Tak perlu membela diri jika memang benar karena sekeras apapun berusaha akan tetap sama tetapi ingatlah janji Allah itu pasti.
_Arabella Wiraguna
Ternyata Arabella di panggil hanya untuk meminta penjelasan tentang kehilangan handphone Ustadzah Nisa dan ia begitu tenang saat di introgasi Gus Agam karena mau ngapain juga mengambil hak orang lain.
"Gus tau kan selama pelajaran Ara tertidur dan tidak belajar sama sekali," jelas Arabella dengan jujur.
Ustadzah Nisa tidak terima dengan pembelaan Arabella. "Mana mungkin tertidur terus mungkin saja kamu bisa terbangun saat kelas sudah kosong terus mengambil handphone saya,"
"Ustadzah Nisa, anda itu sepupu saya pasti anda lebih tahu bagaimana tentang saya!"
"SUDAH CUKUP!" tekan Gus Agam menggebrak meja dengan keras.
"Arab, kamu saya hukum karena sudah berani mengambil barang orang lain!"
'Ini yang saya tunggu,'
Arabella menjalankan hukuman yang Gus Agam berikan padahal dia sendiri tidak salah hanya saja di fitnah tak jelas tanpa bukti.
Berita tentang Arabella mengambil handphone Ustadzah Nisa sudah menyebar luas di pondok pesantren sehingga Tyas, Rea dan Sindy menjadi garda terdepan untuk memecahkan masalah ini.
>><<
Tyas, Rea dan Sindy sudah berada di ruangan cctv. Tyas sedang mengotak-ngatik untuk mencari cctv di kelas Ara pada saat kejadian tadi sore.
"Ketemu!" pekik Tyas.
"Mana coba liat."
Tyas memperlihatkan dimana Ustadzah Nisa sengaja menyimpan handhpone nya saat Arabella di hukum oleh Gus Agam keliling lapangan.
Tyas dan Rea memanggil Gus Agam untuk melihatnya ke ruangan cctv tak lam kemudian Gus Agam sudah datang bersama Arabella untuk melihat rekaman cctv, tetapi entah kenapa saat di cari lagi rekaman cctv itu hilang tidak bisa di temukan.
"Kalian berbohong? Hanya mempermainkan saya untuk tidak menghukum Arab," ujar Gus Agam dengan nada galak yang tak seperti biasanya.
Tyas dan Rea kebingungan. 'Kemana ya? Kok bisa hilang,' batin Rea.
'Entah kenapa bisa hilang begitu saja, Tyas juga gak tau,' tempal batin Tyas seperti sedang berbicara.
'Perasaan gak ada yang masuk kecuali kita bertiga,'
'Apa Sindy?'
'Gak mungkin Kak Sindy.'
Mereka saling berbicara melalui batin mereka sebab berbicara secara langsung akan membuat suasana semakin keruh tak ada ujung.
"Sekarang kalian kembali asrama atau kalian juga mau di hukum?" tutur Gus Agam sontak mereka menggeleng.
"Arab ikut saya!" Arabella mengangguk dan mengikuti Gus Agam yang sudah keluar dari ruangan cctv.
>><<
Gus Agam terus menasehati Arabella biar kedepannya tidak mengambil barang orang lain lagi, mau di simpen lagi atau apapun itu.
"Jika masih tidak mau berkata jujur saya dan Abah akan melakukan hukuman sesuai yang tercantum dalam al qur'an surat Al Maidah ayat 38 yang artinya 'Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana'."
"Walau pun kamu istri saya tetap saya akan melakukan hukuman itu sebagai bentuk rasa tanggung jawab dan tidak seberapa dengan balasan Allah nanti di akhirat." lanjut Gus Agam.
Arabella tersenyum mendengarnya entah kenapa dia tidak peduli dengan hukuman itu karena menurutnya hukuman dunia tidak seberapa dengan hukuman akhirat walau dia sendiri tidak salah.
"Sampai kapan pun Ara gak akan pernah menang untuk hal ini, walau Ara sendiri gak salah. Jika itu sudah menjadi keputusan Gus dengan Abah, Ara terima lillahi ta'ala."
>><<
Ke esokannya Arabella sudah siap untuk melakukan hukuman itu dengan tangan kanan yang akan di potong dari pergelangan tangannya.
Mata yang di tutup oleh kain dan tangan yang begitu di genggam erat oleh Gus Agam, karena bagaimana pun hukuman tetap hukuman.
Semua santriwati akan menjadi saksi, berbeda dengan Tyas dan Rea yang sudah menangis sebelum hukuman itu di laksanakan.
'Setulus dan sebaik itu Kak, aku beruntung mempunyai Kakak seperti Kakak Ara,'
Arabella tetap tersenyum membuat air mata Gus Agam lolos begitu saja sebab baru pertama kali dia merasakan rasa sakit saat melihat Arabella tersenyum dengan senyuman yang begitu tulus.
"Walaupun Arabella menantu Abah, tetapi Abah akan tetap menajalankan hukuman dengan cara memotong pergelangan tangan kanan Ara." tutur Abah Kyai sudah siap dengan alat tajam di tangannya dan di balas anggukan serta senyuman oleh Arabella.
'Jika ini adalah hukuman atau teguran untuk Ara, Ara ikhlas ya Allah dan Ara mohon hilangkan rasa sakitnya. Itu saja ya Allah,'
"STOPP!"
Srett!
Alat yang begitu tajam membuat goresan di pergelangan tangan Arabella karena keburu mendengar teriakan sehingga Abah Kyai berhenti serta menyimpan alat itu dan beralih menatap seseorang yang berteriak.
"Abah, Ara tidak salah. Dia di fitnah, jika belum yakin lihatlah rekaman cctv ini." ucap Idris--Papah Arabella.
Idris adalah seorang hacker yang begitu hebat untuk mencari data informasi yang sudah terhapus bisa kembali lagi.
"Papah?" beo Arabella karena begitu familiar dengan suaranya.
Abah Kyai melihat rekaman cctv itu dan ternyata memang benar Arabella tidak salah karena saat di kelas Arabella hanya tertidur tidak melakukan hal apapun.
Wina--Mamah Arabella menghampiri Arabella dan melepaskan ikatan kain yang menutup matanya.
Grepp!
Wina memeluk Arabella. "Maafin Mamah udah jahat sama Ara, mungkin dengan bukti ini belum seberapa dengan rasa sakit yang Ara rasakan, tolong jangan sakiti anak saya. Sudah cukup di sakiti oleh saya, kalian jangan." lirih Wina dengan air mata yang membanjiri pipinya.
Baru saja beberapa hari Arabella mendengar begitu jelas bahwa ia sudah tidak di anggap anak, namun takdir berbicara lain karena Allah lah yang bisa membolak-balikkan hati manusia, jadi Arabella berdo'a dengan begitu kuat sampai akhirnya terjawab setelah merasakan rasa sakit yang begitu sakit.
"Sebelum Mamah minta maaf Ara udah maafin Mamah, karena Mamah tetap Mamah Ara." ucap Arabella menghapus air mata Wina yang terlupa mengalir.
Arabella terkekeh memandangi suaminya yang berusaha menghapus air matanya sendiri untuk tidak terlihat sedih. "Untuk Gus juga gak perlu nangis, soalnya kalau nangis ilang galaknya, gak seru kalau gak galak."
18 Januari 2024
Revisi: 21 Oktober 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU GUS GALAK
Teen FictionJangan jadi pembaca gelap! Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus galak itu adalah musuh bebuyutan santriwati nakal itu membuat Gus galak itu hampir kewalahan dengan t...