</BAB 3>

104 64 24
                                    

Happy reading

hargai penulis dengan memberikan vote dan komen di setiap paragraf cerita

----

"Gue tau lo suka sama tuh roti, tapi lo ga sampai kelainan kan?"

Naretta masih saja terdiam menatap bungkus roti itu sambil tersenyum-senyum sendiri. Sudah terhitung 1 jam sejak Reva datang ke rumahnya sambil membawakan satu bungkus roti titipan gadis itu, tapi yang ia lihat sungguh membuatnya tercengang.

Ia kira Naretta sedang kelaparan sampai menitip satu bungkus roti kepadanya, ternyata gadis itu malah terlihat gila dengan memperhatikan bungkus roti itu secara intens. Apakah temannya terlalu banyak memakan roti sehingga roti-roti itu hinggap di jantung nya dan memberikan sensasi berdebar bagi Naretta?

Perasaan Reva juga suka dengan matcha tapi tidak sampai seperti itu

Naretta masih mengamati bungkusan roti itu sambil tersenyum hingga kemudian ia mengangkat roti itu ke atas langit malam yang kini terasa indah.

"Nat, malam jum'at Nat" peringat Reva merinding

"Ya terus kenapa?"

"Ngeri kan kalau misalnya setan-setan nempel di tubuh lo?" Reva bergidik ngeri dengan perubahan drastis temannya semenjak masuk kuliah. Apa jangan-jangan ketempelan penghuni kampus?

"Seramnyaaa" kekeh gadis itu mencoba bercanda

"Plis Nat lo ini kenapa sihhh? Kemana hilangnya jati diri seorang Naretta yang kalem pendiem itu?"

Naretta terdiam sejenak kemudian menurunkan kembali bungkusan roti itu. Nah kan, Reva jadi curiga temannya ini punya kepribadian ganda. Sifatnya cenderung gampang berubah-ubah. Tadi saja senyum-senyum sendiri, eh sekarang malah murung lagi sambil liat bungkusan roti di tangannya.

Reva tiba-tiba merinding yang di depannya bukan Naretta. Mana mitos malam jum'at itu masih dipercayai olehnya.

"Gue keinget dia kalau liat roti ini" ucap Naretta tiba-tiba

"Kenapa? Wajahnya mulus putih kayak roti atau kek bunglon bisa berubah-ubah rasa selai nya?" balas Reva

Naretta jelas tergelak "Parah lo!" ucapnya sambil menepuk bahu gadis itu pelan

Reva memicingkan matanya "Aaa jangan-jangan orang ini spesial ya di mata lo?"

"Emang" jawab Nareta sambil terkekeh

"Lo yang parah! Manusia macam nya disamain kayak roti"

"Kan gue bilang perumpamaannya sayang"

"Ya lo ga jelas beb makan roti bisa bikin lo inget seseorang. Di roti tuh ada racun peletnya kah?"

"Ada"

"Apasih ini kenapa sihh? Cerita sini ntar sama gue rukiyah"

"Gue suka sama satu cowok"

"YA TUHAN ALHAMDULILLAH MAKHLUK ABSTRAK KALEM YANG SATU INI AKHIRNYA SUKA SAMA COWOK!" Reva berteriak histeris

Naretta langsung membekap mulutnya dan mendelik sebal "Malam jum'at Va, malam jum'at!" peringatnya

"Kita kan calon calon penghuni malam jum'at bukan malam minggu" kekeh Reva melepaskan bekapan temannya

"Idih jomblo" ledek Naretta

"Situ ga ngaca nyet?" sinis Reva

"Oh tidak, kebetulan di rumah gue gaada kaca"

"Gue beliin kaca segaban mampus lo"

LOVE PROGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang