Part 27

80.2K 2.8K 14
                                        

Setiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk di hargai atau di mengerti namun kita sebagai orang terdekatnya harus tau bahwa itu hanya kebohongan untuk menutupi sebuah luka.

_Arabella Wiraguna

Setelah pelajaran selesai Arabella di panggil oleh Abah Kyai untuk menanyakan suatu hal.

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam, sini duduk, Nak."

Arabella duduk berhadapan dengan Abah Kyai. "Ada apa Bah? Abah sakit?" Tanyanya dengan raut wajah yang khawatir.

"Bukan itu, Nak. Apakah Ummi berlaku baik kepada mu layaknya seorang menantu?"

Mendengarnya ia berdiam namun bibirnya langsung terbit senyuman begitu tulus ke arah Abah Kyai. "Sangat lebih dari kata baik, Bah. Tidak bisa di jelaskan melalui kata-kata," Abah Kyai mengucap handalah mendengarnya.

"Iya, makasih, Nak. Agam nunggu di kamar!"

Berlalu pergi dari hadapan Abah Kyai untuk ke kamar menemui Gus Agam sesampai di sana Arabella di marahi oleh Gus Agam.

"Hukumannya besok harus ikut lagi acara dengan saya." sentak Gus Agam tak di dengar Arabella.

Arabella merebahkan tubuhnya di kasur tanpa peduli Gus Agam yang masih marah tidak lama kemudian terdengar dengkuran halus.

"Tidur terus tiasa hidup tanpa tidur," gumam Gus Agam berlalu pergi untuk mengajar kembali.

>><<

Pelajaran sudah di mulai dengan Arabella yang ngantuk sekali akibat semalam padahal dia sendiri banyaknya tidur.

Yang mengajar bukan Gus Agam melainkan ustadzah Nisa yang menggantikan jadwal Gus Andri yang ada acara.

Huamm!

Arabella menutup mulutnya yang menguap, semakin merajalela sekali rasa ngantuknya sehingga tangan di tumpukkan menjadi bantal.

Sindy yang di sebelahnya hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan melihat Arabella tertidur.

Ustadzah Nisa melihat Arabella tertidur lantas mendekat ke arah Sindy.

"Jangan di bangunkan biarkan dia tidur!" titah Ustadzah Nisa dan Sindy hanya bisa mengangguk.

Hingga pelajaran selesai Arabella masih tidur tidak terusik sama sekali.

"Saya akhiri sampai di sini, semoga bisa di mengerti pembelajaran yang saya berikan. Sekian terimakasih dan untuk Arabella jangan di bangunkan! Jika ada yang membangunkannya kalian juga kena hukuman, Assalmau'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." tutur Ustadzah Nisa berlalu pergi keluar kelas.

Sindy sudah keluar kelas berbeda dengan Rea yang memandangi Arabella yang tertidur.

"Maaf Ra, aku gak bisa bangunin kamu." tak enak Rea mengelus Arabella.

Entah kenapa banyak yang Rea rasakan tentang Arabella sesama teman begitu mengerti sekali.

>><<

Beberapa hari kemudian di sore hari Gus Agam mencari-cari Arabella ke asrama, ke belakang pondok sampai keluar pondok mencarinya.

"Assalamu'alaikum Gus, Ara di kelas tertidur pasti Gus mencarinya," ujar Rea saat berpas-pasan dengan Gus Agam.

"Wa'alaikumsalam, kenapa tidak di bangunkan?" bingung Gus Agam.

"Di suruh Ustadzah Nisa," Gus Agam mengangguk paham.

"Terimakasih, saya pamit. Assalamua'alaikum!" Gus Agam berlalu pergi untuk ke kelas menyusul Arabella.

>><<

Sesampai di kelas Gus Agam terkekeh melihat Arabella tertidur, di hampiri reflek Gus Agam mengelus pucuk kepala Arabella. Entah dorongan dari mana yang membuat begitu lembut terhadap santriwati nakalnya plus istrinya.

"Arab bangun ini udah sore,"

Arabella terusik dengan elusan Gus Agam mungkin sudah nyenyak sekali tidurnya hingga membuka matanya perlahan.

"Enak hmm?" tanya Gus Agam berada di depan Arabella dengan tangan yang di tumpuk membuat kesannya lucu.

Arabella memgangguk lemas. "Yang lain pada kemana?" heran Arabella melihat kelas kosong.

"Pulang,"

"Sekarang Arab mandi, salat dan makan!" lanjut Gus Agam.

"Kalau makan udah tadi," Gus Agam menaikan alisnya bertanya.

"Bubur Bik yani."

"Di ganti makannya jadi di hukum!"tutur Gus Agam dan Arabella mengangguk.

>><<

Hukuman pun di jalankan Arabella karena baginya hukuman adalah hal kecil yang membuatnya bahagia.

"Dua puteran lagi," beritahu Gus Agam.

"Hmm," balas dehem Arabella.

Tiba-tiba ada yang menghampiri Gus Agam. "Gus, handphone saya tertinggal di kelas, tapi pas saya ngambil udah gak ada," tutur Ustadzah Nisa.

"Salamnya ustadzah!" ucap Gus Agam dengan dingin.

"Assalamu'alaikum Gus!" Gus Agam menjawabnya dalam lirihan.

"Mungkin Ustadzah lupa naro,"

"Enggak mungkin, Gus, terakhir saya megang handphone saat di kelas,"

"Coba ingat-ingat lagi!"

Arabella yang melihat dari kejauhan Ustadzah Nisa begitu dekat dengan Gus Agam membuatnya sedikit cemburu karena biasanya tak sedekat itu antara keduanya.

Apakah rasa cinta sudah tumbuh?

"Arab kembali ke asrama, hukumannya selesai!" ucap Gus Agam dan Arabella berlalu pergi meninggalkan Gus Agam dan Ustadzah Nisa.

Langkah yang biasanya selalu semangat namun kali ini merasa bahwa jalannya tak menapaki tanah. Pikirannya bergelut dengan ucapan kedua orangtuanya yang membuat ia merasa hidup di dunia tak ada gunanya.

Anda harus sadar diri bahwa kami menyayangi anda hanya sebatas rasa sungkan karena dengan kehadiran anda hidup ini kacau, anda dengan Nando berbeda. Nando selalu berusaha untuk menjadi lebih baik, sedangkan anda? Bersikap buruk layaknya anak kecil, saya tak peduli anda mau mati atau hidup. Biaya pun saya sudah berhentikan untuk tidak bertanggung jawab atas diri anda.

Arabella mengingatnya kembali ucapan itu saat bertelepon dengan Mamahnya karena di perbolehkan untuk memengang handphone namun handphone Gus Agam itu pun.

Jika di pikir kembali tentang membiayai dirinya adalah saat daftar saja seterusnya Arabella berusaha mencari uang untuk dirinya dengan hasil jualan tapi yang di jual hak milik pesantren tanpa sepengetahuan Abah Kyai.

"Kak!"

"Astagfirullah," kaget Arabella menoleh kebelakang ternyata sang adik dengan menampilkan deretan gigi putihnya.

"Maafin Mamah sama Ayah, Kak."

"Kakak gak perlu maafin Mamah sama Ayah orang Kakak juga yang banyak salah jadi sebaliknya Kakak yang harus minta maaf,"

"Eh, Kak. Aku lupa tadi Kakak di panggil Gus Agam,"

Arabella menaikan alisnya seolah bingung dan di balas dengan Tyas yang menaikan bahunya tidak tahu.

'Mau ngapain lagi sih, marah lagi? Okey, kalau mau marah lagi, Ara kan suka di marahi,'

14 Januari 2024
Revisi: 19 Oktober 2024

JODOHKU GUS GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang