Di ruang tengah yang hangat isakan Heana terdengar begitu menyesakkan teredam di pelukan Joy. Prince, William dan Robert memandang Heana dengan iba. Sebelumnya, Prince sudah mengetahui semua latar belakang Heana dari Joy.
"A-aku tidak tahan lagi dengan sikap-sikap seperti itu," isaknya. Heana sempat menanamkan pemikiran permasalahan itu akan muncul berjalan dan redup tapi proses berjalanannya masalah itu adalah hal yang berat.
Molly ikut menitikkan air matanya, mengusap kepala Heana dengan sayang, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Keadaan rumah sedang sepi, hanya ada Moly dan Hermione yang tengah hamil besar, maka Lea yang menggantikan tugas untuk membuat minuman.
Setelah Heana mulai tenang, mereka duduk bersama dan memulai pembicaraan.
"Heana tidak bisa terus memikirkan pendapat orang-orang tentangnya, apa yang harus kita lakukan?" tanya William.
"Heana juga tidak bisa jika hanya di rumah saja," sahut Lea.
"Benar, aku juga harus mencari pekerjaan, aku tidak bisa bergantung terus menerus dengan kalian semua, semakin lama tabunganku akan semakin habis, " kata Heana.
"Maaf apa aku bisa memberi saran dan bantuan?" timpal Prince.
"Bagaimana, Nak?" ujar Molly.
"Bagaimana jika Heana bekerja membantuku, aku dengar ia pandai dalam ramuan, tugasku sebagai peneliti aku pikir ia akan banyak membantuku, pekerjaanku tertutup, ia bisa menghindar beberapa waktu," sahut Prince.
Tawaran Prince membuat Heana terkejut, begitu juga dengan Molly, ia tidak bisa mempercayai orang yang baru ia kenal.
"Aku rasa aku masih bisa membiayainya," kata Molly ramah.
"Bibi," lirih Heana. Ia begitu terharu dan merasa bersyukur karena keluarga Weasley sangat baik padanya.
Prince paham apa yang dipikiran wanita itu. "Aku bersumpah tidak memiliki niat jahat kepada putrimu .... ini, lacak aku menggunakan ini." Pemuda itu memberikan kalung dengan bandul antik berwarna hijau zamrud sama persis seperti yang menggantung di lehernya.
"Kau bisa saja melepaskan kalung itu dan membuat lokasi tidak valid," sahut Molly.
Prince tersenyum ramah ia lantas mengulurkan tangannya kepada Molly dan berkata dengan lugas, "Unbreakable Vow."
Sukses membuat seisi the burrow melongo.***
Harry yang mendengar kabar Heana akan pergi bersama Prince tiba di the burrow bersama Ginny dengan aksi protes berat. "Tidak, tidak, aku bisa menanggungmu Heana kau bisa bekerja nanti setelah anakmu lahir," ujarnya.
"Harry, kau punya keluargamu sendiri, aku tidak ingin merecoki kalian," lirih Heana.
"Kami belum mempunyai keluarga, Heana," sahut Fred, untuk kali ini ia begitu serius.
"Jika kau bosan bisa membantu kami di toko, aku tidak mengizinkan kau pergi bersama pria asing," timpal George tegas.
"Ibu tidak seharusnya mengizinkan," ucap Ron.
"Ia sudah menjabat tanganku dan melaksanakan unbreakable vow," kata Molly.
"Benarkah? atas dasar apa ia berani melakukan itu demi Heana, apa kita harus mencurigainya?" tanya Ginny.
"Prince adalah temanku, ia sering membeli hewan berbisa buruan kami untuk diteliti, ia sudah lama menyukai Heana dan hanya aku dan William yang tahu itu, kami percaya padanya," sahut Joy menengahi perdebatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Heana| D.M|
FanfictionManusia memang tidak tahu diuntung, dihormati malah menjatuhkan. Siapa sangka, gadis lugu nan aneh itu kini menjadi orang yang paling kejam. Tampilan anehnya kini benar-benar berubah 180° membuat siapapun pangling melihatnya. "Aku yang dulu telah m...