Kau tahu betapa manisnya wajahmu? Yaitu, ketika mentari menyoroti senyummu
Kuingat waktu itu kita duduk bersama di dekat persimpangan kereta
Sembari menikmati es coklat kemudian berdoa kepada TuhanKita menatap burung baja dan burung bernyawa
Aku tertawa ketika kau membandingkan air surgawi Indonesia dengan Amerika
Aku memintamu memejamkan mata
Memegang tanganmu dan memberikan puisi cinta milik ShakespeareKau tertawa bahagia kemudian meneteskan setangkai kesedihan
Menjelang magrib, kita berpisah di tempat ibadah
Namun, aku percaya aku akan menjadi imammu
Dan mengingat seribu kenangan di persimpangan kereta tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi | Dalam Cinta yang Indah Namun Juga Mematikan
PoesiaKumpulan puisi | Dalam Cinta yang Inda Namun Juga Mematikan ini merupakan karya Mohamad Ferdiansyah yang merupakan seorang penulis muda. Ia sering menuliskan puisi-puisi bertema cinta dan pernah menjadi salah satu pujangga pertama yang ikut ajang pe...