Part 40

69.2K 2.3K 61
                                        

Berbaik sangkalah kepada siapapun itu dan carilah seribu alasan sebelum kamu berpikir negatif kepadanya.

_Arabella Wiraguna

Arabella membuat ulah dengan mengecat kamar dengan warna hitam di padukan dengan warna abu yang asalnya warna putih.

"Hmm, cantik sekali!" pujinya sembari mengangguk-nganggukkan kepalanya.

Ting!

Tong!

Suara bel berbunyi ia langsung cuci tangan dan pergi ke bawah.

"Assalamu'alaikum!"salam Rea.

Ceklek!

"Wa'alaikumsalam, masuk yuk!"

Rea pun mengikuti Arabella dari belakang dan duduk di sofa. "Minum apa?"

"Air zam-zam,"

"Kita ke Arab dulu yuk!" Arabella menarik lengan Rea.

"Bulan depan gimana?"

"Aamiin, ucapan adalah do'a."

>><<

Arabella dan Rea pergi jalan-jalan ke taman menggunakan motor.

"Re, kamu yang nyetir pulangnya." Rea mengangguk.

"Selamat ya udah lulus dan jadi lulusan terbaik," Arabella menjabat tangan Rea membuat Rea terkekeh.

"Ra, pengen es krim!" Arabella mengangguk.

Mereka berdua beriringan menyebrang untuk membeli es krim sesuai kemauan Rea.

"Astagfirullah, dompetnya ketinggalan di bagasi motor," cicit Arabella.

"Terus gimana bayarnya?" bingung Rea.

"Mang, kedap nyandak heula acisna!"
(Mang, tunggu ngambil dulu uangnya!)

Si Mamang mengangguk dan Arabella menyebrang tak melihat sisi kanan dan kiri akhirnya.

Brakk!

Bugh!

"REAA!" teriak Arabella menghampiri Rea yang sudah tergeletak.

'Kenapa harus lagi ya Allah? Pertama Mamah sekarang Rea.' batinnya.

>><<

Arabella mondar-mandir di depan ruang IGD menunggu Dokter keluar dan untungnya Rea hanya pingsan.

Idris tadi sedang lewat di jalanan dekat taman dan melihat kejadian tabrakan itu. Arabella terus mondar-mandir membuat Idris semakin kesal melihatnya. "Semua kesalahan ada di anda dari istri saya meninggal dan sekarang kembaran kamu yang hampir meninggal."

Degh!

Arabella syok mendengarnya bahwa Rea adalah kembarannya, bagaimana bisa? Sedangkan Idris ia bungkam karena sudah keceplosan.

"Keluarga pasien?" sahut Dokter sudah keluar dari ruangan.

"Saya Papahnya, gimana keadaannya?" tanya Idris sudah telanjur keceplosan.

"Pasien sudah melewati masa kritisnya dan akan segera di pindahkan ke ruang rawat," Idris mengangguk.

Bugh!

Arabella pingsan dengan cepat Idris menggendongnya, se kesal-kesalnya Idris ia tetap sayang hanya saja pura-pura menutupinya.

"Gimana keadaannya?"

JODOHKU GUS GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang