketika mengalihkan pandangannya pada Shino namun tidak menghentikan dia untuk meletakkan tumpukan kertas itu di meja Naruto.

"Sampai kapan kertas kertas ini ku berdatangan ?," batin Naruto dengan menghela nafas dan memijat pelan keningnya sendiri. Shikamaru yang melihat itu menggelengkan kepalanya. Naruto meletakkan kertas yang ia pegang tadi lalu menyandarkan badannya ke kursi kebesarannya.

"Ada apa ? Dan, kenapa berkaitan dengan aku dan Sasuke ?," tanya Naruto to the point, ia ingin segera menyelesaikan tumpukan kertas kertas ini agar bisa pulang dan menghabiskan waktunya dengan keluarga kecilnya, terutama Boruto. Sasuke menangkap itu, berjalan mendekati meja Naruto.

"Jika kau tidak bisa menghadapi kertas kertas itu. Berikan saja jabatanmu padaku," ucap Sasuke dengan nada datar berhasil membangunkan Naruto. Naruto menegakkan tubuhnya dan menatap tajam Sasuke dengan perempatan merah imajiner di keningnya. Shikamaru menghela nafas dan menatap Shino yang tersenyum.

"Lagi lagi, mereka bertengkar," ucap Shikamaru lalu menghela nafas dan mengusap wajahnya sendiri. Hah, ia lelah menghadapi 2 makhluk penyelamat dunia itu. Shino yang melihat itu menggelengkan kepalanya dan tindakan itu terlihat jelas oleh Shikamaru.

"Memang seperti itu, bukan ? Matahari dan Bulan nya Konoha, Shikamaru," ucap Shino pada Shikamaru membuat Shikamaru terdiam lalu terkekeh kecil namun tak elak ia menganggukkan kepalanya. Dalam diam, Shino tersenyum dan melirik pantulan cermin ke sebuah pintu dengan celah yang terbuka.

Disana ada Boruto, Sarada dan Mitsuki yang terdiam mematung di depan pintu. Shino mengalihkan pandangannya pada Sasuke dan Naruto. Lalu berdehan sekali, membuat perdebatan antara 2 petinggi Konoha itu terhenti. Naruto menatap tajam Sasuke dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Sasuke yang melihat itu menghela nafas jengah melihat tingkah laku orang yang ada di sebelahnya itu. Belum sempat, Shino memulai untuk berbicara maksud dan tujuannya disini. Suara batuk terdengar dari Naruto. Naruto menutup mulutnya dan berdeham sekali lalu meminum air hangat yang ada di mejanya.

"Kau baik baik saja, Naruto ?," tanya khawatir Gaara pada Naruto. Merasa dipanggil Naruto mendongakkan kepalanya dan mengangguk ditemani senyuman tipis di wajahnya. Sasuke membuka matanya dan melirik ekspresi wajah Naruto yang terlihat lebih kurus dan pucat. Ia menghela nafas dan menutup matanya kembali.

"Naruto," ucap Sasuke dengan suara yang memberat berhasil membuat ruangan itu kemudian senyap tanpa suara bahkan Naruto yang hendak menulis pun menjatuhkan pena kembali ke meja. Di sisi lain, Boruto Sarada dan Mitsuki yang mendengar suara itu ikut tersentak kaget.

Sudah berapa lama mereka tidak mendengar suara itu ? 5 tahun ? Ah, tidak lebih dari itu. Satu persatu orang perlahan menundukkan kepalanya bahkan Naruto pun ikut menundukkan kepalanya. Suara yang memberat itu begitu mengintimidasi siapapun yang mendengarnya bahkan trio 7 yang ada di depan pintu saat ini.

Boruto mendongakkan kepalanya dengan susah payah. Suara yang mengintimidasi milik Guru Sasuke begitu membuatnya takut dan sulit untuk berbicara. Ia menatap wajah Sarada yang sama shocknya dengan dia. Tapi, matanya seketika teralihkan pada Mitsuki yang nampak biasa saja.

Sarada mengalihkan pandangannya pada tangannya yang disentuh pelan oleh Boruto. Ia dengan perlahan mendongakkan kepalanya dan menatap Boruto lalu berakhir pada Mitsuki setelah menyadari ada yang aneh dengan Mitsuki. Mitsuki nampak biasa saja namun terlihat bingung.

"Ada apa, Mitsuki ?," tanya Boruto dengan alis yang naik sebelah. Mitsuki mengalihkan pandangannya yang awalnya pada celah pintu ruang kerja Nanadaime kini beralih pada Boruto lalu Sarada yang terlihat bingung dengan ekspresi wajahnya.

"Apa kita ketahuan ?," tanya Sarada dengan wajah yang khawatir. Mitsuki menggelengkan kepalanya dan berusaha mengingat sesuatu sampai mengerutkan alisnya. Boruto dan Sarada yang melihat itu ikut merasa penasaran dengan Mitsuki. Sebelum akhirnya, Mitsuki meluruskan kembali wajahnya dan menatap mereka.

"Aku ingat, saat aku masih di dalam tabung itu. Aku masih dapat mendengar selama beberapa detik. Dan, aku yakin suara itu sama persis dengan suara yang sering kali kudengar berbicara dengan orang tuaku," ucap Mitsuki dengan ucapan pasti dan menatap mereka berdua. Sarada dan Boruto yang mendengar itu seketika terdiam mematung.

"Ada hal lain yang kau ingat, Mitsuki ?," tanya Boruto pada Mitsuki. Sarada menganggukkan kepalanya dan menatap Mitsuki menunggu jawabannya. Mitsuki terdiam beberapa detik, dan setelah mengatakan hal itu. Sarada dan Boruto seketika memantung dengan wajah tak percaya.

"Apa yang ini yang dimaksud Shino sensei ? Matahari dan Bulan nya Konoha saat ini masih ada karena mereka adalah Touchan dan Guru Sasuke ?," tanya Boruto dengan wajah tak percaya mendengar apa yang diucapkan Mitsuki. Boruto mengalihkan pandangannya pada Sarada yang terdiam.

"Aku rasa, memang itu kenyataannya, Boruto," ucap Sarada kemudian menatap Boruto dengan tatapan pasti. Sarada menundukkan kepalanya. Satu hal yang pasti, jika memang itu kenyataannya. Sekarang ia mengerti betapa besarnya pengaruh sosok Nanadaime bagi Papanya.

"Bagaimana dengan keadaan Mataharimu ?,"

"Dia, baik baik saja,"

Moon and SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang